Pameran Menawar Isyarat, 60 Tahun Butet Kertaradjasa

Bambang Ekoloyo Butet Kartaredjasa atau kerap dipanggil Butet Kertaradjasa, seorang seniman, aktor, pelawak, pelukis, pembawa acara kondang yang sering tampil di televisi. Semua orang pasti mengenal sosok yang sangat menghibur, jenaka dan profesional dalam dunia seni ini. Butet merupakan salah satu anak dari pelopor tari modern Indonesia yang berasal dari Yogyakarta yaitu Bagong Kussudiardja. Dengan bakat seni yang menurun dari sang ayah, Butet kini tidak hanya merambah satu profesi saja. 

Foto: brisik.id/Ripase

Menginjak umur 60 tahun Butet, kelompok perupa Yogyakarta Suka Pari Suka dan beberapa sponsor, sukses menerbitkan buku berjudul "Urip Mung Mampir Ngguyu". Tidak hanya itu,  acara pembukaan pameran Menawar Isyarat yang menampilkan 60 karya seniman juga berlangsung di Bale Banjar, Sangkring Art Space, Yogyakarta. 

Butet Kertaradjasa dan Kesenian Jogja 

Butet yang lahir pada 21 November 1961 merupakan salah satu seniman yang cukup terkenal di Jogja, terutama sebagai Ketua Yayasan PSBK. PSBK sendiri merupakan singkatan dari Padepokan Seni Bagong Kussudiardja yang berlokasi di Bantul, Yogyakarta. Padepokan ini dikenal sebagai pusat seni yang mendukung pelestarian budaya untuk masyarakat dengan berbagai program seperti residensi seniman, hibah seni, online class, lokakarya, diskusi hingga tur. Selain program, ruang seni ini juga dilengkapi dengan fasilitas ruang pameran, studio tari dan pendopo.

Foto: brisik.id/Ripase

Di luar Jogja, Butet dikenal hadir dalam beberapa film seperti Petualangan Sherina, Banyu Biru, Si Juki The Movie dan yang terakhir Abracadabra pada tahun 2020. Selain dalam dunia perfilman, Butet juga aktif dalam beberapa acara TV yang sudah tidak asing lagi seperti Republik Mimpi dan Sentilan-Sentilun di channel TV yang sama. 

Pameran Menawar Isyarat

Pameran akan berlangsung dari 22 November 2021-11 Januari 2022 dan bisa diakses oleh umum. Pada pembukaan yang berlangsung hanya untuk undangan di 21 November kemarin, buku Butet berjudul "Urip Mung Mampir Ngguyu" turut resmi rilis. Berbagai papan bunga dari pejabat pemerintah juga ikut memenuhi halaman depan Sangkring Art Space, sebut saja seperti Presiden Joko Widodo dan jajaran menterinya. 

Karya-karya yang dipamerkan menyesuaikan dengan tema 60 tahun sang seniman. Karya-karya tersebut tidak melulu tentang Butet, karya milik Bambang Sudarto misalnya. Bambang Sudarto melukis ulang karya Maestro Rembrandt berjudul "The Night Watch" menjadi parodi yang dengan beberapa tambahan figur di dalamnya, terlihat sangat jenaka. 

Foto: brisik.id/Ripase

Selain itu, karya-karya realistic dengan potret Butet juga menjadi pusat perhatian pengunjung. Salah satunya karya milik Galileo berjudul "Portrait Butet" berukuran 106 x 77 cm dengan mix media. Lukisan ini tampak memiliki kesulitan dan detail yang tinggi, hingga mampu memberikan kesan kerutan yang alami.

Karya milik Iwan Yusuf berjudul "Menyapa Bayangan" pada gambar utama artikel ini juga tidak kalah menarik, hampir terlihat hyper realistic. Karya yang menggunakan cat minyak ini hampir terlihat seperti foto dengan tetap memberikan goresan kuas pada background.

Foto: brisik.id/Ripase

Selain para seniman undangan, Butet Kertaradjasa juga ikut memamerkan karya miliknya. Dengan 4 buah keramik berbentuk bundar, terlihat beberapa badut sedang tertawa dengan gesture yang berbeda-beda. Karya ini berjudul "Ngelak Keplok" yang dibuat tahun 2021.

Akses dan Akomodasi Bale Banjar

Bale Banjar adalah satu dari 3 ruang pameran milik Sangkring Art Space yang berada di Jl. Nitiprayan No.88, Ngestiharjo, Bantul, Yogyakarta. Ruang pameran ini mampu untuk menampung karya yang banyak dengan ukuran besar karena sangat luas dan lapang. Fasilitas yang ditawarkan oleh Bale Banjar antara lain seating outdoor, ruang pameran, kipas angin, tempat cuci tangan, kamar mandi dan tempat parkir. Untuk memasuki ruang pameran, Teman Brisik harus registrasi online melalui Instagram @sangkringart, setelahnya akan dikenakan tarif masuk pameran Rp15.000. Teman Brisik tidak hanya bisa mengakses pameran ini saja, melainkan pameran lainnya dengan karya-karya tetap koleksi Sangkring. 

Foto: brisik.id/Ripase

Sangkring Art Space kini menjadi salah satu lokasi yang digandrungi anak-anak muda Jogja dan luar kota. Apabila Teman Brisik ingin berkunjung sekalian menginap, hotel The Amartya adalah pilihan yang tepat dengan harga Rp770.000/malam dengan jarak 10 menit berkendara. Reservasi dan cek informasi bisa melalui www.amartya.com. Selagi masih berlangsung, yuk berkunjung!