Foto: Instagram/@helloorudy
Pulau Lombok dijuluki dengan pulau seribu masjid karena banyaknya masjid yang didirikan di sini. Secara keseluruhan terdapat 3.762 Masjid dan 5.184 Musholla di setiap desa dan kelurahan.
Membahas seputar pariwisata di pulau ini memang banyak menyisakan kesan yang tak terlupakan. Salah satunya adalah melakukan wisata religi ke Jurang Malang Desa Pakuan, Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Barat. Ada apa di sana?
Nama destinasi ini ialah Masjid Al-Ridwan. Terletak cukup dalam dari daerah Sesaot, tepatnya di Desa Pakuan. Kawasan ini juga termasuk daerah yang dingin dan sejuk karena posisinya di bawah kaki Gunung Rinjani, di mana wilayah tersebut masuk ke kawasan Kabupaten Lombok Barat.
Foto: Youtube/Lombok Tradisional
Posisi masjid ternyata terletak di bukit bernama “Jurang Malang”. Jurang artinya bukit yang tidak terlalu tinggi. Sedangkan Malang dalam istilah bahasa suku sasak artinya melintang. Jadi, bisa dipastikan Musholla China Kuno tersebut berada di atas bukit yang melintang.
Berada di ketinggian, suasana sejuk dan adem begitu terasa. Rasanya betah untuk berlama-lama di sana. Lebih lanjut, di area pekarangan ditumbuhi beragam jenis tanaman dan buah-buahan, seperti manggis, durian, rambutan, dan cokelat.
Mushola ini memiliki desain khas seperti bangunan etnis Tionghoa. Terlihat mirip sebuah kelenteng dibandingkan masjid pada umumnya.
Foto: Facebook/Desa Pakuan
Meski bernama Masjid Al-Ridwan, namun warga setempat biasa menyebutnya dengan Masjid China karena bentuk bangunannya yang seperti bangunan China. Masjid ini merupakan salah satu tempat wisata religi yang bagus untuk dikunjungi, dan masuk dalam kategori program desa wisata. Keren!
Masjid ini dibangun berawal dari seorang muallaf keturunan Tionghoa bernama Ang Thian Kok. Setelah memeluk agama Islam, Aan dan istrinya tersadar untuk membangun beberapa masjid, dan salah satunya adalah Masjid China yang berada di Bukit Jurang Malang ini.
Uniknya, di dalam komplek masjid ada sebuah musholla tampil beda dengan arsitektur bangunan menyerupai klenteng. Namanya Mushala Al Ridwan, terletak di atas sebuah bukit di Dusun Jurang Malang, Desa Sesaot, Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Barat, NTB.
Foto: Facebook/Desa Pakuan
Desain musholla ini sangat mencolok dengan dominasi warna merah dan juga berada di atas bukit. Berdiri di atas lahan seluas 90 are atau kurang dari 1 hektare, kompleks Musholla Ridwan terbagi dalam beberapa area, mulai dari area parkir, tempat wudhu, dan beberapa berugak (gazebo) untuk jamaah atau wisatawan bersantai.
Memang setelah dikonfirmasi, tempat ibadah ini didesain dengan gaya berbeda, namun tetap mewakili identitas maupun etnik dari leluhurnya.
Untuk mencapai lokasi mushola, bisa memulai perjalanan dari pusat Kota Mataram. Jarak antara Kota Mataram menuju Desa Pakuan sekitar 28 km, bisa ditempuh dengan waktu 45 menitan.
Foto: brisik.id
Belum ada penginapan seperti hotel atau house guest di sekitar mushola. Disarankan mencari hotel di sekitar wilayah Narmada atau Cakranegara. Di sana banyak sekali penginapan seperti Graha Ayu Hotel dan Gili Air yang berada di dekat Taman Narmada. Tarifnya mulai dari Rp150.000 per malam. Sedangkan di Cakranegara ada Minabi Guest House yang berada di Jalan Abimayu dengan tarif Rp200.000 per malam.
Mengunjungi mushola tak perlu mengeluarkan uang untuk biaya masuk. Hanya perlu memarkir kendaraan di luar area mushola. Tarif parkir kendaraan sendiri seperti pada umumnya yaitu Rp3.000/motor dan untuk kendaraan roda empat hanya Rp5.000 saja.
Membahas seputar pariwisata di pulau ini memang banyak menyisakan kesan yang tak terlupakan. Salah satunya adalah melakukan wisata religi ke Jurang Malang Desa Pakuan, Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Barat. Ada apa di sana?
Nama destinasi ini ialah Masjid Al-Ridwan. Terletak cukup dalam dari daerah Sesaot, tepatnya di Desa Pakuan. Kawasan ini juga termasuk daerah yang dingin dan sejuk karena posisinya di bawah kaki Gunung Rinjani, di mana wilayah tersebut masuk ke kawasan Kabupaten Lombok Barat.
Foto: Youtube/Lombok Tradisional
Posisi masjid ternyata terletak di bukit bernama “Jurang Malang”. Jurang artinya bukit yang tidak terlalu tinggi. Sedangkan Malang dalam istilah bahasa suku sasak artinya melintang. Jadi, bisa dipastikan Musholla China Kuno tersebut berada di atas bukit yang melintang.
Berada di ketinggian, suasana sejuk dan adem begitu terasa. Rasanya betah untuk berlama-lama di sana. Lebih lanjut, di area pekarangan ditumbuhi beragam jenis tanaman dan buah-buahan, seperti manggis, durian, rambutan, dan cokelat.
Mushola ini memiliki desain khas seperti bangunan etnis Tionghoa. Terlihat mirip sebuah kelenteng dibandingkan masjid pada umumnya.
Foto: Facebook/Desa Pakuan
Meski bernama Masjid Al-Ridwan, namun warga setempat biasa menyebutnya dengan Masjid China karena bentuk bangunannya yang seperti bangunan China. Masjid ini merupakan salah satu tempat wisata religi yang bagus untuk dikunjungi, dan masuk dalam kategori program desa wisata. Keren!
Masjid ini dibangun berawal dari seorang muallaf keturunan Tionghoa bernama Ang Thian Kok. Setelah memeluk agama Islam, Aan dan istrinya tersadar untuk membangun beberapa masjid, dan salah satunya adalah Masjid China yang berada di Bukit Jurang Malang ini.
Uniknya, di dalam komplek masjid ada sebuah musholla tampil beda dengan arsitektur bangunan menyerupai klenteng. Namanya Mushala Al Ridwan, terletak di atas sebuah bukit di Dusun Jurang Malang, Desa Sesaot, Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Barat, NTB.
Foto: Facebook/Desa Pakuan
Desain musholla ini sangat mencolok dengan dominasi warna merah dan juga berada di atas bukit. Berdiri di atas lahan seluas 90 are atau kurang dari 1 hektare, kompleks Musholla Ridwan terbagi dalam beberapa area, mulai dari area parkir, tempat wudhu, dan beberapa berugak (gazebo) untuk jamaah atau wisatawan bersantai.
Memang setelah dikonfirmasi, tempat ibadah ini didesain dengan gaya berbeda, namun tetap mewakili identitas maupun etnik dari leluhurnya.
Untuk mencapai lokasi mushola, bisa memulai perjalanan dari pusat Kota Mataram. Jarak antara Kota Mataram menuju Desa Pakuan sekitar 28 km, bisa ditempuh dengan waktu 45 menitan.
Foto: brisik.id
Belum ada penginapan seperti hotel atau house guest di sekitar mushola. Disarankan mencari hotel di sekitar wilayah Narmada atau Cakranegara. Di sana banyak sekali penginapan seperti Graha Ayu Hotel dan Gili Air yang berada di dekat Taman Narmada. Tarifnya mulai dari Rp150.000 per malam. Sedangkan di Cakranegara ada Minabi Guest House yang berada di Jalan Abimayu dengan tarif Rp200.000 per malam.
Mengunjungi mushola tak perlu mengeluarkan uang untuk biaya masuk. Hanya perlu memarkir kendaraan di luar area mushola. Tarif parkir kendaraan sendiri seperti pada umumnya yaitu Rp3.000/motor dan untuk kendaraan roda empat hanya Rp5.000 saja.
Artikel ini ditulis oleh Aly Muhammad