Sejarah Kuda Kosong : Kesenian Asli Cianjur yang Sarat Akan Makna

Budaya & Gaya Hidup 01 Juli 2021

Foto: Brisik.id/ Muhamad Iqbal Al Hilal

Kuda kosong merupakan salah satu dari kesenian di Kabupaten Cianjur. Kesenian ini merupakan hasil interpretasi  dari sebuah diplomasi antara Raden Aria Wira Tanu II dan Sunan Mataram di mana saat itu Cianjur merupakan wilayah kekuasaan Kerajaan Mataram Islam di mana Bupati Cianjur diwajibkan membayarkan pajak berupa beras, cabai dan lain- lain kepada Mataram. Bupati Cianjur ke-2 Raden Aria Wira Tanu II diberikan satu ekor kuda oleh Sunan Mataram akibat Wira Tanu pandai dalam berdiplomasi selain itu, diberikannya kuda ini sebagai salah satu cara agar pemberian upeti pun bisa jauh lebih cepat dari sebelumnya. 

Foto:  www.id.pinterest.com/

Kuda Kosong ini tidak ada sangkut-pautnya dengan mistik atau horor sebab nilai islami berupa pandai diplomasi dan menyelesaikan permasalahan antar wilayah yang terkandung dalam kesenian kuda kosong ini. Kuda kosong merupakan sebuah kesenian yang diambil dari kejadian nyata dalam peristiwa sejarah namun  sama seperti  kesenian di daerah yang lain memang tidak bisa dihindarkan dari tradisi masyarakat Indonesia yang kental akan cerita mistis dan sejenisnya. 

Kuda kosong memiliki seperangkat alat dalam setiap pagelaran yaitu aksesoris kuda yang dipakai pada kaki kuda, badan kuda serta ditambah dengan bunga agar kuda terlihat lebih menarik, selain itu peralatan lain seperti Payung, penuntun kuda, dan Prajurit juga merupakan seperangkat yang tidak bisa dilepaskan dari kesenian kuda Kosong ini. Payung sendiri di simbolkan sebagai Bupati Cianjur sementara penuntun kuda merupakan simbol bagi prajurit yang ikut serta mengantarkan upeti ke Mataram.

Kesenian kuda kosong biasa diadakan di acara- acara besar baik itu kenegaraan seperti peringatan kemerdekaan Indonesia 17 Agustus atau pun pada peringatan hari jadi Kabupaten Cianjur setiap tanggal 12 Juli.

Kesenian ini sempat hilang diakibatkan adanya pelarangan oleh Bupati Cianjur Wasidi Swastomo yang menjabat tahun 2001-2006.menurutnya kesenian kuda kosong tidak sesuai dengan ajaran agama Islam dengan dikeluarkannya fatwa MUI kala itu. Padahal tujuan dari kuda kosong sendiri merupakan salah satu cara masyarakat Cianjur mengenang peristiwa bersejarah antara Cianjur dan Mataram. 

Selain seperangkat alat yang sudah dijelaskan tadi kegiatan kuda Kosong juga memiliki serangkaian kegiatan mulai dari memandikan kuda, berdoa, bertawasul hingga  menyucikan diri. Pelarangan Kuda kosong diakibatkan kekhawatiran para ulama Cianjur mengenai Raden Suryakancana yang menurut sebagian pihak merupakan anak hasil pernikahan Raden Aria Wira Tanu I (Dalem Cikundul) dengan Jin yang diduga hingga saat ini Suryakencana bersemayam di Gunung Gede di mana di sana pun sebuah kawasan di Gunung Gede di bernama Sebagai Alun-alun Suryakancana demi menghormatinya. 


Foto: www.cianjurkab.go.id/

Menurut sebagian pihak Suryakencana sering hadir dan duduk di Kuda Kosong. Walaupun secara akal sehat pernikahan tersebut tidak mungkin terjadi namun kita sebagai masyarakat setempat harus menghormati adanya kebiasaan, cerita dan kebudayaan asli suatu wilayah entah ini kenapa demikian karena suatu kebudayaan merupakan salah satu ciri pembeda antara satu daerah, satu suku atau pun suatu bangga dengan yang lainnya. 

Kegiatan kuda kosong mulai di adakan kembali pada masa pemerintahan Bupati Tjetjep Muchtar Soleh dengan melibatkan kembali kesenian ini dalam berbagai acara di Cianjur.

 selain itu sebuah tugu pun dibangun untuk mengenalkan kembali kesenian ini pada masyarakat utamanya para generasi muda agar mengenal kesenian asli daerahnya. 

Selain untuk mengenalkan pada generasi muda tujuan dari diadakannya kembali kesenian ini agar kesenian-kesenian di daerah-daerah tidak hilang  dan tergerus oleh semakin masifnya kebudayaan luar yang masuk dan lebih dikenal oleh generasi muda bangsa Indonesia saat ini. 

sebuah tugu yang diberi nama kuda kosong di Kecamatan Sukaluyu, Cianjur  pun didirikan agar kesenian kuda kosong bisa lebih dikenal oleh semua masyarakat Indonesia maupun dunia.

Tags : lifestyle culture kultur brisik.id tradisional kuda kosong kesenian cianjur cianjur kesenian tradisi seni budaya

Artikel ini ditulis oleh :

Muhamad Iqbal Al Hilal
  

Ranking Level

BadgeNameKeterangan
Bronze 11-14 artikel
Bronze 215-30 artikel
Bronze 331-45 artikel
Bronze 445-60 artikel
Bronze 561-75 artikel
Silver 176-125 artikel
Silver 2126-175 artikel
Silver 3176-225 artikel
Silver 4226-275 artikel
Silver 5276-325 artikel
Gold 1326-400 artikel
Gold 2401-475 artikel
Gold 3476-550 artikel
Gold 4551-625 artikel
Gold 5626-700 artikel
Platinum 1701-800 artikel
Platinum 2801-900 artikel
Platinum 3901-1000 artikel
Platinum 41001-1100 artikel
Platinum 51101-1200 artikel
Diamond 11201-1350 artikel
Diamond 21351-1500 artikel
Diamond 31501-1650 artikel
Diamond 41651-1800 artikel
Diamond 5> 1800

Saya merupakan seorang mahasiswa di salah satu kampus di Bandung mengambil prodi Sejarah Peradaban Islam saya juga aktif menulis di Blogspot dan Kompasiana

Cianjur {[{followers}]} Followers



Berita Terkait

Kuliner

Paratamu Coffee Siap Menyambut Kehadiranmu

Kedai kopi terasa teduh karena pepohonan hijau yang tumbuh di sekitar lokasi.

18 Sep 2021

Travel

Vihara Amurva Bhumi Jatinegara, Tertua di Jakarta Timur

Vihara terbuka bagi siapa pun yang ingin berkunjung walau hanya ingin melihatnya saja.

17 Sep 2021

Kamu Mungkin Tertarik

Travel

Nongkrong Atau Meneduh di Hutan Kertas Karawang

Cafe di tengah hutan yang Instagramable.

08 April 2021

Kuliner

Kue Cakar Ayam, Bukan dari Cakar Ayam Betulan

Kue cakar ayam yang tidak menggunakan cakar ayam dalam pembuatannya.

19 April 2021

Kuliner

Makan Martabak Pakai Nasi di Kukasi Martabak By Lempoeng Malang

Menyajikan menu nasi martabak yang berbeda dari kedai lainnya.

12 Juni 2021

Kuliner

Bersantap Gaya Arab di Alsadda Restaurant

Restaurant ini menghadirkan suasana serta makanan yang memiliki cita rasa khas Timur Tengah.

29 April 2021

Kuliner

Menikmati Kopi dan Menunggu Senja di Kopi Tala

Branding ulang dengan mengubah nama Toko Kopi Seduh menjadi Kopi Tala.

16 April 2021

Terbaru

more

Kuliner

Paratamu Coffee Siap Menyambut Kehadiranmu

Kedai kopi terasa teduh karena pepohonan hijau yang tumbuh di sekitar lokasi.

18 September 2021

Travel

Masjid Besar Hizbullah Singosari, Basis Perjuangan Santri Merebut Kemerdekaan Indonesia

Masjid Besar Hizbullah didirikan pada 1907 di atas tanah wakaf milik KH Maksum.

18 September 2021

Travel

Kampoeng Jelok Menghadirkan Nuansa Kampung Lawas yang Autentik

Merasakan Jogja yang sebenarnya.

18 September 2021

Travel

Menelisik Kisah Masa Lalu di Punden Mbah Singo Joyo

Punden ini mengandung cerita rakyat sekitar tentang asal-usul penamaan Kampung Made.

18 September 2021

Kuliner

Yosh Milktea Cilacap, Cafe Mini di Pinggir Jalan

Cafe ini memiliki tempat yang minimalis dengan suasana garden yang homey.

18 September 2021

Berita Video

more