Rengginang, Kudapan Tradisional Khas Tulungagung yang Paling Banyak Digemari Saat Lebaran

Teman Brisik yang berdomisili dari Kabupaten Tulungagung dan sekitarnya pasti sudah tahu apa itu kudapan tradisional satu ini? Yup, rengginang atau lebih di sapa dengan arang-arangginang / raginang ini merupakan kudapan sejenis kerupuk tebal berbahan dasar beras ketan yang tidak dihancurkan lalu dibentuk bulat dan dikeringkan beberapa hari dengan cara dijemur di bawah terik sinar matahari. Setelah itu, di goreng ke dalam minyak panas. 

Memang kudapan tradisional satu ini jarang banget absen di kehidupan, apalagi saat lebaran tiba pastinya kebanyakan Teman Brisik yang berdomisili dari Kabupaten Tulungagung dan sekitarnya akan selalu menjumpainya, bukan. Tidak dipungkiri lagi, jika rasa dan aroma yang khas akan selalu di nanti-nanti oleh masyarakat pendukungnya. 

Mengalami modifikasi  

Nah, untuk perkembangannya pun tak bisa diremehkan, di mana semulah kudapan rengginang hanya berbentuk bulat berwarna putih dengan cita rasa gurih. Kini, menjelma menjadi berbagai varian warna dan rasa yang siap memanjakan lidah Teman Brisik. Mulai rasa original hingga rasa yang tidak biasa, seperti keju, balado, jagung bakar, stroberi, coklat, pandan dan gula Jawa.

Bermula dari tape ketan 

Foto: Brisik.id/evi oktaviani

Walau rengginang sudah berkembang cukup pesat dan kehadirannya selalu di tunggu-tunggu setiap orang sampai sekarang, nyatanya sebagian besar tidak banyak yang tahu mengenai asal-usul kudapan tradisional satu ini. Bila ditelusuri lebih lanjut mengenai asal-usulnya sanggatlah menarik, yakni dulunya kudapan rengginang sering kali dikenal dengan istilah ragi sebagai bahan dasar paling utama yang digunakan untuk membuat tape ketan ini tidak mencukupi. Hal inilah yang membuat kudapan tradisional ini bisa tercipta. 

Lebih jelasnya, dulu dikisahkan ada seseorang yang membuat tape ketan. Sayangnya, bahan utama (ragi) yang digunakan tidak mencukupi. Untuk menghindari mubazir. Maka, ia membuatnya sebagai kudapan baru dengan cara membentuk adonan beras ketan yang sudah direbus menjadi bentuk bulat dan rata. Kemudian, menjemurnya selama kurang lebih tiga hari hingga adonan kudapan rengginang hingga kering. Barulah setelah itu, di goreng ke dalam minyak panas. Berawal dari sinilah, kudapan rengginang dikenal sampai sekarang. 

Makna tersebunyi dari kudapan Rengginang 

Foto: Brisik.id/evi oktaviani

Menariknya lagi, kudapan rengginang dikenal sebagai simbol persatuan dan kemakmuran. Hal ini bukan alasan belaka loh, kenyataannya makna dari kudapan rengginang sendiri diambil dari bahan dasar ketan yang digunakan. Seperti yang diketahui bahwasanya jika ketan sangat identik dengan berdempetan sesuai posisinya, bertumpuk dan saling mengisi ruang, saling bersatu dan tidak mudah terpecah belah. 

Di samping itu, ada yang mengatakan bahwa beras ketan juga disimbolkan sebagai kemakmuran. Jadi, sudah enggak heran bila sebagian besar dari masyarakat Kabupaten Tulungagung dan sekitarnya mempercayai jika kudapan rengginang dimaknai sebagai simbol persatuan dan kemakmuran.

Dijumpai di toples kue Khong Guan 

Bukan hanya itu saja, bagi diantara Teman Brisik pernah bertanya-tanya tidak mengenai mengapa kudapan rengginang sering kali ditempatkan di toples kue saat lebaran tiba, terutama di toples kue Khong Guan? Perlu Teman Brisik ketahui, peletakan kudapan rengginang ini ternyata bukan asal-asalan loh, melainkan ada maksud tersendiri berupa selain dijadikan sebagai teman pelengkap untuk santapan bersama opor ayam atau ayam lodho, kudapan rengginang memiliki ukuran yang besar. 

Jadi, untuk meletakkan kudapan tersebut harus menggunakan wadah besar agar utuh dan tidak hancur, maka solusi yang terbaik adalah meletakkan kudapan rengginang ke dalam toples kue lebaran Khong Guan. 

Nah, ini dia informasi unik seputar Rengginang, kudapan tradisional khas Tulungagung yang paling banyak digemari saat lebaran. Semoga bermanfaat ya!!!