Lifestyle 19 Juni 2021
Foto: Brisk.id/Ropi delau
Apa itu Garamba? Sepenting itukah sampai menjadi bukti sah atas mulainya sebuah pesta pernikahan? Garamba yang dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai Gong adalah salah satu alat musik tradisional Nias yang sangat identik dengan urusan adat istiadat khususnya pada acara pesta pernikahan yang dimainkan dengan cara dipukul.
Bagaimana tidak, Garamba (gong) memiliki peran penting akan berlangsungnya sebuah pesta pernikahan setelah keputusan para ketua adat dan bangsawan dari kedua belah pihak (pihak laki-laki dan pihak perempuan) selesai.
Setelah segala sangkutan telah dibayar lunas oleh pihak laki-laki, baik utang emas, perak dan sejumlah uang tunai, maka para ketua adat dan bangsawan dari kedua belah pihak sepakat dengan satu persetujuan akan keberlangsungan sebuah pesta pernikahan. Sebagai bukti sah akan keputusan itu, Garamba akan dipukul sebanyak 3 kali sebagai bukti sah dan legal dari berbagai pihak yang bersangkutan.
Mungkin Teman Brisik bertanya, mengapa mesti hanya 3 kali? Ya, pukulan 3 kali pada Garamba bukanlah tanpa maksud tapi memiliki arti yang sangat dalam atas sebuah kesepakatan yang diraih dari berbagai pihak akan berlangsungnya sebuah pesta pernikahan.
Foto : Brisik.id/Ropi delau
Makna di Balik 3x Pukulan Garamba
Setiap pukulan memiliki arti yang berbeda beda. Pukulan pertama menandakan pengesahan secara adat, pukulan kedua merupakan pengesahan secara agama dan pukulan ketiga menandakan pengesahan secara pemerintahan.
Faktanya, sebelum melangsungkan sebuah pesta pernikahan, maka harus disahkan terlebih dahulu oleh 3 pihak terkait yaitu sah secara adat, agama dan pemerintah. Tanpa persetujuan dari ketiga pihak di atas, maka status akan sebuah pesta pernikahan tidak akan legal (tidak sah) tapi dilaksanakan di luar hukum adat yang berlaku di wilayah kepulauan Nias.
Setelah pemukulan ke 3 selesai, maka seluruh rangkaian acara lainnya boleh dilanjutkan karna semuanya sudah sah dan legal baik secara hukum adat, agama maupun pemerintah. Setelah itu, Garamba boleh dipukul kapan pun sampai puas tanpa khawatir akan hukum adat yang melarang tidak boleh dipukul sembarangan tanpa status ACC dari ketiga pihak di atas. Foto : Brisik.id/Ropi delau
Waktu Pemukulan Garamba Pertama Kali
Pemukulan Garamba ini dilakukan pada saat acara Fanema Ana’a. Fanema Ana’a adalah rangkaian acara adat yang dilakukan terlebih dahulu sebelum hari H berlangsung. Biasanya, acara Fanema Ana’a berlangsung 2 hari atau pun 4 hari sebelum hari H pesta pernikahan. Selanjutnya, pelaksanaan Fanema Ana’a dan hari H pesta pernikahan berlangsung di hari-hari genap seperti hari Selasa, Kamis dan Sabtu.
Nenek moyang Masyarakat kepulauan Nias memiliki filosofi bahwa hari-hari genap dalam seminggu memberikan keberuntungan dalam melakukan kegiatan apa pun dan terhindar dari segala nasib buruk yang mungkin terjadi. Tak hanya dalam melangsungkan pesta pernikahan, bahkan dalam melaksanakan kegiatan penting lainnya pun selalu mempertimbangkan hal ini dengan memilih hari-hari genap antara Selasa, Kamis ataupun hari Sabtu.
Arti di Balik Acara Fanema Ana’a
Acara Fanema Ana’a merupakan rangkaian acara adat pertama yang dilakukan untuk menyelesaikan segala sangkutan berupa emas, perak dan sejumlah uang tunai. Disusul dengan kegiatan adat lainnya seperti Famotu Bene’o (pembekalan pengantin wanita dengan memberikan berbagai nasehat-nasehat tentang pernikahan sebagai bekal dalam membentuk keluarga baru nantinya).
Hal ini dilakukan untuk menyiapkan pengantin perempuan supaya tetap menjaga nama baik keluarganya di mata keluarga barunya nantinya. Ini adalah salah satu beban terberat bagi seorang pengantin perempuan untuk tetap menjaga citra baik keluarga asalnya di mata keluarga besar mertuanya nantinya.
Ditemani oleh Sepasang Faritia (canang)
Garamba tidak hanya berbunyi sendiri. Biasanya ditemani oleh sepasang Faritia (canang) yang merupakan bagian dari alat musik tradisional Nias. Bentuknya hampir sama dengan Garamba dalam ukuran yang lebih kecil. Faritia dimainkan dengan cara dipukul langsung oleh batangan kayu kecil yang dipegang oleh salah satu tangan kiri maupun kanan. Faritia tidak perlu digantung seperti Garamba.Foto : Brisik.id/Ropi delau
Salah Satu Alat Musik Tradisional Nias
Garamba sebagai alat musik tradisional yang dipukul mulai saat acara Fanema Ana’a sampai pada hari H selesai, menjadi ikon khusus akan berlangsungnya pesta pernikahan di lingkungan masyarakat Nias.
Alat musik tradisional Nias yang memiliki peran penting dalam acara pesta pernikahan sebagai bukti ACC (legal dan sah) dari ketiga pihak, bisa ditemukan di seluruh pelosok pulau Nias. Dan hanya dimainkan di acara-acara tertentu saja seperti pesta pernikahan, penyambutan tamu-tamu terhormat seperti pejabat pemerintahan mulai dari presiden hingga ke penyambutan kepada daerah tingkat kabupaten.
Tak kala juga alat musik tradisional ini sering kali dipamerkan di acara pentas seni dan pegelaran budaya tradisional. Jika Teman Brisik ingin melihat langsung alat musik tradisional yang satu ini atau ingin merasakan pengalaman langsung dengan cara memainkannya, hanya dengan mencatat waktu-waktu terpenting seperti di atas mulai dari pesta pernikahan, penyambutan tamu terpenting hingga ke acara pentas seni dan pegelaran budaya.
Tags : brisik.id tradisional tradisi adat kultur culture budaya musik ciri khas khas nilai tradisional pesta pernikahan adat istiadat pulau nias nias alat musik tradisional canang faritia gong garamba
Artikel ini ditulis oleh :
Ranking Level
Badge | Name | Keterangan |
---|---|---|
Bronze 1 | 1-14 artikel | |
Bronze 2 | 15-30 artikel | |
Bronze 3 | 31-45 artikel | |
Bronze 4 | 45-60 artikel | |
Bronze 5 | 61-75 artikel | |
Silver 1 | 76-125 artikel | |
Silver 2 | 126-175 artikel | |
Silver 3 | 176-225 artikel | |
Silver 4 | 226-275 artikel | |
Silver 5 | 276-325 artikel | |
Gold 1 | 326-400 artikel | |
Gold 2 | 401-475 artikel | |
Gold 3 | 476-550 artikel | |
Gold 4 | 551-625 artikel | |
Gold 5 | 626-700 artikel | |
Platinum 1 | 701-800 artikel | |
Platinum 2 | 801-900 artikel | |
Platinum 3 | 901-1000 artikel | |
Platinum 4 | 1001-1100 artikel | |
Platinum 5 | 1101-1200 artikel | |
Diamond 1 | 1201-1350 artikel | |
Diamond 2 | 1351-1500 artikel | |
Diamond 3 | 1501-1650 artikel | |
Diamond 4 | 1651-1800 artikel | |
Diamond 5 | > 1800 |
Gunungsitoli {[{followers}]} Followers
Di sebut madu meskipun tidak di menggunakan madu karena rasanya yang menyerupai madu.
22 Jul 2021
Salah satu peninggalan bersejarah dan budaya bernilai tinggi.
21 Jul 2021
Resto yang menjual berbagai jajanan produk asli Jambi.
16 Juli 2021
Sirih atau Afo dalam bahasa Nias merupakan bagian dari adat istiadat ono niha orang Nias yang menjadi hal paling utama disuguhkan kepada tamu.
01 Mei 2021
Jadi teman makan sebagai pengganti kerupuk.
25 April 2021
Di dalam museum menampilkan alat-alat hingga miniatur reka adegan perjuangan bersejarah.
13 Mei 2021
Keindahan alam berupa persawahan yang membentang dan dikelilingi Perbukitan Menoreh.
25 Juli 2021
Tempat makan ini memiliki konsep alam, natural, dimana meja dan kursi berbahan dasar kayu jati juga dinding-dinding yang terbuka dari bambu pilihan.
25 Juli 2021
Menyajikan panorama Kabupaten Wonosobo dari kejauhan.
25 Juli 2021
Tarian ini biasa dilakukan untuk menyambut musim panen padi.
25 Juli 2021