Menilik Sejarah Indonesia di Museum Nasional
Food & Travel 04 Agustus 2020
Foto: brisik.id
Jika sedang berada di DKI Jakarta dan ingin berwisata sekaligus memperoleh pengetahuan dan melihat langsung barang-barang bersejarah dari era prasejarah sampai era kerajaan-kerajaan di Nusantara, maka Museum Nasional atau biasa disebut Museum Gajah adalah tempat yang tepat.
Museum ini terletak di Jl. Medan Merdeka Barat No. 12 Jakarta Pusat. Untuk sampai ke museum ini, bisa naik TransJakarta sampai Halte Monas lalu menyeberang sebentar saja ke museum ini. Jika berangkat dari Stasiun Gambir, bisa berjalan kaki sekitar 25 menit untuk sampai ke museum ini.
Melewati pagar Museum Nasional, selain patung gajah dari Raja Chulalongkorn, Teman Brisik juga akan melihat sebuah patung berbentuk pusaran karya I Nyoman Nuarta. Meskipun mirip black hole, ternyata patung itu memiliki makna yang cukup dalam, yakni "Ku Yakin Sampai Di Sana" yang menggambarkan arus perjuangan dahsyat melalui semangat dan kerja keras hingga sampai ke tujuan akhir yang lebih baik. Patung ini mencerminkan pancaran inspirasi bagi ketahanan budaya yang terus menggelora sepanjang masa.
Pintu masuk menuju museum terletak di sebelah kiri patung ini alias di belakang patung gajah. Untuk masuk ke museum, hanya perlu membayar Rp5.000 per orang untuk dewasa, dan Rp2.000 untuk anak-anak. Untuk rombongan minimal 20 orang, harga tiketnya Rp3.000 per orang dewasa dan Rp1.000 per anak. Teman Brisik tidak diperkenankan untuk membawa masuk ransel, jadi harus menitipkannya di dalam loker yang telah disediakan.
Gedung Lama
Museum ini terdiri dari dua bagian, yaitu gedung lama yang berisi banyak arca yang menggambarkan para Dewa-Dewi menurut kepercayaan Hindu dan Buddha dan prasasti di era kerajaan dan gedung baru bertingkat 4 yang berisi berbagai peninggalan dan pengetahuan tentang kehidupan manusia prasejarah maupun di era kerajaan.
Pameran koleksi di gedung lama ini mengambil outdoor (Taman Arkeologi) dan indoor area yang terbuka sebagai tempatnya. Saat melangkahkan kaki ke indoor area, akan disambut arca Dewa Ganesha. Setelah itu, Teman Brisik juga bisa melihat berbagai arca lainnya. Terdapat pula beberapa prasasti, salah satunya adalah Prasasti Hantang yang memperingati anugerah Raja Jayabhaya berupa hak-hak istimewa kepada Desa Hantang dan 12 desa lainnya.
Di Taman Arkeologi (outdoor area), Teman Brisik akan menemukan beberapa artefak candi, arca, dan relief yang dikumpulkan dari Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Bali, seperti Arca Dewa-Dewi, Arca Harihara yang merupakan persatuan Dewa Wisnu (Hari) Dewa Siwa (Hara), relief saluran air di pemandian suci, dan masih banyak lagi.
Gedung Baru
Sebelum memasuki gedung baru, Teman Brisik akan melihat peta-peta besar bahasa daerah, suku bangsa, dan penduduk di Indonesia dikelilingi foto para pahlawan. Di dalam gedung baru berupa ruangan besar di mana Teman Brisik akan melihat patung yang menerangkan Upacara Lompat Batu di Nias di sebelah kanan dan satu set gamelan di seberang.
Di sebelah kiri ruangan, Teman Brisik akan melihat ruang koleksi manusia purba. Ada beberapa fosil seperti cetakan otak homo erectus progresif, fosil gading stegodon, dan manusia Flores, juga ada tampilan manusia purba yang sedang beraktivitas. Di seberangnya ada temuan kerangka manusia yang berasal dari ras Australomelanesoid ras Mongoloid.
Di lantai 2 ada aneka koleksi terkait perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi umat manusia, termasuk aneka senjata tradisional, perkembangan aksara India di Asia Tenggara, replika Prasasti Ciaruteun, Prasasti Suracala, tempayan, tas dari bambu, alat dan perlengkapan maritim.
Selain itu Teman Brisik juga akan menemukan teropong bintang, nekara, alat tenun, timbangan besar, beberapa kendaraan seperti Benz Patent Motorwagen yang merupakan mobil bertenaga bensin pertama di dunia, miniatur perahu pinisi, sepeda zaman dahulu yang beroda sangat besar, dan masih banyak lagi.
Di lantai 3 ada aneka koleksi terkait organisasi sosial dan pola pemukiman, seperti berbagai model rumah adat, alat upacara dan alat tradisional seperti pancuran air perunggu, pekinangan, talam emas (penyangga) dan masih banyak lagi.
Lalu untuk mencapai lantai 4 di mana ada koleksi keramik dan emas, Teman Brisik harus naik lift, karena tak ada eskalator untuk ke lantai 4. Ada beberapa guci yang terbuat dari keramik dan setidaknya 35 kilogram emas di ruangan ini, termasuk perhiasan, perlengkapan upacara, dan mata uang. Demi keamanan, pengunjung tidak diizinkan untuk mengambil gambar maupun merekam di sini.
Kulineran & Penginapan
Sepulang dari museum dan ingin wisata kulineran, Teman Brisik bisa berjalan kaki sekitar 10 menit menuju Warung Tongseng Tanah Abang 3 yang terletak di Jl. Tanah Abang 3 dan memesan beragam menu khas Indonesia seperti nasi goreng kambing, gulai kambing, tongseng kambing, ayam geprek, dll dengan kisaran harga Rp25.000-60.000.
Sebenarnya tak jauh dari museum ada Pasar Lenggang di bagian selatan kawasan Monas. Di sini tersedia beragam kuliner dan suvenir. Namun sayangnya saat ini Kawasan Monas masih tutup karena pandemi.
Jika Teman Brisik butuh penginapan, ada beberapa alternatif yang bisa dipilih:
- Berjalan kaki sekitar 15 menit menuju Mercure Jakarta Sabang di Jl. H. Agus Salim No. 11 yang merupakan hotel bintang 4 dengan tarif menginap mulai dari Rp600.000 per malam.
- Berjalan kaki sekitar 25 menit menuju Rail Transit Suite Hotel di Stasiun Gambir yang merupakan hotel bintang 1 yang menyediakan kapsul maupun kamar biasa dengan tarif menginap mulai dari Rp175.000 per malamnya.
- Naik taksi sekitar 5 menit atau berjalan kaki sekitar 30 menit menuju Merlynn Park Hotel yang merupakan hotel bintang 5 yang terletak di Jl. KH. Hasyim Ashari No. 29-31 dengan tarif menginap per malam mulai dari Rp700.000.
- Naik taksi sekitar 15 menit atau TransJakarta dari Halte Monas dan turun di Halte Tosari ICBC sekitar 10 menit kemudian berjalan kaki sekitar 3 menit menuju Holiday Inn Express Jakarta Thamrin yang merupakan hotel bintang 3 yang terletak di Jl. Tanjung Karang No. 1 dengan tarif per malam mulai dari Rp500.000.
Jika ingin membeli oleh-oleh khas Jakarta seperti miniatur ondel-ondel, kue satoe, dodol betawi, dll, bisa menuju Thamrin City yang berjarak sekitar 10 menit dari museum.
Di masa pandemi, museum hanya beroperasi Selasa-Jumat pukul 09.00-15.00. Belum ada kepastian kapan beroperasi normal kembali. Agar bisa terus mengetahui informasi terbaru tentang museum ini, silakan follow Instagram @museum_nasional_indonesia.
Tags : sejarah jakarta nasional museum
Artikel ini ditulis oleh :