Budaya & Gaya Hidup 17 September 2021
Foto: Brisik.id/evi oktaviani
Bagi masyarakat Tulungagung yang memiliki keinginan, sebagian dari mereka pasti mewujudkannya dengan melalui hantaran doa. Walau begitu, tindakan tersebut tidaklah cukup. Mereka juga perlu melakukan beberapa ritual sebagaimana kepercayaan yang dianut. Biasanya dalam pelaksanaan ritual terdapat beberapa ragam sesaji. Salah satunya adalah Jenang Sengkolo.
Mengenal lebih dekat apa itu Jenang Sengkolo?
Jenang Sengkolo atau lebih dikenal dengan jenang abang atau jenang abang putih atau jenang retha ini merupakan sajian wajib yang dinilai dan dipercayai oleh masyarakat Tulungagung sebagai bentuk pengejawantahan kesungguhan doa bagi pemilik hajat.
Pelaksanaan hajat pun bervariasi salah satunya yang sering menggunakan Jenang Sengkolo adalah tingkeban, selamatan memperingati kelahiran bayi. Di mana dinilai sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan sekaligus pengharapan agar si bayi yang baru saja dilahirkan diberikan keselamatan.
Panamaan Jenang Sengkolo pun terbilang unik, pasalnya nama "Jenang" dalam bahasa Jawa diartikan sebagai bubur. Sedangkan "Sengkolo" berasal dari kata morwakala yang berarti menghilangkan balak. Dengan demikian, Jenang Sengkolo diartikan sebagai satu kesatuan yang melambangkan komponen-komponen dalam kehidupan seseorang baik itu antar sesama manusia maupun dengan alam sekitarnya.
Foto: Brisik.id/evi oktaviani
Di sisi lain, ada yang mengartikan bahwa Jenang Sengkolo merupakan lambang kesederhanaan dalam kehidupan seseorang. Bahkan ada yang mengatakan jikalau Jenang Sengkolo sebenarnya melambangkan asal muasal seorang manusia. Hal tersebut dapat diketahui berdasarkan warna Jenang Sengkolo sendiri.
Warna dari Jenang Sengkolo berwarna merah sebagaimana yang telah disebutkan. Warna merah pada Jenang Sengkolo berasal dari bahan dasar gula merah tebu atau gula Jawa tebu. Warna merah pada Jenang Sengkolo dimaknai sebagai indung telur dari seorang wanita, bentuk pengejawantahan dari sosok ibu sebagai dimulainya kehidupan seorang manusia.
Sementara warna dari jenang putih yang berasal dari bahan dasar beras dan santan kelapa. Warna putih pada Jenang Sengkolo dimaknai sebagai wujud penghormatan pada seorang ayah yang melambangkan sebagai simbol sperma laki-laki.
Proses pembuatan Jenang Sengkolo
Yang menjadi Jenang Sengkolo ini istimewa adalah cara pembuatannya yang masih sederhana dan tradisional. Hal yang perlu dilakukan pertama-tama adalah siapkan bahan-bahan, seperti 250 gram beras, 200 gram gula merah tebu atau gula Jawa, air secukupnya, 1,5 liter santan kelapa, 2 sdm gula pasir, 1 sdt garam, 2 lembar daun pandan dan 1/2 sdt kapur sirih.
Setelah bahan-bahan siap, langkah selanjutnya adalah cuci bersih beras hingga bersih, kemudian rendam beras kurang lebih selama 2-3 jam dan tiriskan. Barulah setelah itu, masukkan ke dalam panci. Masukkan santan, daun pandan dan garam secukupnya.
Masak dengan api sedang hingga adonan mendidih. Selama di masak terus aduk dan jangan lupa tambahkan gula pasir. Masak sampai bubur halus dan mengental. Sesudah bubur masak, ambil separuh kemudian sisihkan.
Separuh bubur putih tadi diambil lagi untuk dijadikan bubur merahnya. Caranya larutkan gula ke dalam air secukupnya. Setelah itu, masukkan larutan gula ke dalam bubur tadi dan tambahkan sedikit kapur sirih. Aduk lagi hingga bubur benar-benar merata rata dan sesudah itu angkat dan sajikan.
Penyajian Jenang Sengkolo
Foto: Brisik.id/evi oktaviani
Untuk penyajian biasanya dilakukan berdasarkan tradisi turun temurun, di Kabupaten Tulungagung Jenang Sengkolo di sajikan dalam dua wadah berupa piring kecil yang sudah dilapisi dengan daun pisang. Komposisi peletakannya yang satu lebih banyak jenang abang dibandingkan dengan jenang putih. Dan yang satu lagi hanya meletakkan jenang merahnya saja.
Setelah semua selesai disajikan, selanjutnya Jenang Sengkolo di taruh ke dalam berkat hajatan yang sudah disiapkan yang nantinya akan dibagikan pada sanak saudara juga tetangga sekitar. Namun, tidak semua mendapatkan Jenang Sengkolo ini hanya dua orang saja.
Nah, ini dia informasi unik seputar Jenang Sengkolo sebagai bentuk pengejawantahan kesungguhan doa orang Jawa di Tulungagung. Semoga bermanfaat ya!
Tags : kenduri selamatan indonesia jawa timur tulungagung tradisi masyarakat tulungagung jenang sengkolo budaya & gaya hidup
Artikel ini ditulis oleh :
Ranking Level
Badge | Name | Keterangan |
---|---|---|
Bronze 1 | 1-14 artikel | |
Bronze 2 | 15-30 artikel | |
Bronze 3 | 31-45 artikel | |
Bronze 4 | 45-60 artikel | |
Bronze 5 | 61-75 artikel | |
Silver 1 | 76-125 artikel | |
Silver 2 | 126-175 artikel | |
Silver 3 | 176-225 artikel | |
Silver 4 | 226-275 artikel | |
Silver 5 | 276-325 artikel | |
Gold 1 | 326-400 artikel | |
Gold 2 | 401-475 artikel | |
Gold 3 | 476-550 artikel | |
Gold 4 | 551-625 artikel | |
Gold 5 | 626-700 artikel | |
Platinum 1 | 701-800 artikel | |
Platinum 2 | 801-900 artikel | |
Platinum 3 | 901-1000 artikel | |
Platinum 4 | 1001-1100 artikel | |
Platinum 5 | 1101-1200 artikel | |
Diamond 1 | 1201-1350 artikel | |
Diamond 2 | 1351-1500 artikel | |
Diamond 3 | 1501-1650 artikel | |
Diamond 4 | 1651-1800 artikel | |
Diamond 5 | > 1800 |
-
Tulungagung {[{followers}]} Followers
Mengunjungi jejak bangunan bersejarah di sudut kota Probolinggo.
17 Okt 2021
Garing dan bikin nagih!
16 Okt 2021
Si cantik dan legit yang sudah ada sejak zaman dahulu.
16 Okt 2021
Merasakan kenikmatan ikan bakar dengan nasi dan sambal khas.
09 Oktober 2021
Tempat ini mengusung konsep Heritage yang mirip dengan gaya bangunan dimasa kolonial Belanda.
07 Agustus 2021
Mencoba makanan tradisional yang unik dan enak.
21 September 2021
Mengunjungi pelabuhan saksi sejarah perkembangan ibukota Indonesia.
26 Juni 2021
Beberapa wisatawan berkunjung ke sini sengaja untuk menenangkan pikiran.
17 Oktober 2021
Sangat simple namun terlihat asyik mirip seperti coffee shop di Bandung.
17 Oktober 2021
Selain bermalam, Teman Brisik juga bisa melakukan aktivitas lainnya.
17 Oktober 2021