Makam Kuno Bupati Surabaya Yang Jarang Diketahui

Food & Travel 13 Oktober 2020

Pesarean Bibis Surabaya Cagar budaya

Foto: Instagram.com/anas_assyathiri


Beragam peninggalan bersejarah banyak terdapat di kota yang memiliki julukan sebagai kota pahlawan ini. Peninggalan-peninggalan tersebut ada yang disimpan di dalam museum dan ada pula yang tersebar di penjuru-penjuru sudut Kota Surabaya.

Salah satu pemakaman kuno yang jarang diketahui masyarakat umum, bahkan beberapa warga Surabaya sendiri jarang mengetahui makam ini terdapat di daerah Bongkaran yang masih masuk Kecamatan Pabean Cantian. Pemakaman ini disebut Pesarean Bibis.

Pemakaman ini menjadi penting dan masuk sebagai salah satu cagar budaya karena di sini dimakamkan orang-orang penting di kota Surabaya. Salah satunya adalah Bupati Surabaya yang memerintah pada zaman kolonial yakni Raden Tumenggung Kromodjoyodirono atau yang memiliki nama lain Raden Gloendoeng.

Beliau diangkat menjadi Bupati di Surabaya berdasarkan kebijakan yang dibuat oleh pemerintah kolonial. Raden Gloendoeng secara resmi menduduki jabatan bupati tahun 1819 – 1825.


Sumber: Instagram.com/anas_assyathiri

Sejarah Singkat
Menurut sejarahnya, pemakaman ini sudah ada sejak zaman kolonial akan tetapi tidak diketahui pasti sejak kapan makam ini berdiri.

Selain malam Raden Gloendoeng di Pesarean Bibis juga terdapat makam-makam lain, salah satunya adalah seorang patih yang bernama Darmojudo V. Beliau tidak lain adalah ayahanda dari Raden Gloendoeng.

Lalu ada juga beberapa makam-makam pendakwah dan ustaz yang dimakamkan di pesarean ini, makam-makam tersebut disebut oleh penduduk sekitar sebagai ″Makam Wong Alim″.

Lokasi Pesarean Bibis terbilang cukup susah diketahui karena berada di dekat pemukiman penduduk. Akan tetapi masih dapat dicapai dengan mudah. Alamat lengkapnya berada di Jalan Bibis Pesarean, Pabean Cantikan, Bongkaran, Kec. Pabean Cantian, Kota Surabaya.



Pesarean ini sendiri berada di dalam area Masjid Nurul Ikhsan yang berada di jalan yang sama. Apabila Teman Brisik ingin menuju ke lokasi Pesarean ini cukup mencari lokasi dari Stasiun Surabaya atau yang lebih dikenal oleh warga Surabaya sebagai Stasiun Semut. Lokasi masjid berada tepat di seberang Stasiun Semut tersebut dan juga masih berdekatan dengan Monumen Tugu Pahlawan.


Sumber: instagram.com/anas_assyathiri

Sumur Tua yang Tidak Pernah Kering
Selain makam kuno, di sini juga terdapat sebuah sumur tua yang diyakini airnya tidak pernah kering, bahkan ketika memasuki musim kemarau panjang sekalipun. Menurut penuturan sebagian warga, sumur tersebut usianya sudah ratusan tahun, bahkan sudah ada ketika kompleks pesarean ini masih belum berdiri. Meski ada versi lain yang mengatakan sumur ini digali ketika area makam ini mulai terbentuk.

Selain menjadi sumber air untuk keperluan warga sehari-hari, air dari sumur juga digunakan untuk bersuci sebelum masuk ke dalam masjid.


Sumber: Instagram/anas_assyathiri

Untuk berkunjung ke area pesarean ini, Teman Brisik dapat datang mulai pukul 09.00 WIB hingga sore hari. Teman Brisik wajib mematuhi beberapa aturan, seperti tidak boleh berbicara kotor, menjaga kebersihan makam, dan tidak boleh melakukan hal-hal yang berpantangan dengan norma-norma sosial maupun agama. Hal ini dilakukan karena warga masih memegang teguh kepercayaan bahwa area makam ini merupakan tempat sakral dan suci.

Usai ziarah, Teman Brisik yang ingin mencari lokasi santap makan, dekat area makam terdapat beberapa warung makan yang menjual beragam makanan. Mulai dari sate Madura, nasi campur, bakso, nasi rawon dan beragam makanan lainnya. Harganya terbilang cukup murah yakni mulai dari Rp10.000 - 25.000 per porsinya.

Selain itu, bagi Teman Brisik yang membutuhkan fasilitas menginap, terdapat beberapa hotel yang dapat menjadi pilihan. Salah satunya adalah New Grand Park Hotel yang berada di Jalan Samudra No.3-5, Bongkaran, Kec. Pabean Cantian. Tarif menginap mulai dari Rp194.000 per malam. Apabila Teman Brisik ingin menggunakan jasa dari hotel ini Teman Brisik dapat menghubungi nomor (031) 3531515.
Artikel ini ditulis oleh Zahir

Pesarean Bibis Surabaya Cagar budaya

Berita Terkait

Berita Video