Sirup Tjampolay Asli Cirebon Jadi Salah Satu Brand Tertua di Indonesia

Bagi para wisatawan lokal yang tengah berlibur ke Cirebon dan bingung harus membeli oleh-oleh apa. Tentu jangan khawatir, selain ada terasi udang, gula batu kuning, kerupuk udang, dan kerupuk melarat. Ada satu yang paling legendaris, namanya sirup Tjampolay. Kurang seru rasanya kalau tidak membawa yang satu ini untuk keluarga atau kerabat di rumah.

Bagi warga Cirebon sendiri, biasanya sirup ini tersedia di rumah saat bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri. Dijadikan aneka minuman untuk berbuka puasa atau menyambut para tamu yang datang. Rasanya yang manis dan segar membuat siapa saja akan suka.

Foto: latitudefruitiere.re 

Buah Campolay Sebagai Bahan Baku Utama

Tjampolay diambil dari nama buah Campolay yang merupakan bahan baku utama pembuatan sirup ini. Orang-orang lebih mengenalnya sebagai Sawo Walanda, Sawo Belanda, Sawo Mentega atau Buah Alkesa. Usut punya usut meski Tjampolay adalah sirup asli Cirebon, Bahan bakunya tidak bisa dibudidayakan di sini. 

Ternyata tanaman Sawo Belanda ini harus hidup di dataran tinggi. Di suhu antara 15 derajat sampai 18 derajat. Sementara rata-rata suhu di Cirebon mencapai 30 derajat. Biasanya daerah Cianjur, Sukabumi dan Sumedang menjadi penghasil terbanyak lalu disebar ke daerah sekitarnya untuk diolah menjadi aneka makanan dan minuman.

Konon zaman dahulu, sawo jenis ini banyak disukai oleh penduduk Belanda. Buahnya yang manis dan banyak mengandung manfaat menjadi alasannya. Setidaknya di dalam buah ini mengandung kalori, zat tepung, vitamin, mineral dan serat. Kombinasi yang bagus untuk kesehatan tubuh.

Tanaman ini pun berbuah sepanjang musim. Jadi jangan khawatir tidak kebagian stok sirup Tjampolay ya!

Foto: Limakaki.com

Sejarah Pembuatan

Minuman ini dibuat oleh seseorang bernama Tan Tjek Tjiu pada tahun 1936 di Cirebon. Tjiu meninggal pada tahun 1964. Perusahaan sirupnya sempat berhenti beroperasi selama 6 tahun. Sang anak bernama Setiawan kemudian melanjutkannya pada tahun 1970 karena dirasa masih berpotensi.

Benar saja, Tjampolay semakin populer di tahun 1990-an di tangan generasi ketiga. Mulanya mempunyai 3 rasa, rossen, asam jeruk dan nanas. Hingga kini semakin banyak pilihan rasanya, cocopandan, jeruk nipis, kopi moka, pisang susu, leci, melon, mangga gedong, dan banyak lagi. Rasa yang best seller adalah pisang susu lho.

Karena terbuat dari bahan-bahan yang alami, mulanya sirup ini tidak bisa di sebar ke seluruh daerah pelosok Indonesia karena tidak tahan lama. Tapi seiring perkembangan zaman, sirup ini terus berinovasi dan sudah bisa dikirim ke luar Cirebon. Jadi, bagi kawan-kawan yang belum bisa berlibur ke Cirebon dan penasaran dengan rasanya. Silahkan bisa dicari secara online di platform belanja kesukaan kalian.

Produksi sirup Tjampolay berada di pusat Kota Cirebon. Dalam sehari bisa menghasilkan kurang lebih 1200 botol. Ternyata brand ini menjadi salah satu dari 6 brand makanan tertua di Indonesia. Pertama ada Jamu Jago tahun 1918, kedua ada Kecap Bango tahun 1928, ketiga ada permen Davos tahun 1931, keempat ada permen Ting Ting Jahe tahun 1935, kelima barulah Tjampolay tahun 1936 dan keenam ada Teh Sosro tahun 1940.

Jika kawan-kawan yang sedang berkunjung ke Cirebon dan kebingungan harus membeli dimana. Silakan berkunjung ke berbagai toko oleh-oleh khas Cirebon yang letaknya berada di seberang PGC (Pusat Grosir Cirebon), Jalan Siliwangi, No. 212, Kejaksan, Kota Cirebon atau berkunjung ke toko oleh-oleh khas Cirebon di Pasar Kanoman, Lemahwungkuk, Kota Cirebon yang hanya 7 menit dari PGC.

Untuk sebotol sirup Tjampolay dibanderol dengan rentang harga Rp30.000 hingga Rp38.000 tergantung masing-masing toko.