Foto: Brisik.id/Zahir
Kota Surabaya terkenal sebagai salah satu kota besar di Indonesia yang memiliki beragam peninggalan bersejarah yang cukup menarik untuk dikunjungi. Beragam peninggalan bersejarah khususnya peninggalan pada masa kolonial tersebar di seluruh penjuru kota ini.
Sadar dengan beragamnya peninggalan bersejarah tersebut pemerintah kota Surabaya menjadikan destinasi peninggalan bersejarah ini menjadi salah satu objek wisata unggulan di kota ini. Bahkan sering diadakan event-event bertemakan sejarah di Surabaya.
Selain beragam peninggalan masa kolonial, Surabaya juga memiliki beragam objek wisata sejarah yang identik dengan zaman kerajaan di Indonesia. Kali ini Teman Brisik akan diajak untuk lebih mengenal salah satu peninggalan Kerajaan Majapahit yang bernama Sumur Jobong Majapahit.
Foto: Brisik.id/Zahir
Sejarah Singkat
Sumur Jobong diyakini merupakan peninggalan dari masa Kerajaan Majapahit. Menurut beberapa ahli sejarah purbakala, Sumur Jobong memiliki kemiripan dengan banyak situs peninggalan Majapahit yang ditemukan di daerah Trowulan, Mojokerto.
Penemuan sumur ini secara tidak disengaja saat pengerjaan proyek pembangunan gorong-gorong Kota Surabaya. Saat ditemukan, lubang sumur masih dikelilingi oleh bebatuan bata kuno yang diyakini dibuat pada masa Hindu-Buddha. Keberadaan Sumur Jobong ini kemungkinan ada keterkaitan dengan sejarah Ujung Galuh yang cukup populer di Surabaya.
Sumur Jobong memiliki luas kurang lebih sekitar 90 cm dengan kedalaman diperkirakan sekitar 2 meter. Sumur tersebut kini ditutup oleh sebuah lubang palka dari besi yang dapat dibuka-tutup.
Saat ditemukan, di dalam lubang sumur terdapat beberapa benda lain. Mulai dari beberapa batu-batu kuno yang diyakini merupakan peninggalan Majapahit, keramik dan pecahan tembikar hingga tulang-belulang yang diyakini dari tulang hewan maupun manusia.
Foto: Brisik.id/Zahir
Lokasi Sumur Jobong masih berada di wilayah Peneleh, tepatnya di Jalan Pandean Gang 1, Alun-alun Contong, Kec. Bubutan. Untuk menuju ke lokasi Sumur Jobong ini cukup mudah. Dari Jalan Semut Kali lurus saja menuju ke perempatan antara Jalan Pasar Besar wetan dan Jalan Jagalan. Kemudian lurus menuju Jalan Peneleh. Setelah sekitar 1 km belok ke arah Pandean gang 1. Di depan jalan kecil tersebut terdapat banner penanda lokasi Sumur Jobong. Lokasi sumur ini sendiri berada di tengah-tengah jalan perkampungan tersebut.
Ketika menelusiri perkampungan Jalan Pandean, Teman Brisik dapat merasakan suasana khas tempo doeloe yang cukup kental. Hal ini tidak mengherankan karena lokasi perkampungan ini juga masih menjadi satu area dengan perkampungan kuno yang terdapat di Surabaya.
Bagi Teman Brisik yang mencari tempat untuk bersantap, di sepanjang Jalan Peneleh terdapat berbagai rumah makan yang menyajikan beragam menu mulai dari nasi campur, bakso, lontong mi dan beragam menu lainnya.
Bila mencari destinasi menginap, terdapat beberapa hotel yang cukup direkomendasikan yang lokasinya berada dekat dengan Sumur Jobong. Salah satunya adalah Hotel Singaraja Indah yang berlokasi di Jalan Peneleh No.60-62. Tarif menginap per malamnya mulai dari Rp135.000.
Sadar dengan beragamnya peninggalan bersejarah tersebut pemerintah kota Surabaya menjadikan destinasi peninggalan bersejarah ini menjadi salah satu objek wisata unggulan di kota ini. Bahkan sering diadakan event-event bertemakan sejarah di Surabaya.
Selain beragam peninggalan masa kolonial, Surabaya juga memiliki beragam objek wisata sejarah yang identik dengan zaman kerajaan di Indonesia. Kali ini Teman Brisik akan diajak untuk lebih mengenal salah satu peninggalan Kerajaan Majapahit yang bernama Sumur Jobong Majapahit.
Foto: Brisik.id/Zahir
Sejarah Singkat
Sumur Jobong diyakini merupakan peninggalan dari masa Kerajaan Majapahit. Menurut beberapa ahli sejarah purbakala, Sumur Jobong memiliki kemiripan dengan banyak situs peninggalan Majapahit yang ditemukan di daerah Trowulan, Mojokerto.
Penemuan sumur ini secara tidak disengaja saat pengerjaan proyek pembangunan gorong-gorong Kota Surabaya. Saat ditemukan, lubang sumur masih dikelilingi oleh bebatuan bata kuno yang diyakini dibuat pada masa Hindu-Buddha. Keberadaan Sumur Jobong ini kemungkinan ada keterkaitan dengan sejarah Ujung Galuh yang cukup populer di Surabaya.
Sumur Jobong memiliki luas kurang lebih sekitar 90 cm dengan kedalaman diperkirakan sekitar 2 meter. Sumur tersebut kini ditutup oleh sebuah lubang palka dari besi yang dapat dibuka-tutup.
Saat ditemukan, di dalam lubang sumur terdapat beberapa benda lain. Mulai dari beberapa batu-batu kuno yang diyakini merupakan peninggalan Majapahit, keramik dan pecahan tembikar hingga tulang-belulang yang diyakini dari tulang hewan maupun manusia.
Foto: Brisik.id/Zahir
Lokasi Sumur Jobong masih berada di wilayah Peneleh, tepatnya di Jalan Pandean Gang 1, Alun-alun Contong, Kec. Bubutan. Untuk menuju ke lokasi Sumur Jobong ini cukup mudah. Dari Jalan Semut Kali lurus saja menuju ke perempatan antara Jalan Pasar Besar wetan dan Jalan Jagalan. Kemudian lurus menuju Jalan Peneleh. Setelah sekitar 1 km belok ke arah Pandean gang 1. Di depan jalan kecil tersebut terdapat banner penanda lokasi Sumur Jobong. Lokasi sumur ini sendiri berada di tengah-tengah jalan perkampungan tersebut.
Ketika menelusiri perkampungan Jalan Pandean, Teman Brisik dapat merasakan suasana khas tempo doeloe yang cukup kental. Hal ini tidak mengherankan karena lokasi perkampungan ini juga masih menjadi satu area dengan perkampungan kuno yang terdapat di Surabaya.
Bagi Teman Brisik yang mencari tempat untuk bersantap, di sepanjang Jalan Peneleh terdapat berbagai rumah makan yang menyajikan beragam menu mulai dari nasi campur, bakso, lontong mi dan beragam menu lainnya.
Bila mencari destinasi menginap, terdapat beberapa hotel yang cukup direkomendasikan yang lokasinya berada dekat dengan Sumur Jobong. Salah satunya adalah Hotel Singaraja Indah yang berlokasi di Jalan Peneleh No.60-62. Tarif menginap per malamnya mulai dari Rp135.000.
Artikel ini ditulis oleh Zahir