Warna-warni Bangunan Kolonial dI Jalan Panggung Surabaya

Food & Travel 09 Desember 2020

cagar budaya kota tua sejarah surabaya jalan panggung

Foto: Brisik.id/Zahir


Surabaya adalah destinasi terbaik bagi yang menyukai wisata sejarah. Kota yang memiliki julukan sebagai Kota Pahlawan ini memiliki banyak sekali spot atau wilayah yang dikategorikan sebagai kawasan kota tua.

Kali ini, Teman Brisik akan diajak menjelajahi salah satu sudut ibukota Provinsi Jawa timur ini. Nama wilayah tersebut adalah Jalan Panggung.

Sejarah Singkat
Jalan Panggung merupakan sebuah jalan kecil yang lokasinya sangat dekat antara kawasan wisata Sunan Ampel dan Jembatan Merah. Wilayah ini dulunya disebut sebagai kampung melayu yang diyakini sudah ada sejak sebelum bangsa Belanda datang di Surabaya.

Ketika Belanda datang dan menguasai Nusantara, mereka menerapkan pembagian wilayah pemukiman penduduk berdasarkan etnis yang terbagi atas etnis Tionghoa, Arab atau Timur Tengah, Eropa dan Melayu. Etnis Melayu sendiri mendiami wilayah yang kini menjadi Jalan Panggung. Sebenarnya tidak hanya etnis melayu yang mendiami wilayah ini, namun juga orang-orang India, Asia Tenggara, Arab bahkan kaum pribumi.

Lambat laun wilayah ini tumbuh menjadi salah satu kawasan perekonomian di kota Surabaya dengan dibangunnya Pasar Pabean, sebagai salah satu pasar tertua di Surabaya.

Foto: Brisik.id/Zahir

Kini kawasan Jalan Panggung masih menjadi salah satu pusat perekonomian, khususnya di wilayah Surabaya bagian utara. Keberadaan Pasar Pabean di jalan ini masih menjadi penggerak roda perekonomian masyarakat sekitar, ditambah dengan keberadaan pertokoan yang berjajar rapi. Bangunan toko mempertahankan bentuk lama era kolonial yang cukup memukau mata. Berbeda dengan bangunan tua peninggalan kolonial yang umumnya sudah kusam lantaran termakan usia, namun tidak dengan sejumlah bangunan di Jalan Panggung. Di sini penggunaan warna pada dinding bangunan cukup mencolok seperti pelangi.

Selain sebagai wilayah perekonomian tradisional kawasan Surabaya, khususnya daerah Ampel, juga menjadi salah satu destinasi jelajah kota tua di Surabaya. Bangunannya nampak terawat rapi. Pasalnya pemerintah kota bersama dinas terkait melakukan beberapa perbaikan fasilitas seperti penambahan trotoar dan lampu jalan yang semakin menambah eksotis pemandangan di Jalan Panggung.

Foto: Brisik.id/Zahir



Tidak heran, banyak sekali wisatawan khususnya para pecinta sejarah menyempatkan diri mampir untuk mengabadikan momen dengan kamera. Umumnya para wisatawan datang di siang atau sore hari menjelang petang. Menurut sebagian masyarakat, nuansa kolonial dari Jalan Panggung semakin terpancar menjelang sore. Sedangkan di pagi hari jalanan ini sangat ramai oleh para pedagang ikan yang melakukan kegiatan jual beli di Pasar Pabean.

Lokasi
Untuk mencapainya tidak perlu bersusah payah. Ada dua rute yang umumnya diambil untuk menuju Jalan Panggung. Yang pertama melalui Jalan Rajawali, cukup lurus saja menuju ke Jalan Kembang Jepun yang sebelumnya melewati Jembatan Merah. Sebelum sampai ke gerbang naga di Jalan Kembang Jepun, belok ke arah kiri. Di sanalah letak Jalan panggung.

Rute kedua yakni melalui Jalan KH. Mas Mansyur lurus saja kurang lebih 1 km hingga menemui perempatan Jalan Sasak di sebelah kiri dan Jalan Panggung di sebelah kanan. Selanjutnya cukup berbelok ke arah kanan untuk mencapai lokasi.

Foto: Brisik.id/Zahir

Di sekitar Jalan KH. Mas Mansyur terdapat beragam warung dan rumah makan yang menjual aneka makanan mulai makanan lokal seperti nasi campur, pecel hingga makanan ala timur tengah seperti Gule Maryam, Nasi kebuli dan kambing guling.

Sedangkan untuk tempat penginapan, terdapat beberapa hotel yang cukup direkomendasikan. Salah satunya adalah Hotel Indah yang berada di Jalan KH Mas Mansyur No.97, Kel. Nyamplungan, Kec. Pabean Cantian. Tarif per malam di hotel ini mulai dari Rp151.000. Untuk menggunakan jasa hotel ini dapat menghubungi nomor (031) 3552468.

Artikel ini ditulis oleh Zahir

cagar budaya kota tua sejarah surabaya jalan panggung

Berita Terkait

Berita Video