Jember memiliki masjid jamik yang berbeda dengan kebanyakan masjid di Indonesia. Masjid Jamik Jember memiliki dua bangunan yang berbeda. Yang pertama merupakan Masjid Jamik Baru yang semua orang Jember kenal dan Masjid Jamik Lama yang tak banyak orang tahu.
Foto: Brisik.id/ Sigit Candra Lesmana
Letak Masjid Jamik Lama berada pas di seberang Masjid Jamik Baru. Karena Masjid Jamik Lama tidak bisa menampung jemaah yang semakin banyak, maka diputuskan untuk membangun bangunan masjid lain yang berada di seberang Masjid Jamik Lama. Masjid inilah yang kemudian sebagai Masjid Al Baitul Amien atau Masjid Jamik Baru yang kita kenal sekarang. Masjid unik dengan bangunan mirip gedung DPR RI.
Berbeda dengan Masjid Jamik Baru, Masjid Jamik Lama memiliki arsitektur bangunan yang antik, bisa dikatakan bergaya kuno. Memang gaya arsitektur lama dari masjid ini tetap dijaga oleh Pemerintah Kota Jember. Bahkan Masjid Jamik Lama sudah ditetapkan sebagai cagar budaya yang tidak boleh diubah sedikit pun, hanya bisa direnovasi.
Bangunan Masjid Jamik Lama telah ada dalam sebuah peta yang dibuat pada 1922. Artinya Masjid Jamik Lama sudah dibangun sebelum 1922 dan sekarang sudah berusia seratus tahun atau lebih.
Foto: Brisik.id/ Sigit Candra Lesmana
Perpaduan Tiga KebudayaanDari segi arsitektur, Masjid Jamik Lama mendapat pengaruh dari tiga unsur gaya arsitektur yakni Eropa, Islam dan Jawa. Kebudayaan Eropa terlihat dari bentuk bangunan yang bergaya De Stijl. De Stijl merupakan sebuah gaya arsitektur yang berkembang pesat di Eropa khususnya Belanda pada abad ke-20.
Kebudayaan Islam terlihat dari adanya kubah-kubah seperti masjid-masjid yang berada di Timur Tengah. Sedangkan kebudayaan Jawa bisa dilihat dari atap masjid yang berbentuk limas bertingkat dua. Bentuk limas bertingkat dua mengacu pada bangunan tradisional Jawa yang pada puncaknya terdapat mustoko yang berbentuk mahkota raja/ sultan.
Gaya arsitektur yang antik membuat Masjid Jamik Lama menarik untuk dijadikan latar belakang foto. Tak hanya eksterior, interior dari masjid ini juga masih bergaya klasik. Selain itu masjid ini juga kaya akan nilai-nilai sejarah.
Foto: Brisik.id/ Sigit Candra Lesmana
Lokasi MasjidBagi yang ingin berkunjung ke Masjid Jamik Lama, harus izin terlebih dahulu kepada pihak yayasan Masjid Al Baitul Amien. Sebab meski masih digunakan untuk kegiatan ibadah dan pendidikan, akan tetapi tidak terbuka untuk umum. Biasanya digunakan sebagai tempat ibadah pegawai yayasan dan para siswa.
Lokasi Masjid Jamik Lama berada di Jl. Sultan Agung, Tegal Rejo, Kepatihan, Kec. Kaliwates, Kab. Jember, Jawa Timur. Tepat di sebelah barat Alun-alun Kota Jember.
Karena letaknya pas di tengah-tengah Kota Jember, tidak akan kesulitan untuk menuju ke lokasi karena banyak angkutan umum yang lalu lalang seperti angkot, ojek, bahkan
becak.
Jika membawa kendaraan pribadi, bisa parkir di lahan Masjid Jamik Baru atau di area parkir Alun-alun Jember dengan tarif Rp2.000.
Foto: Brisik.id/ Sigit Candra Lesmana
AkomodasiBagi yang berasal dari luar Kota Jember, terdapat Hotel Java Lotus yang paling dekat dengan lokasi. Hotel bintang 4 ini terletak di Jl. Gatot Subroto No. 47, Kepatihan, Kec. Kaliwates, sekitar 1,1 Kilometer dari lokasi Masjid Jamik Lama, dengan tarif Rp330.000 per malam.
Di sekitar masjid juga terdapat Toko Roti Sentral yang legendaris untuk membeli oleh-oleh. Selain itu ada juga Kedai Es Krim Domino yang telah berdiri lebih dari setengah abad.