Lifestyle 26 Mei 2021
Foto: Brisik.id/Ropi delau
Music is my life adalah istilah yang tidak bisa terpisahkan dalam kehidupan seseorang. Tapi berjalan beriringan satu sama lain. Berbicara mengenai musik pun tak lepas dari alat-alat musik yang digunakan untuk menghasilkan suara dari musik itu sendiri.
Di era millennial saat ini, ada banyak muncul variasi baru tentang alat musik, baik dari dalam negeri sendiri maupun yang datang dari luar negeri. Namun, yang paling menarik untuk didalami adalah alat-alat musik tradisional yang masih terjaga keberadaannya hingga saat ini.
Setiap daerah memiliki keunikan dari setiap alat musik yang dimilikinya. Seperti salah satu alat musik tradisional yang dimiliki oleh salah satu pulau yang ada di bagian utara pulau Sumatera yaitu Pulau Nias yang disebut sebagai Gondra. Gondra sepintas terlihat seperti Bedug yang bisa dijumpai di mesjid saat Ramadhan tiba. Namun, Gondra milik pulau Nias ini memiliki ciri khas tersendiri yang menggambarkan kehidupan lokal masyarakat Nias dalam kehidupan sehari-hari.
Foto : Brisik.id/Ropi delau
Kombinasi berbagai warna, bentuk sampai motif yang dimilikinya menjadi ciri khas pembeda Gondra dari bedug pada umumnya. Bentuknya yang bulat pendek menandakan kekompakan dan persatuan yang dianut oleh generasi terdahulu dalam mewujudkan sebuah rencana yang akan dilakukan dalam kehidupan bermasyarakat.
Nilai persatuan dan kebulatan pandangan ini terlihat dalam berbagai aspek khas tradisional yang dimiliki oleh pulau Nias. Seperti bentuk rumah adatnya yang berbentuk bulat sampai ke salah satu alat musik tradisional bernama Gondra pun memiliki filosofi yang sama akan nilai persatuan.
Kombinasi warna kuning, merah dan hitam pada alat musik ini menjadi salah satu ikon tradisional yang dimiliki oleh pulau Nias. Ukuran dari Gondra ini berdiameter antara 50-60 cm dengan panjang mencapai 80-100 CM. Ukuran ini merupakan kombinasi yang normal untuk menghasilkan suara Gondra yang bulat dan bergema dimana-mana.
Gondra sebagai salah satu alat musik tradisional Nias, diproduksi langsung oleh warga lokal yang memiliki keahlian khusus untuk merangkai berbagai material pembentuknya. Bahan utama berasal dari potongan sebuah kayu besar dan bulat yang telah dilubangi dengan sempurna untuk membentuk motif dan model dari Gondra itu sendiri.
Foto : Brisik.id/Ropi delau
Setelah proses utama ini selesai, kedua ujungnya yang masih terbuka dilapisi dengan kulit (kulit kambing yang sudah diolah dan dikeringkan). Dari kedua ujung yang dilapisi kulit inilah yang nantinya menjadi tumpuan pukulan untuk menghasilkan suara yang bulat dan bergema dari alat musik tradisional Gondra.
Mendapatkan kulit yang baik di kedua ujungnya pun bukan hal yang mudah tapi melalui sebuah proses yang panjang mulai dari pengupasan sampai ke pengeringan dari kulit kambing itu sendiri sehingga dapat menghasilkan lembaran kulit yang baru dengan kualitas yang tinggi. Setelah proses pembuatannya selesai, Maka Gondra yang sudah jadi pun siap dimainkan dengan cara dipukul di kedua ujungnya.
Sebelum dimainkan, Gondra ini biasanya digantung terlebih dahulu di bawah loteng dengan cara diikat kedua ujungnya dengan ketinggian berada di atas kepala, sehingga bisa dijangkau oleh kedua tangan saat hendak memukul. Gondra dipukul menggunakan bilahan bambu tipis yang sudah dibersihkan, bahkan kalau bisa dalam kondisi yang sudah kering. sehingga tidak berpotensi merobek lapisan kulit yang sudah terpasang di kedua ujungnya.
Teknik pemukulan dari Gondra ini memiliki pola khusus untuk menghasilkan suara yang rapi dan teratur. Salah satunya pola yang sering disebut sebagai pola 2:1. Artinya pukulan tangan kanan lebih dominan daripada pukulan tangan kiri. Sehingga suara yang dihasilkan dari pola ini nantinya bervariasi disusul dengan kecepatan yang teratur.
Dulunya, alat musik tradisional ini dimainkan di lingkungan kerajaan seorang bangsawan dalam berbagai perayaan di lingkungan kerajaannya. Di sisi lain, dimainkan pada saat sebuah pesta pernikahan berlangsung dari awal sampai pada acara penutupan. Bahkan sangking melekatnya dengan acara tersebut, Gondra ini identik dengan pesta pernikahan. Artinya, setiap suara Gondra terdengar, di sana pesta pernikahan sedang atau akan berlangsung.
Gondra yang dominan dimainkan saat pesta pernikahan berlangsung, melambangkan sambutan tertinggi kepada tamu-tamu terhormat yang menghadiri acara itu. Dalam pelaksanaan pesta pernikahan, ada beberapa pihak yang harus dilakukan penyambutan khusus dengan memainkan berbagai alat musik tradisional yang salah satunya adalah Gondra. Pihak pihak tersebut seperti pihak Sibaya (Paman) dan Tome (Pihak laki-laki) yang hendak menikah. Situasi penyambutan ini terasa dalam dengan menunjukan rasa hormat setinggi-tingginya kepada para tamu yang bersangkutan.
Foto : Brisik.id/Ropi delau
Teman Brisik yang ingin melihat alat musik tradisional ini bisa dijumpai di acara pesta pernikahan yang digelar oleh kalangan masyarakat Ono Niha (Orang Nias) di mana pun. Tidak hanya di lingkungan pulau Nias saja tapi di luar pulau Nias sekali pun di mana acara pesta itu berlangsung.
Tak kala juga Gondra ini sering kali digunakan untuk menyambut tamu-tamu terhormat seperti pejabat Negara yang berkunjung ke Pulau Nias. Kadang juga sering kali dipamerkan dalam acara pegelaran budaya di sebuah daerah untuk menunjukkan kepada khalayak umum akan nilai tradisional yang dimiliki oleh pulau Nias dari segi alat musik tradisional yang dimilikinya.
Alat musik tradisional ini tidak boleh dipukul sembarangan, hanya di waktu-waktu tertentu saja seperti di atas. Kalau tidak, bisa saja dihukum secara adat sesuai dengan aturan yang berlaku di wilayah tertentu.
Tags : brisik.id nias ikon daerah ciri khas musik lokal budaya loka tradisi alat musik tradisional gondra
Artikel ini ditulis oleh :
Ranking Level
Badge | Name | Keterangan |
---|---|---|
Bronze 1 | 1-14 artikel | |
Bronze 2 | 15-30 artikel | |
Bronze 3 | 31-45 artikel | |
Bronze 4 | 45-60 artikel | |
Bronze 5 | 61-75 artikel | |
Silver 1 | 76-125 artikel | |
Silver 2 | 126-175 artikel | |
Silver 3 | 176-225 artikel | |
Silver 4 | 226-275 artikel | |
Silver 5 | 276-325 artikel | |
Gold 1 | 326-400 artikel | |
Gold 2 | 401-475 artikel | |
Gold 3 | 476-550 artikel | |
Gold 4 | 551-625 artikel | |
Gold 5 | 626-700 artikel | |
Platinum 1 | 701-800 artikel | |
Platinum 2 | 801-900 artikel | |
Platinum 3 | 901-1000 artikel | |
Platinum 4 | 1001-1100 artikel | |
Platinum 5 | 1101-1200 artikel | |
Diamond 1 | 1201-1350 artikel | |
Diamond 2 | 1351-1500 artikel | |
Diamond 3 | 1501-1650 artikel | |
Diamond 4 | 1651-1800 artikel | |
Diamond 5 | > 1800 |
Gunungsitoli {[{followers}]} Followers
Salah satu peninggalan bersejarah dan budaya bernilai tinggi.
21 Jul 2021
Batik dengan motif unik dan modern dari Magelang.
04 Jul 2021
Menilik kesenian tradisional yang kini dilarang.
01 Jul 2021
Bisa menikmati buah dan sayuran langsung di tempatnya secara gratis.
13 Juli 2021
Dari sini dapat menikmati pemandangan sawah, jajaran bukit hijau, Gunung Marapi, serta Danau Singkarak.
21 Mei 2021
Gong penanda sahnya sebuah perkawinan di Nias.
19 Juni 2021
Nostalgia era taman kanak-kanak di pinggir pantai.
05 April 2021
Satu-satunya tempat yang layak dikunjungi buat yang ingin menjauhi keramaian,
10 April 2021
Tempat makan ini memiliki konsep alam, natural, dimana meja dan kursi berbahan dasar kayu jati juga dinding-dinding yang terbuka dari bambu pilihan.
25 Juli 2021
Menyajikan panorama Kabupaten Wonosobo dari kejauhan.
25 Juli 2021
Tarian ini biasa dilakukan untuk menyambut musim panen padi.
25 Juli 2021
Curug setinggi 75 meter ini menawarkan keindahan dan kesejukan alam yang memukau.
25 Juli 2021