Foto: brisik.id
Seakan tak bisa ditampik lagi, kedai kopi kian menjamur di hampir seluruh perkotaan dan daerah di Indonesia. Tren ini pun seakan membuat kopi menjadi lebih bernilai dari hanya sekadar komoditi belaka.
Tentunya, setiap kedai menonjolkan identitasnya masing-masing, mulai dari cita rasa kopi hingga tema interior. Para penikmat kopi pun kian dimanjakan lagi dengan banyaknya pilihan teknik seduh sampai varian biji kopi.
Kabupaten Pringsewu, Lampung pun tak luput dari gelombang tren yang sama. Di salah satu sudut kabupaten yang khas dengan slogan Kota Bersenyum Manis ini, terdapat salah satu kedai kopi yang menarik.
Adalah Worka Coffee yang berada di sudut Jalan Pringadi, Pringsewu. Tak sulit untuk menemukan lokasinya yang memang masih dalam satu kawasan yang sama dengan Terminal Pringsewu, Lampung.
Terdapat banyak pilihan menu kopi maupun non kopi di kedai ini. Adapun menu kopi andalan mereka adalah Es Kopi Susu Tiram. Sebutan “Tiram” sendiri merupakan kepanjangan dari kata tiramisu. Artinya, dalam secangkir es kopi susu ini diberi campuran sirop tiramisu.
Adapun menu kopi lainnya, seperti crème brulee, americano, cappuccino, caffe latte, mochaccino. Selain itu ada pula menu kopi dengan teknik manual brew seperti V60, vietnam drip, dan japanese sweet lime.
Bagi yang tidak gemar kopi, ada juga pilihan menu non-kopi, seperti taro, green tea, lemon tea, mango shirota, dan fresh apple. Namun, dari semua itu, red velvet ice bisa dikatakan sebagai menu minuman non-kopi andalan di Worka Coffee.
Tidak perlu takut kantong kering, harga menu di kedai ini terjangkau mulai dari Rp15 ribu. Namun, dari banyaknya menu minuman, kedai ini hanya menyediakan mi instan dan french fries sebagai menu makanan yang masing-masingnya dibanderol seharga Rp8 ribu/porsi.
Tak hanya menikmati menu, pengunjung juga akan mendapatkan fasilitas koneksi Free Wifi yang memang disediakan. Ruangan yang didominasi warna hitam, putih, dan cokelat pun turut menemani pengunjung yang datang.
Worka Coffee memilih bertempat di salah satu deretan ruko dengan mengusung konsep interior bergaya klasik. Jika diperhatikan corak interiornya cenderung menguarkan kesan maskulin yang cukup kentara.
Bisa dideskripsikan bahwa di dalam ruangan kedai ini, terdapat banyak properti dan pajangan yang disesuaikan tema interiornya di awal. Adapun properti yang dipajang adalah motor vespa lawas yang digunakan sebagai rak buku, sepeda onthel, serta tv lawas bermaterial tripleks.
Sementara, kedai ini juga dihiasi oleh banyaknya kolase dengan cetakan foto lama alias monokrom dan sejumlah mural yang berkaitan dengan kopi. Terdapat pula tulisan-tulisan yang dicetak tegas, seperti tulisan “Overthinking Kill Your Happiness” yang termuat di salah satu bagian dindingnya.
Dengan interior yang diusung, pengunjung pun bisa memanfaatkannya sebagai spot berfoto. Properti yang menghiasi ruang di kedai ini akan mempertegas sisi instageniknya foto yang akan didapatkan.
Worka Coffee mencirikan dirinya dengan slogan “work-talk-idea”. Slogan tersebut dimaksudkan sebagai pesan bahwa kedai ini tidak hanya sekadar tempat ngopi, melainkan juga sebagai tempat menikmati “ruang”.
Ruang untuk bekerja bagi para pekerja dengan laptop di tasnya, ruang berbincang sebagai ajang silaturahmi, hingga ruang bertukar ide dan gagasan untuk membangun bisnis usahanya.
Tentunya, setiap kedai menonjolkan identitasnya masing-masing, mulai dari cita rasa kopi hingga tema interior. Para penikmat kopi pun kian dimanjakan lagi dengan banyaknya pilihan teknik seduh sampai varian biji kopi.
Kabupaten Pringsewu, Lampung pun tak luput dari gelombang tren yang sama. Di salah satu sudut kabupaten yang khas dengan slogan Kota Bersenyum Manis ini, terdapat salah satu kedai kopi yang menarik.
Adalah Worka Coffee yang berada di sudut Jalan Pringadi, Pringsewu. Tak sulit untuk menemukan lokasinya yang memang masih dalam satu kawasan yang sama dengan Terminal Pringsewu, Lampung.
Terdapat banyak pilihan menu kopi maupun non kopi di kedai ini. Adapun menu kopi andalan mereka adalah Es Kopi Susu Tiram. Sebutan “Tiram” sendiri merupakan kepanjangan dari kata tiramisu. Artinya, dalam secangkir es kopi susu ini diberi campuran sirop tiramisu.
Adapun menu kopi lainnya, seperti crème brulee, americano, cappuccino, caffe latte, mochaccino. Selain itu ada pula menu kopi dengan teknik manual brew seperti V60, vietnam drip, dan japanese sweet lime.
Bagi yang tidak gemar kopi, ada juga pilihan menu non-kopi, seperti taro, green tea, lemon tea, mango shirota, dan fresh apple. Namun, dari semua itu, red velvet ice bisa dikatakan sebagai menu minuman non-kopi andalan di Worka Coffee.
Tidak perlu takut kantong kering, harga menu di kedai ini terjangkau mulai dari Rp15 ribu. Namun, dari banyaknya menu minuman, kedai ini hanya menyediakan mi instan dan french fries sebagai menu makanan yang masing-masingnya dibanderol seharga Rp8 ribu/porsi.
Tak hanya menikmati menu, pengunjung juga akan mendapatkan fasilitas koneksi Free Wifi yang memang disediakan. Ruangan yang didominasi warna hitam, putih, dan cokelat pun turut menemani pengunjung yang datang.
Worka Coffee memilih bertempat di salah satu deretan ruko dengan mengusung konsep interior bergaya klasik. Jika diperhatikan corak interiornya cenderung menguarkan kesan maskulin yang cukup kentara.
Bisa dideskripsikan bahwa di dalam ruangan kedai ini, terdapat banyak properti dan pajangan yang disesuaikan tema interiornya di awal. Adapun properti yang dipajang adalah motor vespa lawas yang digunakan sebagai rak buku, sepeda onthel, serta tv lawas bermaterial tripleks.
Sementara, kedai ini juga dihiasi oleh banyaknya kolase dengan cetakan foto lama alias monokrom dan sejumlah mural yang berkaitan dengan kopi. Terdapat pula tulisan-tulisan yang dicetak tegas, seperti tulisan “Overthinking Kill Your Happiness” yang termuat di salah satu bagian dindingnya.
Dengan interior yang diusung, pengunjung pun bisa memanfaatkannya sebagai spot berfoto. Properti yang menghiasi ruang di kedai ini akan mempertegas sisi instageniknya foto yang akan didapatkan.
Worka Coffee mencirikan dirinya dengan slogan “work-talk-idea”. Slogan tersebut dimaksudkan sebagai pesan bahwa kedai ini tidak hanya sekadar tempat ngopi, melainkan juga sebagai tempat menikmati “ruang”.
Ruang untuk bekerja bagi para pekerja dengan laptop di tasnya, ruang berbincang sebagai ajang silaturahmi, hingga ruang bertukar ide dan gagasan untuk membangun bisnis usahanya.
Artikel ini ditulis oleh Mutiara Dini Primastri