Kota Surabaya merupakan salah satu perlambangan dari modernitas masyarakat perkotaan dengan segala kegiatan hiruk-pikuknya yang menyita banyak waktu serta pikiran.
Dibalik beragam kemajuan kota Surabaya, rupanya Kota Pahlawan ini masih memiliki beragam peninggalan dari kejayaan masa lampau. Beragam peninggalan tersebut umumnya berada di sepanjang aliran sungai Kalimas dan sekitar pelabuhan Tanjung Perak yang merupakan pusat aktivitas kegiatan perekonomian masyarakat kala itu.
Kali ini Teman Brisik akan diajak untuk menengok salah satu sudut kota Surabaya yang cukup jarang sekali terkespos. Tempat ini masih memiliki beragam bangunan peninggalan era kolonial yang masih kokoh berdiri meski sudah termakan usia selama ratusan tahun. Nama daerah tersebut adalah Kalimas Timur.
Foto: brisik.id/Zahir
Sejarah Singkat
Sungai Kalimas sejak zaman kolonial Belanda sudah dijadikan sebagai pusat perekonomian masyarakat Surabaya. Hal ini dikarenakan aliran sungai membentang di sepanjang kota, sehingga didirikanlah pelabuhan Kalimas yang lokasinya kini berada dekat dengan muara Sungai kalimas.
Meski keberadaan pelabuhan ini kini tinggal kenangan, tetapi dapat dijumpai beberapa gedung-gedung tua di sepanjang area yang dulunya merupakan bagian eks-pelabuhan Kalimas.
Foto: brisik.id/Zahir
Salah satunya adalah di sepanjang area Kalimas Timur. Di area ini dulunya banyak difungsikan sebagai tempat bongkar muat barang yang datang dari arah muara sungai dan dibawa menggunakan perahu atau kapal kecil ke pelabuhan Kalimas. Banyak terdapat gudang-gudang tua yang kini masih menyisahkan beberapa bagian gedung, tapi beberapa bangunan lain juga masih kokoh berdiri meski sudah terlihat termakan oleh zaman.
Foto: brisik.id/Zahir
Keberadaan Crane Putar Zaman Kolonial
Salah satu peninggalan yang cukup ikonik selain beragam gedung-gedung tua di sepanjang aliran sungai Kalimas Bagian timur adalah adanya alat crane putar peninggalan Belanda yang ukurannya cukup besar.
Crane ini pada zamannya tergolong merupakan alat yang cukup canggih dan modern karena dapat mengangkut barang berukuran besar dari kapal-kapal ke daratan untuk dipindahkan ke tempat lain. Meski sudah termakan usia dan beberapa bagian crane sudah hilang, namun alat yang masuk sebagai bangunan cagar budaya ini masih kokoh berdiri seakan-akan menunggu untuk mengangkut barang dari kapal-kapal.
Foto: brisik.id/Zahir
Meski tergolong sebagai salah satu kawasan kota tua yang cukup estetik, sayangnya daerah Kalimas Timur ini masih belum mendapat perhatian berlebih sehingga belum sering banyak diketahui wisatawan, selain masyarakat sekitar dan komunitas penggiat sejarah di Surabaya. Meski demikian, berkunjung ke lokasi ini tentu merupakan hal yang tidak boleh dilewatkan terutama bila Anda sangat menggemari jalan-jalan sejarah.
Foto: brisik.id/Zahir
Lokasi
Lokasi Jalan Kalimas Timur berada di area Kelurahan Nyamplungan, Kec. Pabean Cantian. Untuk menuju ke sana cukup mudah. Lurus saja ke jembatan penyeberangan di Jalan Benteng. Kemudian sebelum menaiki jembatan, berbelok ke arah kiri. Maka anda sudah masuk ke area Jalan Kalimas Timur. Sekitar 100 meter akan menjumpai beragam bangunan tua bergaya kolonial yang berada di sepanjang aliran sungai Kalimas tersebut.
Foto: brisik.id/Zahir
Sedikit saran bila ingin mengunjungi area ini, pastikan tidak saat musim hujan karena untuk menghindari jalanan licin dan masih banyak lubang. Selain itu harus berhati-hati karena area jalanan ini masih sering dilewati truk-truk berukuran besar.
Bagi Teman brisik yang memerlukan tempat bermalam, terdapat beberapa penginapan yang cukup direkomendasikan. Salah satunya adalah Pesonna Hotel Ampel Surabaya-Best Syariah Hotel yang terletak di Jalan Benteng No.1, Kel. Nyamplungan. Untuk tarif menginap per malam mulai dari Rp290.000. Untuk info lebih lanjut silahkan mengakses di web pesonnahotels.co.id .
Selain itu bila mencari tempat makan di dekat lokasi Jalan Kalimas Timur, juga banyak warung yang menjual makanan. Mulai dari nasi pecel, mie ayam, aneka penyetan dan beragam makanan lainnya.