Mengenal Gulat Okol, Tradisi Gulat Kuno Dari Wilayah Perbatasan Surabaya-Gresik

Budaya & Gaya Hidup 28 November 2021

Foto: Instagram/@hermawandewantoro

Berbicara tentang Surabaya pasti Teman Brisik akan langsung teringat tentang sebuah kota di timur pulau Jawa yang terkenal akan kuliner khas pesisirnya yang menggugah selera. Selain terkenal akan beragam kuliner yang tentu membuat Teman Brisik ingin kembali lagi ke kota ini, kota Surabaya juga menyimpan beragam sejarah dan budaya yang menjadi daya tarik tersendiri bagi kota yang dijuluki sebagai "Kota Pahlawan" ini. 

Di kota yang cukup besar ini banyak ragam kebudayaan masyarakatnya yang sudah diwariskan secara turun temurun dari berbagai generasi. Beberapa bahkan merupakan hasil dari proses akulturasi beragam kebudayaan masyarakatnya yang sangat beragam. Salah satu kebudayaan masyarakat Surabaya khususnya di daerah pedalaman seperti wilayah Surabaya barat yang berbatasan dengan Kabupaten Gresik pasti sudah tidak asing dengan tradisi Gulat Okol. Seperti apa tradisi tersebut ? yuk kita kenali lebih jauh lagi dengan tradisi Gulat Okol ini.

Asal Mula Gulat Okol

Bagi sebagian orang mungkin cukup asing dengan nama Gulat Okol, bahkan bagi sebagian masyarakat kota Surabaya sendiri juga kemungkinan cukup jarang terdengar tentang tradisi tersebut. Akan tetapi hal ini tidak berlaku bagi masyarakat Surabaya yang tinggal di kawasan Surabaya Barat, tepatnya di sekitar Kecamatan Sambikerep dan sekitarnya. Kegiatan yang bisa dikategorikan sebagai olahraga ini sudah menjadi tradisi turun-temurun bagi masyarakatnya.

Foto: Instagram/@pagipho

Menurut sebagian masyarakat yang masih menggelutinya pada zaman dahulu kegiatan Gulat Okol ini dilakukan oleh para petani dan penggembala yang sedang beristirahat di tengah sawah atau kebun. Sembari menunggu ternak mereka yang sedang mencari makan di area persawahan para warga tersebut kemudian melakukan kegiatan gulat di atas tumpukan jerami atau rumput kering yang dulu lazim ditemukan di area persawahan. Dalam kegiatan gulat tersebut tentu tidak ada yang menang dan kalah, namun warga meyakini kegiatan tersebut semakin memupuk rasa persaudaraan antar mereka dan semakin menguatkan semangat gotong royong.

Menjadi Bagian Dari Kegiatan Sedekah Bumi

Tradisi Gulat Okol kini telah berubah menjadi bagian dari acara sedekah bumi yang dilakukan setahun sekali antara bulan September-Oktober oleh masyarakat Surabaya barat, khususnya warga Kecamatan Sambikerep. Dalam pelaksanaannya kegiatan gulat ini bisa diikuti oleh semua kalangan baik pria maupun wanita, tua maupun muda. Bahkan para pengunjung yang sedang melihat tradisi gulat turun-temurun ini juga dipersilahkan untuk melakukannya, tentu dengan pengawasan para ahli atau wasit.

Foto: Instagram/@jawapos

Kegiatan Gulat Okol ini tidak jauh berbeda dengan yang dilakukan sejak dulu, yakni sama-sama dilakukan diatas tumpukan jerami agar mengurangi rasa sakit ketika terjatuh atau terbanting oleh lawan. Yang menjadi pembeda jika dahulu dilakukan di area pematang sawah atau tengah sawah kini kegiatan gulat ini dilakukan diatas sebuah ring yang dibatasi oleh tali atau tiang bambu. 

Aturan Pelaksanaan Gulat Okol

Dalam tradisi gulat tersebut dilakukan oleh dua pemain yang masih satu gender, setiap pemain diwajibkan untuk menggunakan udeng atau ikat kepala. Selain itu setiap pemain juga diharuskan memakai kain selendang yang dililitkan di bagian tubuhnya. Dalam pelaksanaannya para pegulat tidak diperkenankan untuk memegang secara langsung bagian tubuh lawan. Untuk menjatuhkan lawan mereka diperbolehkan mengoyak kain selendang yang telah dililitkan ke tubuh masing-masing. Tidak diperbolehkan menjatuhkan lawan selain dengan cara tersebut, bahkan para peserta yang kukunya panjang harus dipotong terlebih dahulu agar menjamin keamanan.

Foto: Instagram/@hermawandewantoro

Dalam kegiatan ini juga diiringi oleh alunan musik Gending Becek sehingga menambah semangat dan antusias dari penonton. Dalam tradisi ini juga memiliki beragam filosofi yakni kain selendang yang dililitkan ke tubuh melambangkan persaudaraan antar masyarakatnya. Lalu tumpukan jerami yang digunakan sebagai arena menjadi perlambang berkah dari sedekah bumi.

Tags : sedekah bumi budaya gresik surabaya sambikerep tradisi gulat okol

Artikel ini ditulis oleh :

Zahir
  

Ranking Level

BadgeNameKeterangan
Bronze 11-14 artikel
Bronze 215-30 artikel
Bronze 331-45 artikel
Bronze 445-60 artikel
Bronze 561-75 artikel
Silver 176-125 artikel
Silver 2126-175 artikel
Silver 3176-225 artikel
Silver 4226-275 artikel
Silver 5276-325 artikel
Gold 1326-400 artikel
Gold 2401-475 artikel
Gold 3476-550 artikel
Gold 4551-625 artikel
Gold 5626-700 artikel
Platinum 1701-800 artikel
Platinum 2801-900 artikel
Platinum 3901-1000 artikel
Platinum 41001-1100 artikel
Platinum 51101-1200 artikel
Diamond 11201-1350 artikel
Diamond 21351-1500 artikel
Diamond 31501-1650 artikel
Diamond 41651-1800 artikel
Diamond 5> 1800

Youth Historian

Surabaya {[{followers}]} Followers



Berita Terkait

Travel

Menyambangi Petirtaan Dewi Sri di Candi Simbatan Magetan

Kolam peninggalan pada masa kerajaan Hindu-Buddha dengan Arca Dewi Sri atau Dewi Padi.

29 Nov 2021

Travel

Uniknya Masjid Perahu Sebagai Bukti Sejarah Syiar Islam di Gresik

Melihat keunikan masjid berbentuk perahu.

28 Nov 2021

Kamu Mungkin Tertarik

Travel

Berselancar di Ujung Timur Pulau Jawa

Ombaknya sangat cocok untuk para peselancar pemula.

11 Januari 2020

Kuliner

Seahourse Coffee, Coffee Shop Unik dengan Brandmark Kuda Laut

Bangunan cafe cukup luas terbagi menjadi area indoor dan outdoor.

03 April 2021

Travel

Tetap Memikat, Wisata Perantunan Usung Konsep Tanpa Listrik

Seolah membuat pengunjung layaknya berkemah di atas gunung.

20 Juni 2020

Kuliner

Twissterdog, Rumahnya Camilan Kentang di Bali

Kentang garing dengan keju mozzarela yang mulur-mulur ketika ditarik.

03 Februari 2021

Travel

Menikmati Sisi Lain Gunung Batur dari Desa Pinggan

Gunung Batur sajikan pemandangan yang ikonik.

04 Desember 2019

Terbaru

more

Kuliner

Pisang Koening Dengan Topping yang Meleleh

Ragam menu berbahan pisang dengan topping manis menggugah selera.

29 November 2021

News

Festival Literasi Patjar Merah Hadir Kembali dengan Pasar Kaget

Pameran pasar buku untuk akses literasi yang setara.

29 November 2021

Travel

Merasakan Keasrian Wisata Alam di Taman Alam Surapanta

Bermain air di aliran sungai.

29 November 2021

Kuliner

Cafe unik bertema Unicorn di Miss Unicorn Cafe

Cafe unik penuh dengan unicorn.

29 November 2021

Kuliner

Bubur Gunting, Camilan Manis Warisan Budaya Tionghoa

Bubur manis dengan arti bagaikan berlian.

29 November 2021

Berita Video

more