Budaya & Gaya Hidup 25 September 2021
Foto: http://saptolarasbudoyo.blogspot.com/
Seiring berjalannya perkembangan zaman yang sangat pesat menuju digitalisasi mengakibatkan adannya kesenian tradisional yang mulai punah. Oleh karena itu perlu dilakukan usaha keras untuk mengembalikan kejayaan kesenian tradisional. Hal ini sangat penting dilakukan untuk menunjukkan jati diri sebenarnya Bangsa Indonesia melalui kesenian tradisional.
Salah satu kesenian tradisional khas Kota Madiun yang kini mulai tenggelam tergerus modernisasi ialah Tari Penthul Tembem. Kesenian ini sekarang sudah mulai jarang tersekspos bahkan masih belum diakui secara hukum oleh pemerintah.
Foto: http://saptolarasbudoyo.blogspot.com/
Tari Penthul Tembem menceritakan tentang sejarah perjalanan Raden Ngabehi Ronggowarsito atau biasa disebut Bagus Burhan. Ciri khas tari ini ialah para pemainnya mengenakan topeng berwarna putih yang disebut penthul sedangkan yang mengenakan topeng berwarna hitam disebut tembem.
Tari ini merupakan jenis tari berpasangan karena ditilik dari sejarahnya dahulu dimainkan oleh dua orang yang bernama Kromoleya dan Onggoleya. Pada awalnya tarian ini merupakan media komunikasi dalam menyampaikan berita rahasia dari Kyai Ageng Kasan Besari yang berisi untuk memanggil kembali Bagus Burhan ke Desa Tegalsari karena terjadi wabah penyakit sepeninggal Bagus Burhan di desa itu.
Foto: https://www.kerisjawa.com/
Kromoleya adalah utusan dari Kyai Ageng Kasan Besari, Ia mencoba bertahan hidup dengan mengamen demi memenuhi kebutuhan hidupnya selama mencari Bagus Burhan. Pada saat ia mengamen di Aloon-Aloon Kota Madiun, dengan kebetulan Bagus Burhan dan Onggoleya sedang beristirahat di Masjid Besar dekat Aloon-Aloon.
Saat Onggoleya melihat Kromoleya yang merupakan teman satu pesantrennya sedang mengamen, ia langsung mendekati dan ikut menari bersama Onggoleya. Setelah selesai menari bersama, Kromoleya pun berhasil membujuk Bagus Burhan untuk menghadap Kyai Kasan Besari. Akhirnya Bagus Burhan menghadap Kyai Kasan Besari dan disuruhnyalah untuk berpuasa selama 40 hari.
Peristiwa dimana bertemunya Kromoleya dan Onggoleya di Aloon-Aloon Kota Madiun sambil menari menggunakan topeng berwarna hitam dan putih menjadi sebuah bentuk kesenian Penthul Tembem. Jadi jelas Tari Penthul Tembem memiliki sejarah yang begitu panjang yang patut untuk diketahui oleh penerus Bangsa Indonesia.
Foto: http://saptolarasbudoyo.blogspot.com/
Namun sangat disayangkan sekali apabila salah satu kesenian asli Kota Madiun tersebut luput dari perhatian pemerintah. Sebenarnya kesenian tari ini telah beberapa kali ditampilkan dalam berbagai ajang seni budaya oleh Kelompok Kesenian Wisma Melati Madiun dan mendapatkan penghargaan dari Bala Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional, sekarang BPNB (Balai Pelestarian Nilai Budaya).
Walaupun telah beberapa kali mendapat penghargaan, namun masih tetap saja sulit mendapat perhatian masyarakat. Hal ini dikarenakan kesenian yang hanya diperagakan oleh orang bertopeng hitam dan putih ini dianggap tidak memiliki daya tarik dan sulit untuk dikembangkan.
Foto: https://kimcitratarunakenanga.blogspot.com/
Kesenian Tari Penthul Tembem dianggap kalah populer dengan kesenian asli Madiun Raya, yaitu Reog Ponorogo dan Dongkrek Caruban. Menurut pegiat kesenian tradisional bahwa Penthul Tembem masihlah memiliki potensi untuk dipopulerkan sebagai kesenian Khas Kota Madiun, mengingat latar belakang sejarah dan seni ini peristiwanya terjadi tepat dan persis di Aloon-Aloon Kota Madiun pada tahun 1761 Saka atau 1839 Masehi.
Oleh karena itu kita sebagai penerus bangsa wajib untuk mengenal dan melestarikan kesenian tradisional. Hal ini dilakukan agar Bangsa Indonesia tak kehilangan identitas dirinya sebagai bangsa yang kaya akan kesenian tradisionalnya. Tak hanya itu, diharapkan Tari Penthul Tembem dapat menjadi khazanah baru dalam kebudayaan Indonesia khususnya di Kota Madiun dan dapat diakui keberadaannya secara hukum.
Tags : sejarah budaya kebudayaan tari tradisional tradisional kota madiun madiun tari kesenian penthul tembem
Artikel ini ditulis oleh :
Ranking Level
Badge | Name | Keterangan |
---|---|---|
Bronze 1 | 1-14 artikel | |
Bronze 2 | 15-30 artikel | |
Bronze 3 | 31-45 artikel | |
Bronze 4 | 45-60 artikel | |
Bronze 5 | 61-75 artikel | |
Silver 1 | 76-125 artikel | |
Silver 2 | 126-175 artikel | |
Silver 3 | 176-225 artikel | |
Silver 4 | 226-275 artikel | |
Silver 5 | 276-325 artikel | |
Gold 1 | 326-400 artikel | |
Gold 2 | 401-475 artikel | |
Gold 3 | 476-550 artikel | |
Gold 4 | 551-625 artikel | |
Gold 5 | 626-700 artikel | |
Platinum 1 | 701-800 artikel | |
Platinum 2 | 801-900 artikel | |
Platinum 3 | 901-1000 artikel | |
Platinum 4 | 1001-1100 artikel | |
Platinum 5 | 1101-1200 artikel | |
Diamond 1 | 1201-1350 artikel | |
Diamond 2 | 1351-1500 artikel | |
Diamond 3 | 1501-1650 artikel | |
Diamond 4 | 1651-1800 artikel | |
Diamond 5 | > 1800 |
Madiun {[{followers}]} Followers
Belajar dan lebih dekat dengan budaya Wonosobo.
17 Okt 2021
Mendatangi masjid bersejarah yang berusia lebih dari seabad.
17 Okt 2021
Peran penting minyak zaitun dalam melindungi rambut dari kerusakan
18 September 2019
Bentuknya terlihat menyerupai donat, namun berbeda teksturnya yang kering dan pulen.
24 September 2020
Mulai dari flying fox sampai waterboom.
22 Februari 2021
Cafe yang tidak hanya menghadirkan kopi.
15 Juni 2020
Berawal dari konten youtube menjadi sebuah kedai coffee
08 Februari 2021
Beberapa wisatawan berkunjung ke sini sengaja untuk menenangkan pikiran.
17 Oktober 2021
Sangat simple namun terlihat asyik mirip seperti coffee shop di Bandung.
17 Oktober 2021
Selain bermalam, Teman Brisik juga bisa melakukan aktivitas lainnya.
17 Oktober 2021