Botok Tawon Banyuwangi, Punya Manfaat Kesehatan Hingga Datangkan Rejeki

Food & Travel 21 September 2020

tawon botok tradisional kuliner banyuwangi

Foto: Dian Cahyani


Cita rasanya sedap manis dan kuahnya segar. Inilah yang dirasakan ketika menyantap botok tawon atau pepes lebah. Hidangan ini cukup unik, langka dan hanya bisa dijumpai di Banyuwangi, Jawa Timur.

Bahan utama sajian ini adalah sarang lebah dan anak lebah yang masih menempel pada sarangnya berwarna putih kecil. Sedangkan, bumbu wajibnya berupa cabai, tomat, sedikit gula merah dan irisan belimbing sayur. Semua bumbunya dirajang, tidak dihaluskan.

Seperti pepes pada umumnya, botok tawon dimasak dengan cara dikukus, dipincuk dengan daun pisang. Usai di kukus, botok tawon akan mengeluarkan kuah dengan sendirinya. Rasa kuahnya menyerupai kuah sayur bening. Inilah yang membuat botok tawon berbeda dengan batok pada umumnya, yakni cita rasa segar menyerupai sayur bening. Cocok disantap sebagai lauk ataupun tanpa nasi.  

Foto: brisik.id/Dian Cahyani

Bahan utama dari sajian ini tidaklah selalu tersedia di pasar. Sebabnya, tidak setiap hari sarang lebah dan anak lebah dapat diambil dan dijual. Hal inilah yang kemudian membuat botok tawon agak langka untuk didapat, tidak semua warung menjualnya saban hari.

Di Banyuwangi, hanya tempat-tempat tertentu saja yang 'ajeg' menyediakan batok tawon. Salah satu yang konsisten menjual hidangan ini adalah rumah makan di depan Bulog Rogojampi, Banyuwangi.

Depot ini dikelola oleh Mega (40). Setiap hari, Membutuhkan 10-15 Kg sarang dan anak lebah yang akan dimasak menjadi botok tawon. Mega membeli bahan utama botok tawon ini dari beberapa orang yang berbeda. Tujuannya, agar setiap hari depot milik Mega tidak kekosongan menu botok tawon. Satu bungkus botok tawon dijual dengan harga Rp10.000.

Foto: brisik.id/Dian Cahyani

Biasanya para penjual mendapatkan sarang lebah dari para petani lebah, sebagian ada yang mencari di hutan. Pada musim kemarau, sarang dan anak lebah lebih mudah didapat. Sebagian pedagang menyebutnya, musim tawon. Umumnya pedagang akan mematok harga kisaran Rp25.000 per kilo.

Botok tawon dipercaya dapat meningkatkan stamina dan meningkatkan kekebalan tubuh, memiliki kandungan vitamin C, dan dipercaya sebagai salah satu obat pengapuran pada pembuluh darah akibat kolesterol terlalu tinggi.



Tak heran, jika mayoritas pemburu batok tawon terdiri dari berbagai kalangan, mulai dari pekerja lapangan laki-laki, hingga para pembeli dari luar daerah sebagai alat pengobatan. Mereka memilih menu botok tawon sebagai lauk makan.

Selain memiliki khasiat pada sistem kesehatan, botok tawon dapat dinobatkan sebagai salah satu hidangan sakral masyarakat Banyuwangi. Hidangan ini wajib ada di beberapa ritual adat Banyuwangi, khususnya masyarakat Osing. Misalnya, selametan untuk mebangun rumah, memulai usaha, hingga selamatan pernikahan.


Foto: Tri Vevandi/Travelingyuk

Masyarakat Banyuwangi percaya bahwa batok tawon merupakan sebuah simbol yang bermakna mendatangkan keberkahan dan kemudahan. Masyarakat setempat menyamakan dengan fungsi sarang lebah yang selalu dihinggapi lebah hingga menghasilkan madu.

Menu ini disajikan pada selamatan pembangunan rumah dengan tujuan agar rumah yang akan dibangun kelak dapat mendatangkan ketentraman dan bersilaturahmi. Makna ini tak jauh berbeda ketika botok tawon dihidangkan untuk selamatan pembukaan toko atau usaha. Tujuannya, untuk menarik pelanggan berbelanja di toko tersebut. Begitulah kepercayaan mayoritas masyarakat Banyuwangi tentang batok tawon.

Jika berkunjung ke Banyuwangi, Teman Brisik harus menyempatkan untuk mencicipi menu botok tawon. Apalagi jika melewati jalan raya Desa Lemahbang Kulo, Rogojampi, wajib mencicipi batok tawon milik Mega.

Artikel ini ditulis oleh Dian Cahyani

tawon botok tradisional kuliner banyuwangi

Berita Terkait

Berita Video