Budaya & Gaya Hidup 04 Juli 2021
Foto: Brisik.id/Erwina Rachmi
Berbeda dari kota tetangga seperti Yogyakarta dan Solo, batik bukan produk asli Kota Magelang. Sejak berkembang tahun 2009, batik Magelangan terus mendapat perhatian positif masyarakat Indonesia. Salah satu perajin awal batik Magelangan adalah Iwing Batik Kebonpolo. Mulai dari berjualan antar rumah, Iwing meluaskan usaha ke penjualan digital hingga menjangkau luar Pulau Jawa.
Iwing Sulistyowati, pemilik Iwing Batik Kebonpolo mulai terjun ke dunia membatik sejak 2011. Ia mengikuti pelatihan batik dari Dekranasda Kota Magelang yang sejak 2009 mengembangkan batik khas Magelang. Ketekunannya menggeluti batik didorong oleh keinginan Iwing merawat anak dari rumah sambil tetap mendapatkan uang. Terbukti setahun kemudian, Iwing berhasil mendapat bantuan alat-alat batik dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Magelang untuk melanjutkan produksi batik sendiri.
Iwing bermodalkan Rp300.00 kemudian membeli kain mori dan memulai usahanya. Pesanan batik Iwing pertama kali datang dari Kelurahan Wates, tempat tinggal perempuan ini, sejumlah 15 lembar. Ia mengerjakan semua pesanan sendiri dari rumah. Pewarnaan batik 90% dari pewarna sintesis karena harga lebih murah.
Foto : Brisik.id/Erwina Rachmi
Respons baik dari pelanggan menaikkan permintaan batik Iwing. Dari 15 lembar, pemesanan meningkat hingga ratusan atau ribuan lembar. Permintaan juga tidak sebatas di Magelang dan Jawa Tengah, bahkan sampai Bandung, Padang, dan Kalimantan. Harga batik dibanderol dari Rp100.000,- hingga 1 juta per potong.
Perempuan ini kemudian merekrut tetangga sekitar rumah menjadi pekerjanya. Mereka bertugas mencap, memberi motif, mewarnai, hingga menghilangkan lilin dan mencuci kain. Mayoritas aktivitas dilakukan di rumah Iwing Namun, sembilan pekerjanya kadang membawa pulang jika ada pekerjaan kecil belum selesai.
Ada sekitar lima puluh motif batik Magelangan yang Iwing punya sekarang. Ia dibantu teman menciptakan motif batik dari hal-hal khas Magelang, seperti Mantiasih, water toren, dan kebon polo. Seiring waktu, motif batiknya terus bertambah dengan motif Diponegoro berbentuk seperti patung Diponegoro di alun-alun, motif magelang gelathik dari burung khas Magelang, motif kupat tahu dari makanan khas Magelang, motif Alun-alun Kota Magelang, dan sebagainya. Terbaru, Iwing menciptakan motif sepeda di era pandemi.
"Kemarin ada tren bersepeda. Jadi kami buat motif cycle," ujarnya.
Foto : Brisik.id/Erwina Rachmi
Pandemi yang melanda di 2020 sempat mempengaruhi produktivitas Iwing Batik. Ia mengaku sempat tidak mendapat pembeli sama sekali hingga April. Produksi batik juga berhenti akibat banyak pemesanan dibatalkan. Ia baru kembali lancar beraktivitas bulan Mei berkat pemesanan seragam guru di 43 SD-SMP se-Magelang.
Selama Oktober, pihaknya tengah mengerjakan batik Magelangan pesanan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Magelang untuk seragam murid baru tingkat SD-SMP. Pembuatan seragam batik ini dikerjakan semua pembatik Kota Magelang sekitar 18 pengrajin. Menurutnya, hal ini membantu pengrajin batik Magelang dapat terus berproduksi semasa pandemi.
Dimulai dari usaha rumahan, Iwing terus mengenalkan produknya ke masyarakat Indonesia lewat media sosial dan berbagai layanan e-commerce. Pembeli yang tertarik mencari tahu motif batik khas Magelang ini dapat membuka Instagram iwing_batikkebonpolo atau datang langsung ke kediamannya di Gang Arum, Kelurahan Wates, Kota Magelang.
Ke depan, website pribadi Iwing Batik tengah dirintis. Bulan Maret 2021, website batik ini sempat ada namun terpaksa diturunkan untuk perbaikan. Keberadaan website pribadi diharapkan dapat memperluas promosi dan memudahkan penjualan Iwing Batik Kebonpolo.
Yuk, bawa pulang batik Magelangan saat berkunjung ke Kota Magelang!
Tags : brisik.id tradisi oleh-oleh rekreasi magelang batik liburan wisata travel
Artikel ini ditulis oleh :
Ranking Level
Badge | Name | Keterangan |
---|---|---|
Bronze 1 | 1-14 artikel | |
Bronze 2 | 15-30 artikel | |
Bronze 3 | 31-45 artikel | |
Bronze 4 | 45-60 artikel | |
Bronze 5 | 61-75 artikel | |
Silver 1 | 76-125 artikel | |
Silver 2 | 126-175 artikel | |
Silver 3 | 176-225 artikel | |
Silver 4 | 226-275 artikel | |
Silver 5 | 276-325 artikel | |
Gold 1 | 326-400 artikel | |
Gold 2 | 401-475 artikel | |
Gold 3 | 476-550 artikel | |
Gold 4 | 551-625 artikel | |
Gold 5 | 626-700 artikel | |
Platinum 1 | 701-800 artikel | |
Platinum 2 | 801-900 artikel | |
Platinum 3 | 901-1000 artikel | |
Platinum 4 | 1001-1100 artikel | |
Platinum 5 | 1101-1200 artikel | |
Diamond 1 | 1201-1350 artikel | |
Diamond 2 | 1351-1500 artikel | |
Diamond 3 | 1501-1650 artikel | |
Diamond 4 | 1651-1800 artikel | |
Diamond 5 | > 1800 |
Magelang {[{followers}]} Followers
Tak perlu capek-capek di perjalanan dan hemat ongkos perjalanan.
18 Sep 2021
Kedai kopi terasa teduh karena pepohonan hijau yang tumbuh di sekitar lokasi.
18 Sep 2021
Alternatif bagi pendaki pemula karena kesulitan jalurnya medium.
15 Sep 2021
Nongkrong nyaman bersama teman-teman sambil menikmati suasana yang asri.
26 April 2021
Tanaman hias sirih gading merambat dan tumbuh subur di warkop ini.
06 September 2021
Menjajal restoran dengan konsep menyatu alam yang unik.
26 Juni 2021
Tempat ini menghadirkan suasana vintage seperti sedang berada di negara Malaysia atau Vietnam.
15 Mei 2021
Gardu pandang yang menawarkan pemandangan pesona alam Kabupaten Kendal.
18 September 2021
Kedai kopi terasa teduh karena pepohonan hijau yang tumbuh di sekitar lokasi.
18 September 2021
Masjid Besar Hizbullah didirikan pada 1907 di atas tanah wakaf milik KH Maksum.
18 September 2021
Merasakan Jogja yang sebenarnya.
18 September 2021
Punden ini mengandung cerita rakyat sekitar tentang asal-usul penamaan Kampung Made.
18 September 2021