Gara-gara Corona, Industri Hotel di Bali Babak Belur

News   09 Maret 2020
Foto: Eden Hotel/booking.com


Industri pariwisata mendapat dampak serius setelah wabah virus corona mengguncang dunia. Hal ini dialami pula oleh industri hotel di Bali.

Seperti diketahui, Bali adalah salah satu destinasi favorit warga negara China. Kepada kompas.com, Wakil Ketua Indonesian Hotel General Manager Association (IHGMA), I Made Ramia, menjelaskan wisatawan asal China untuk Bali mencapai 19 persen dari total pasar wisatawan.

Dengan diberlakukannya pembatasan perjalanan oleh berbagai negara di dunia akibat mewabahnya corona, termasuk China, maka berdampak pula terhadap industri hotel di Bali.

“Hotel dan travel agent yang handle tamu China hampir dipastikan drop," jelas Made.

Made membeberkan, tingkat hunian kamar rata-rata hotel di Bali pada Februari 2020 sekitar 50-55 persen. Padahal, biasanya di atas 65-75 persen pada periode Februari tahun-tahun sebelumnya.

Untuk menarik wisatawan domestik, Made menyebut otoritas di Bali melakukan berbagai strategi khusus dengan menggelar ragam promosi dan diskon. Bentuknya beragam, mulai dari promosi kamar, paket spesial, sampai diskon.

hotel bali
Foto: Hotel Dafam Savvoya Seminyak/misteraladin.com

Selain itu, sejumlah yang kehilangan pasar wisatawan China mulai merubah market dengan mencoba menggaet wisatawan domestik. Seperti dilakukan oleh Hotel Dafam Savvoya Seminyak.

Marketing Communications Hotel Dafam Savvoya Ni Luh Ayu Dessy Andriani menuturkan, diskon harga diberikan sebesar 10-15 persen. Ada juga promosi spesial bagi pemesanan kamar dalam jumlah besar.

“Kami melakukan perubahan market karena sebelumnya didominasi China. Akhirnya kirim sales ke Surabaya untuk menarik wisatawan domestik,” tutur Ayu.

“Diskon sekitar 10 persen. Kalau booking 20 kamar, misalnya kita kasih gratis 2-3 kamar,” imbuhnya.

Saat ini, harga hotel di Bali terus mengalami perubahan. Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Haryadi Sukamdani mengungkap hotel pasti akan memberi diskon dan harga khusus terkait kondisi okupansi yang turun.

“Jika okupansi rendah, pasti akan ada penurunan harga,” ungkap Haryadi.

Dengan kondisi okupansi hotel di Bali yang berkisar di angka 50 persen, otomatis harga hotel menyesuaikan jadi lebih rendah ketimbang biasanya. Dengan kata lain, inilah saat yang tepat untuk belibur ke Bali.

Artikel ini ditulis oleh Jihan
back to top