Berkunjung ke Surabaya mungkin adalah salah satu pilihan terbaik apabila Teman Brisik ingin melihat-lihat dan mengunjungi bangunan kuno dan bergaya kolonial yang masih berdiri kokoh hingga kini. Di masa kolonialisme Belanda, kota ini dijadikan salah satu basis pemerintahan dan perekonomian yang cukup maju pada zamannya.
Hal inilah yang membuat kota ini memiliki berbagai bangunan megah dengan gaya kolonial yang masih terawat dan kokoh berdiri hingga kini. Umumnya beragam bangunan tersebut tersebar di kawasan dekat dengan pelabuhan dan aliran sungai karena digunakan sebagai pusat kegiatan masyarakat.
Kali ini Teman Brisik akan diajak untuk menjelajahi salah satu jalan di sekitar area Pecinan Surabaya yang memiliki beragam bangunan tua bergaya campuran kolonial dan Tionghoa di Surabaya. Nama jalan tersebut adalah Jalan Samudera.
Sebelum menjadi Jalan Samudera dulu jalan ini memiliki nama Jalan Bakmi, tidak diketahui asal nama pemberian Jalan ini namun kemungkinan karena di sini terdapat beberapa penduduk keturunan Tionghoa. Hingga kini beragam bangunan tersebut masih kokoh berdiri di kawasan ini meski dari segi penampilan sudah mengalami pemudaran.
Foto: Brisik.id/ZahirGereja Bakmi yang BersejarahSalah satu bangunan yang mempunyai nilai cukup bersejarah di Jalan Samudera ini adalah Gereja Bakmi atau kini lebih dikenal dengan nama Gereja Kristus Tuhan. Gereja ini juga pernah memiliki nama Geredja Keristen Tionghoa namun pada akhirnya karena gejolak politik yang pernah melanda Indonesia pada masa transisi pemerintahan maka nama gereja ini diubah menjadi nama yang terpampang sekarang.
Gereja ini dibangun sejak zaman Hindia Belanda yakni pada periode 1920-an dan direnovasi kembali pada tahun 1952. Hingga kini bangunan gereja yang memiliki arsitektur kolonial dan sedikit sentuhan Tionghoa ini masih melakukan kegiatan peribadatan secara rutin. Untuk penggunaan bahasa umumnya menggunakan bahasan Mandarin dan Indonesia dalam setiap kegiatannya.
Foto: Brisik.id/ZahirSelain bangunan gereja, terdapat beberapa bangunan lain yang memiliki arsitektur khas gaya kolonial namun dengan beberapa tulisan Mandarin di beberapa sudut bangunannya. Nuansa di sepanjang kawasan ini cukup lengang karena sangat jarang dilalui kendaraan. Hal inilah yang membuat lokasi ini sangat cocok untuk yang gemar berburu foto dengan tema sejarah.
Jalan Samudera ini sendiri berada di area Pecinan Lama Surabaya, masih masuk dalam area Kelurahan Bongkaran, Kecamatan Pabean Cantian. Untuk menuju ke lokasi, setelah melalui Jembatan Merah kemudian memasuki area Kya-Kya di Jalan Kembang Jepun. Lurus saja sekitar 200 meter, kemudian setelah menemukan Bank cukup berjalan lurus sedikit akan menemukan jalan kecil di kanan Jalan. Lokasi Jalan Samudera berada di jalan kecil tersebut.
Foto: Brisik.id/Zahir
Di sekitar area ini cukup banyak yang menjual beragam makanan, umumnya adalah makanan khas Tionghoa. Namun ada juga yang menjual makanan lokal seperti nasi campur, pecel dan beragam makanan lainnya.
Bagi Teman Brisik yang mencari fasilitas menginap, dapat menggunakan jasa dari New Grand Park Hotel yang terdapat di Jalan Samudera No. 3-5. Tarif menginapnya mulai dari Rp200.000.