Jelajah Kampung Jagalan, Kampung Tua Bekas Pemakaman

Berbagai peninggalan bersejarah dapat dengan mudah ditemukan di Surabaya. Salah satu wilayah kota tua yang cukup memiliki nilai sejarah yang panjang adalah kawasan Jagalan.

Bagi sebagian orang, khususnya warga Surabaya, mungkin jika mendengar kata Jagalan akan langsung terbayang sebuah jalan besar yang merupakan kawasan Pecinan yang dipenuhi deretan pertokoan yang menjual obat-obatan maupun alat-alat kelistrikan. Namun siapa sangka, di belakang jalan ini ternyata tersembunyi sebuah kampung lawas yang memiliki nama yang sama dengan jalan tersebut. Kampung tersebut dikenal dengan nama Kampung Jagalan.


Foto: Brisik.id/Zahir

Berdiri di Bekas Pemakaman Kuno
Kampung Jagalan sendiri diyakini sudah mulai dihuni oleh penduduk sejak zaman kolonial. Kisah mengenai asal-usul kampung ini cukup banyak, salah satunya yang paling populer adalah kampung ini dulunya merupakan pemakaman kuno dari para korban pemenggalan kepala atau korban pembunuhan yang terjadi di sekitar kawasan ini. Umumnya mereka yang dipenggal atau "dijagal" tersebut merupakan orang-orang yang melawan pihak kolonial.

Setelah mereka dihabisi kemudian mereka dimakamkan di sekitar kawasan ini. Hal inilah yang membuat kawasan ini dikenal dengan nama Jagalan. Selain itu konon di sini dulunya juga terdapat beberapa makam milik keluarga etnis Tionghoa. Kini Kampung Jagalan sudah berubah menjadi pemukiman yang cukup padat bahkan hampir seperti kampung-kampung pada umumnya.


Foto: Brisik.id/Zahir

Semakin padatnya penduduk di area Jagalan bukan berarti menghilangkan bukti bahwa perkampungan ini adalah bekas pemakaman. Salah satu pemakaman kuno yang masih dapat dilihat berdiri berada di Jagalan Gang IV. Makam tersebut berada di tengah-tengah kampung dan konon dianggap keramat oleh masyarakat sekitar.

Makam ini dikenal dengan nama makam Mbah Ronggo dan Mbah Unggul. Tidak diketahui jelas siapa beliau, akan tetapi masyarakat sekitar menganggap beliau sebagai salah satu tokoh masyarakat di kawasan tersebut. Selain itu ada pula sebuah makam lain yang lokasinya terpisah dari kedua makam tersebut dan posisi makam tersebut saling berhadapan.


Foto: Brisik.id/Zahir

Banyak Terdapat Bangunan Khas Era Kolonial
Sebagai salah satu kawasan perkampungan tua, tentu saja di kawasan ini banyak sekali bangunan-bangunan khas kolonial yang umumnya didominasi oleh rumah penduduk. Bangunan-bangunan tersebut tersebar mulai Gang I hingga Gang VI. Selain itu ada salah satu bangunan yang diyakini sebagai bekas pasar yang berdiri pada periode tahun 1920-an.

Di beberapa rumah yang memiliki arsitektur khas kolonial tersebut juga ada yang dimanfaatkan sebagai kafe maupun rumah makan. Tidak heran kawasan ini juga menjadi salah satu destinasi unggulan bagi wisatawan yang sangat menggemari jelajah kawasan kota tua.


Foto: Brisik,id/Zahir