Foto: sidoarjonews.id/Satria
Batik telah diakui sebagai warisan budaya dunia yang berasal dari Indonesia oleh UNESCO pada 2 Oktober 2009. Pengakuan ini didasarkan pada kriteria yang telah dipenuhi oleh batik, yaitu motif yang kaya akan simbol dan merepresentasikan makna filosofis dari kehidupan bermasyarakat.
Batik pertama kali hadir di Kampung Jetis pada tahun 1675. Pelopor seni batik ini merupakan seorang pendakwah agama islam bernama Mbah Mulyadi yang datang dari suatu kerajaan yang tidak diketahui namanya. Pada mulanya ia menyamar sebagai pedagang sehingga mempermudah untuk membaur dan akrab dengan masyarakat kampung. Karena hebat, akhirnya banyak masyarakat sekitar yang menjadi pengikutnya.
Saat aktif menyebarkan agama islam, ia membuka latihan membuat batik tulis kepada para jamaah. Latihan membatik ini mereka lakukan di Masjid Jami’ Al-Abror yang juga didirikan oleh Mbah Mulyadi pada akhir tahun 1675. Hasil batik tulis yang dihasilkan ini diminati oleh para pedagang dari Madura. Sehingga seringkali mereka mendapat pesanan untuk membuat batik dengan corak Madura. Itulah mengapa batik tulis dari Kampung Jetis ini terkenal sebagai penghasil batik tulis Madura. Adapun ciri khas dari corak Madura adalah banyak menggunakan motif bunga dengan warna terang mencolok.
Foto: irene/medium.com
Lokasi Kampung Batik Jetis berada di Jl. Pangeran Diponegoro, Lemahputro, Kec.Sidoarjo, Kabupaten Sidoarjo. Di pintu masuk kampung terdapat gapura besar bertuliskan Kampung Batik Jetis. Gapura ini terlihat sangat jelas berada di seberang pintu masuk Stasiun Sidoarjo.
Lokasinya yang sangat strategis dan mudah diakses membuat kampung ini menjadi destinasi wisata kesenian yang cukup sering dikunjungi oleh wisatawan. Saat memasuki kampung, pandangan mata akan langsung disuguhkan dengan banyaknya kain batik yang dipajang di depan rumah warga untuk dijual. Selain itu, di sepanjang jalan terlihat banyak lukisan batik yang menempel di tembok rumah warga. Lukisan ini menjadi daya tarik wisatawan untuk berfoto ria.
Pesona kampung batik mulai naik sejak berdirinya Paguyuban Batik Sidoarjo pada 16 April 2008. Selain itu, peresmian kampung ini sebagai destinasi wisata utama di Sidoarjo yang dilakukan pada tahun 2011 membuat namanya semakin tersohor.
Foto: sidoarjonews.id/Satria
Pemerintah Sidoarjo saat itu memiliki program untuk merevolusi kampung batik menjadi destinasi wisata utama yang diunggulkan. Hal ini disebabkan lantaran dari kampung ini batik Sidoarjo pertama kali berkembang dan menyebar ke berbagai daerah.
Motif batik yang dibuat dan dijual bermacam-macam. Di tahun 1980-an, motif yang ada antara lain motif Beras Utah, Kembang Tebu, Kembang Bayem, dan Sekardangan. Dari semua motif itu, motif Beras Utah dan Kembang Tebu paling diminati pelanggan. Motif ini merupakan representasi dari hasil bumi yang ada di Sidoarjo. Selain itu, makna filosofis yang tersirat di dalamnya adalah mengajarkan tentang rasa syukur terhadap semua karunia alam.
Lalu pada tahun 1990-an, motif batik yang diproduksi menjadi lebih bervariatif, seperti motif Fajar Menyingsing, Merak, Merico Bolong, Gedog, Tumpal, Kangkung, Mahkota Sekarjagad, Sandang Pangan, Burung Nuri Burung Cipret dan Rawan. Sedangkan di tahun 2000-an hingga sekarang, motif yang diproduksi lebih fokus untuk memodifikasi motif-motif lama agar lebih terkesan modern. Menariknya, para pengrajin juga menerima permintaan custom sesuai keinginan pelanggan.
Foto: ANTARA FOTO/Umarul Faruq
Harga kain batik di sini dipatok mulai dari Rp150.000 sampai dengan Rp2.500.000, tergantung pada kerumitan corak dan lamanya proses pembuatan. Keunikan lain dari kampung ini adalah para pengrajin membuka kesempatan bagi wisatawan yang ingin belajar membatik secara langsung. Namun, pelatihan membatik tidak selalu ada setiap waktu dan hanya jika ada pemberitahuan beberapa hari sebelumnya.
Kampung Batik Jetis beroperasi mulai dari pagi hingga sore hari. Beberapa kali kampung ini didatangi wisatawan dari Cina dan Eropa. Hal ini tentu menunjukkan bahwa kearifan lokal masyarakat Kampung Batik Jetis telah dikenal hingga ke luar negeri.
Karena lokasinya berada di pusat kota, ada banyak penginapan dekat dengan Kampung Batik Jetis. Salah satunya adalah RedDoorz near Suncity Mall Sidoarjo. Alamatnya di Gg. I, Mangersari, Magersari, Kec. Sidoarjo, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur atau sekitar 6 menit berkendara dari lokasi kampung batik.
Akomodasi ini menawarkan Wi-Fi gratis dan parkir pribadi gratis. Semua kamar memiliki TV layar datar, AC, dan kamar mandi pribadi.
Harga menginap per malam mulai dari Rp130.000. Informasi lebih lanjut hubungi jaringan hotel reddoorz.com
Batik pertama kali hadir di Kampung Jetis pada tahun 1675. Pelopor seni batik ini merupakan seorang pendakwah agama islam bernama Mbah Mulyadi yang datang dari suatu kerajaan yang tidak diketahui namanya. Pada mulanya ia menyamar sebagai pedagang sehingga mempermudah untuk membaur dan akrab dengan masyarakat kampung. Karena hebat, akhirnya banyak masyarakat sekitar yang menjadi pengikutnya.
Saat aktif menyebarkan agama islam, ia membuka latihan membuat batik tulis kepada para jamaah. Latihan membatik ini mereka lakukan di Masjid Jami’ Al-Abror yang juga didirikan oleh Mbah Mulyadi pada akhir tahun 1675. Hasil batik tulis yang dihasilkan ini diminati oleh para pedagang dari Madura. Sehingga seringkali mereka mendapat pesanan untuk membuat batik dengan corak Madura. Itulah mengapa batik tulis dari Kampung Jetis ini terkenal sebagai penghasil batik tulis Madura. Adapun ciri khas dari corak Madura adalah banyak menggunakan motif bunga dengan warna terang mencolok.
Foto: irene/medium.com
Lokasi Kampung Batik Jetis berada di Jl. Pangeran Diponegoro, Lemahputro, Kec.Sidoarjo, Kabupaten Sidoarjo. Di pintu masuk kampung terdapat gapura besar bertuliskan Kampung Batik Jetis. Gapura ini terlihat sangat jelas berada di seberang pintu masuk Stasiun Sidoarjo.
Lokasinya yang sangat strategis dan mudah diakses membuat kampung ini menjadi destinasi wisata kesenian yang cukup sering dikunjungi oleh wisatawan. Saat memasuki kampung, pandangan mata akan langsung disuguhkan dengan banyaknya kain batik yang dipajang di depan rumah warga untuk dijual. Selain itu, di sepanjang jalan terlihat banyak lukisan batik yang menempel di tembok rumah warga. Lukisan ini menjadi daya tarik wisatawan untuk berfoto ria.
Pesona kampung batik mulai naik sejak berdirinya Paguyuban Batik Sidoarjo pada 16 April 2008. Selain itu, peresmian kampung ini sebagai destinasi wisata utama di Sidoarjo yang dilakukan pada tahun 2011 membuat namanya semakin tersohor.
Foto: sidoarjonews.id/Satria
Pemerintah Sidoarjo saat itu memiliki program untuk merevolusi kampung batik menjadi destinasi wisata utama yang diunggulkan. Hal ini disebabkan lantaran dari kampung ini batik Sidoarjo pertama kali berkembang dan menyebar ke berbagai daerah.
Motif batik yang dibuat dan dijual bermacam-macam. Di tahun 1980-an, motif yang ada antara lain motif Beras Utah, Kembang Tebu, Kembang Bayem, dan Sekardangan. Dari semua motif itu, motif Beras Utah dan Kembang Tebu paling diminati pelanggan. Motif ini merupakan representasi dari hasil bumi yang ada di Sidoarjo. Selain itu, makna filosofis yang tersirat di dalamnya adalah mengajarkan tentang rasa syukur terhadap semua karunia alam.
Lalu pada tahun 1990-an, motif batik yang diproduksi menjadi lebih bervariatif, seperti motif Fajar Menyingsing, Merak, Merico Bolong, Gedog, Tumpal, Kangkung, Mahkota Sekarjagad, Sandang Pangan, Burung Nuri Burung Cipret dan Rawan. Sedangkan di tahun 2000-an hingga sekarang, motif yang diproduksi lebih fokus untuk memodifikasi motif-motif lama agar lebih terkesan modern. Menariknya, para pengrajin juga menerima permintaan custom sesuai keinginan pelanggan.
Foto: ANTARA FOTO/Umarul Faruq
Harga kain batik di sini dipatok mulai dari Rp150.000 sampai dengan Rp2.500.000, tergantung pada kerumitan corak dan lamanya proses pembuatan. Keunikan lain dari kampung ini adalah para pengrajin membuka kesempatan bagi wisatawan yang ingin belajar membatik secara langsung. Namun, pelatihan membatik tidak selalu ada setiap waktu dan hanya jika ada pemberitahuan beberapa hari sebelumnya.
Kampung Batik Jetis beroperasi mulai dari pagi hingga sore hari. Beberapa kali kampung ini didatangi wisatawan dari Cina dan Eropa. Hal ini tentu menunjukkan bahwa kearifan lokal masyarakat Kampung Batik Jetis telah dikenal hingga ke luar negeri.
Karena lokasinya berada di pusat kota, ada banyak penginapan dekat dengan Kampung Batik Jetis. Salah satunya adalah RedDoorz near Suncity Mall Sidoarjo. Alamatnya di Gg. I, Mangersari, Magersari, Kec. Sidoarjo, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur atau sekitar 6 menit berkendara dari lokasi kampung batik.
Akomodasi ini menawarkan Wi-Fi gratis dan parkir pribadi gratis. Semua kamar memiliki TV layar datar, AC, dan kamar mandi pribadi.
Harga menginap per malam mulai dari Rp130.000. Informasi lebih lanjut hubungi jaringan hotel reddoorz.com
Artikel ini ditulis oleh Achmad Fauzi