Foto: senozeno.com
Rasanya tidak lengkap bila mengunjungi kota Sekadau tanpa berkunjung ke Lawang Kuwari yang berada kurang lebih 1 km dari kota Sekadau. Sekadau sendiri dikenal dengan Bumi Lawang Kuwari.
Lokasi Lawang Kuwari tepat berada di Dusun Kelilit, Desa Sebrang Kapuas, Kabupaten Sekadau, Kalimantan Barat. Menurut cerita masyarakat Sekadau, Lawang Kuwari berasal dari bahasa Sekadau yang berarti Lawang = Pintu dan Kuwari = Batu.
Lawang Kuwari (merupakan rumah betang yang melebur menjadi gua batu dalam legenda Sangik dan Marik), di Jaman Kerajaan Sekadau, tempat ini digunakan oleh Pangeran Agung untuk mengasingkan diri setelah saudaranya diangkat menjadi raja.
Foto: senozeno.com
Lawang Kuwari adalah tebing batu yang memiliki tiga goa berjejer (lubang). Katanya, goa pertama paling kanan (hilir) milik Suku Dayak, bagian tengah milik Suku Senganan (Melayu), dan bagian kiri (Hulu) milik Suku China (Tionghoa). Tak semua manusia bisa masuk lewat ketiga lubang kecil itu. Hanya cerita dari mulut ke mulut saja, namun dipercaya jika lubang itu semakin dalam kian melebar hingga pada kedalaman tertentu bisa seukuran tinggi manusia. Menarik bukan?
Lawang Kuwari mulai dikenal masyarakat luas pada tahun 2003, ketika pemekaran. Sekadau yang pada awalnya masuk administrasi Kabupaten Sanggau kemudian berdiri menjadi Kabupaten sendiri. Objek wisata alam Lawang Kuwari bukanlah objek wisata baru. Lantaran kurangnya perawatan, objek wisata ini sempat terbengkalai.
Pemkab Sekadau melalui Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Sekadau akhirnya kembali membangun dan mempercantik objek wisata tersebut. Pada tahun 2018 telah dibangun toilet dan dermaga. Selanjutnya di tahun 2019, dibangun gazebo, pagar pembatas, panggung kesenian, kios cendramata, tempat ibadah, mushola, menara pandang, gapura identitas dan pedestarian. Sayangnya, meski sudah dibangun kios cendramata, hingga kini belum ada pedagang cendramata yang menjajakan dagangannya.
Foto: senozeno.com
Rute menuju Lawang Kuwari dapat ditempuh menggunakan kendaraan pribadi seperti sepeda motor atau mobil dengan waktu tempuh sekitar 20 menit dari kota Sekadau menuju dermaga penyebrangan. Pengunjung dapat memarkirkan kendaraan di sekitar demaga penyebrangan atau dititipkan kepada warga setempat tanpa biaya titip atau parkir alias gratis.
Karena Lawang Kuwari berada di tebing tepian sungai kapuas, untuk mencapai lokasi pengunjung harus menyebrangi sungai menggunakan perahu yang beroperasi setiap hari dari jam 06.00-17.00 wib. Biaya penyebrangan Rp5.000 rupiah per orang. Lama menyebrang sekitar 15 menit. Jangan lupa memberi pesan kepada pemilik perahu untuk minta kembali dijemput pukul berapa. Pasalnya, perahu tidak selalu melewati Lawang Kuwari.
Kesejukan menyapa saat Anda menginjakan kaki di lokasi Lawang Kuwari, deretan pepohonan berjejer di depan tebing batu. Lokasinya tepat berada di pinggir sungai kapuas sehingga mempercantik pemandangan. Menghabiskan sore di atas menara pandang adalah keindahan tersendiri bagi pengunjung. Hamparan sungai kapuas sejauh pandangan mata dan kelokannya yang menawan ditambah jingga langit sore menyempurnakan pemandangan.
Foto: brisik.id
Tak hanya menjadi objek wisata alam bersejarah, tebing Lawang Kuwari yang memiliki tinggi kurang lebih 8 meter ini sering dijadikan lokasi latihan panjat tebing oleh kelompok pecinta alam, salah satunya Remaja Pecinta Alam SMA Negeri 01 Sekadau.
Waktu yang tepat untuk berkunjung ke Lawang Kuwari adalah saat liburan atau hari Minggu. Pengunjung disarankan membawa bekal makanan dan minuman sendiri karena di lokasi tidak ada warung. Sedangkan di hari libur atau Minggu biasanya ada pedagang berjualan di lokasi Lawang Kuwari namun tidak bisa dipastikan.
Sementara itu, pilihan menginap ada di pusat kota Sekadau. Salah satu penginapan direkomendasikan adalah Hotel Vinca Borneo. Hotel bintang 2 ini beralamat di Jalan Flamboyan/Mawar No.168 Belakang Terminal Lawang Kuari Desa, Sungai Ringin, Sekadau Hilir, Kabupaten Sekadau, Kalimantan Barat.
Informasi tarif dan fasilitas bisa menghubungi nomer (0564) 2021232.
Lokasi Lawang Kuwari tepat berada di Dusun Kelilit, Desa Sebrang Kapuas, Kabupaten Sekadau, Kalimantan Barat. Menurut cerita masyarakat Sekadau, Lawang Kuwari berasal dari bahasa Sekadau yang berarti Lawang = Pintu dan Kuwari = Batu.
Lawang Kuwari (merupakan rumah betang yang melebur menjadi gua batu dalam legenda Sangik dan Marik), di Jaman Kerajaan Sekadau, tempat ini digunakan oleh Pangeran Agung untuk mengasingkan diri setelah saudaranya diangkat menjadi raja.
Foto: senozeno.com
Lawang Kuwari adalah tebing batu yang memiliki tiga goa berjejer (lubang). Katanya, goa pertama paling kanan (hilir) milik Suku Dayak, bagian tengah milik Suku Senganan (Melayu), dan bagian kiri (Hulu) milik Suku China (Tionghoa). Tak semua manusia bisa masuk lewat ketiga lubang kecil itu. Hanya cerita dari mulut ke mulut saja, namun dipercaya jika lubang itu semakin dalam kian melebar hingga pada kedalaman tertentu bisa seukuran tinggi manusia. Menarik bukan?
Lawang Kuwari mulai dikenal masyarakat luas pada tahun 2003, ketika pemekaran. Sekadau yang pada awalnya masuk administrasi Kabupaten Sanggau kemudian berdiri menjadi Kabupaten sendiri. Objek wisata alam Lawang Kuwari bukanlah objek wisata baru. Lantaran kurangnya perawatan, objek wisata ini sempat terbengkalai.
Pemkab Sekadau melalui Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Sekadau akhirnya kembali membangun dan mempercantik objek wisata tersebut. Pada tahun 2018 telah dibangun toilet dan dermaga. Selanjutnya di tahun 2019, dibangun gazebo, pagar pembatas, panggung kesenian, kios cendramata, tempat ibadah, mushola, menara pandang, gapura identitas dan pedestarian. Sayangnya, meski sudah dibangun kios cendramata, hingga kini belum ada pedagang cendramata yang menjajakan dagangannya.
Foto: senozeno.com
Rute menuju Lawang Kuwari dapat ditempuh menggunakan kendaraan pribadi seperti sepeda motor atau mobil dengan waktu tempuh sekitar 20 menit dari kota Sekadau menuju dermaga penyebrangan. Pengunjung dapat memarkirkan kendaraan di sekitar demaga penyebrangan atau dititipkan kepada warga setempat tanpa biaya titip atau parkir alias gratis.
Karena Lawang Kuwari berada di tebing tepian sungai kapuas, untuk mencapai lokasi pengunjung harus menyebrangi sungai menggunakan perahu yang beroperasi setiap hari dari jam 06.00-17.00 wib. Biaya penyebrangan Rp5.000 rupiah per orang. Lama menyebrang sekitar 15 menit. Jangan lupa memberi pesan kepada pemilik perahu untuk minta kembali dijemput pukul berapa. Pasalnya, perahu tidak selalu melewati Lawang Kuwari.
Kesejukan menyapa saat Anda menginjakan kaki di lokasi Lawang Kuwari, deretan pepohonan berjejer di depan tebing batu. Lokasinya tepat berada di pinggir sungai kapuas sehingga mempercantik pemandangan. Menghabiskan sore di atas menara pandang adalah keindahan tersendiri bagi pengunjung. Hamparan sungai kapuas sejauh pandangan mata dan kelokannya yang menawan ditambah jingga langit sore menyempurnakan pemandangan.
Foto: brisik.id
Tak hanya menjadi objek wisata alam bersejarah, tebing Lawang Kuwari yang memiliki tinggi kurang lebih 8 meter ini sering dijadikan lokasi latihan panjat tebing oleh kelompok pecinta alam, salah satunya Remaja Pecinta Alam SMA Negeri 01 Sekadau.
Waktu yang tepat untuk berkunjung ke Lawang Kuwari adalah saat liburan atau hari Minggu. Pengunjung disarankan membawa bekal makanan dan minuman sendiri karena di lokasi tidak ada warung. Sedangkan di hari libur atau Minggu biasanya ada pedagang berjualan di lokasi Lawang Kuwari namun tidak bisa dipastikan.
Sementara itu, pilihan menginap ada di pusat kota Sekadau. Salah satu penginapan direkomendasikan adalah Hotel Vinca Borneo. Hotel bintang 2 ini beralamat di Jalan Flamboyan/Mawar No.168 Belakang Terminal Lawang Kuari Desa, Sungai Ringin, Sekadau Hilir, Kabupaten Sekadau, Kalimantan Barat.
Informasi tarif dan fasilitas bisa menghubungi nomer (0564) 2021232.
Artikel ini ditulis oleh Yustina Sabu