Budaya & Gaya Hidup 30 Oktober 2021
Foto: Brisik.id/evi oktaviani
Diantara Teman Brisik ada yang tau enggak apa itu Luweng?
Yep, Luweng atau yang dikenal dengan nama lain tungku, perapian tradisional dan juga pawonan ini merupakan salah satu tempat masak tradisional berbahan dasar material berupa batu bata merah dan tanah liat yang disusun dengan sedemikian rupa pada suatu tempat yang sudah ditentukan hingga tidak bisa dipindahkan dari satu tempat ke tempat lainnya.
Walau begitu, dengan seiring berjalannya waktu dalam proses pembuatan Luweng ini terdapat pergeseran. Di mana proses awalnya hanya menggunakan bahan batu bata merah dan tanah liat sebagai perekatnya, kini perekatnya berinovasi diganti dengan semen tipis. Bahkan disela batu-bata dan semen diberi besi ukuran kecil dengan tujuan supaya Luweng bisa semakin kuat ketika digunakan.
Mengenal apa itu Luweng?
Di Kabupaten Tulungagung, bentuk Luweng memanjang ke arah belakang dengan memiliki tiga hingga empat lubang secara keseluruhan. Dan ukuran lubang yang ada pada Luweng tidaklah sama, yang mana bila Luweng memiliki lubang semakin banyak dengan jumlah kurang lebih empat buah, maka bagian belakang akan semakin meninggi.
Bukan hanya itu saja, dari diantara lubang Luweng masing memiliki sebutan dan fungsinya. Lubang yang pertama atau bagian depan biasa disebut sebagai cangkem Luweng yang fungsinya untuk memasukkan kayu bakar. Untuk bagian dua lubang bagian atas sering kali oleh masyarakat Kabupaten Tulungagung menyebutnya sebagai slowongan yang fungsinya untuk meletakkan peralatan masak. Dan bagian paling belakang disebut sebagai bolongan Luweng yang fungsinya untuk pego atau jalan keluar asap.
Harus diberi penopang
Foto: Brisik.id/evi oktaviani
Umumnya ketika seseorang hendak memasak menggunakan Luweng, biasanya mereka akan meletakkan beberapa pecahan genting (lawe) dan kreweng pada slowongan yang masing-masing memiliki fungsi yang berbeda-beda. Pecahan genting atau lawe di taruh di atas slowongan yang gunanya untuk menutupi rongga api yang keluar dari lubang atas ketika memasak.
Sedangkan kreweng berfungsi sebagai penyeimbang ketika peralatan masak di taruh tepat di slowongan. Untuk peletakannya pun tidak bisa sembarangan, melainkan sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan supaya bisa seimbang dan tidak miring. Selain itu, tumang atau disebut sebagai bibir Luweng dengan memiliki posisi malang ketika Luweng dibangun menghadap utara selatan.
Dan ada juga lawih yang fungsinya sebagai penopang. Biasanya oleh masyarakat Kabupaten Tulungagung diletakkan di bagian muka mulut tungku yang memiliki fungsi untuk ganjal agar ketika memasak api dalam Luweng bisa berongga dan asap yang dikeluarkan dari Luweng tidak berlebihan.
Jenis pembuatan Luweng bisa berbeda
Menariknya, dalam proses pembuatan Luweng dan bentuk yang dibuat bisa berbeda berdasarkan kegunaannya. Bila digunakan sehari-hari bentuk Luweng sebagaimana yang telah disebutkan bahwasanya akan berbentuk memanjang ke arah belakang dengan memiliki tiga hingga empat lubang secara keseluruhan. Sementara untuk membuat Luweng khusus acara hajatan (seperti pernikahan) akan lebih besar dan hanya ada satu buah cangkem, slowongan dan bolongan tepat di belakang Luweng.
Hari baik pembuatan Luweng
Foto: Brisik.id/evi oktaviani
Yang paling menariknya lagi, waktu dalam pembuatan Luweng menurut masyarakat Jawa di Kabupaten Tulungagung harus didasarkan hitungan Jawa dan tidak sembarangan. Sebagian besar dari mereka banyak percaya jikalau hari Selasa wage merupakan hari baik untuk membuat Luweng (kesempurnaan untuk mengeluarkan panas yang maksimal ketika digunakan).
Itulah dia informasi mengenai Luweng, tempat masak tradisional yang masih digunakan hingga sekarang.
Tags : budaya brisik indonesia jawa timur tulungagung kompor tradisional budaya & gaya hidup tungku alat masak tradisional pawonan luweng
Artikel ini ditulis oleh :
Ranking Level
Badge | Name | Keterangan |
---|---|---|
Bronze 1 | 1-14 artikel | |
Bronze 2 | 15-30 artikel | |
Bronze 3 | 31-45 artikel | |
Bronze 4 | 45-60 artikel | |
Bronze 5 | 61-75 artikel | |
Silver 1 | 76-125 artikel | |
Silver 2 | 126-175 artikel | |
Silver 3 | 176-225 artikel | |
Silver 4 | 226-275 artikel | |
Silver 5 | 276-325 artikel | |
Gold 1 | 326-400 artikel | |
Gold 2 | 401-475 artikel | |
Gold 3 | 476-550 artikel | |
Gold 4 | 551-625 artikel | |
Gold 5 | 626-700 artikel | |
Platinum 1 | 701-800 artikel | |
Platinum 2 | 801-900 artikel | |
Platinum 3 | 901-1000 artikel | |
Platinum 4 | 1001-1100 artikel | |
Platinum 5 | 1101-1200 artikel | |
Diamond 1 | 1201-1350 artikel | |
Diamond 2 | 1351-1500 artikel | |
Diamond 3 | 1501-1650 artikel | |
Diamond 4 | 1651-1800 artikel | |
Diamond 5 | > 1800 |
-
Tulungagung {[{followers}]} Followers
Nuansa budaya Bugis terasa kental meski dibalut kesan modern.
19 Jan 2022
Semua menunya memiliki harga terjangkau dan bikin kantong aman.
19 Jan 2022
Cafe full outdoor ini berdiri di antara hijaunya lahan persawahan.
19 Jan 2022
Berkunjung ke setu sambil menikmati keindahan alam sekitar Gunung Salak.
23 September 2021
Di kanan dan kiri jalan di sekitar rumah warga penuh dengan hiasan cat warna-warni.
01 Juli 2021
Kue tradisional bertekstur pulen serta rasa gurih dan manis legit.
08 Desember 2021
Salah satu wisata pantai yang terkenal sebagai surga tersembunyi di kawasan Pesisir Barat.
20 Januari 2021
Tempat ini mengusung konsep Heritage yang mirip dengan gaya bangunan dimasa kolonial Belanda.
07 Agustus 2021
A'la pedesaan dengan suasana tempat makan yang adem.
19 Januari 2022
Nuansa budaya Bugis terasa kental meski dibalut kesan modern.
19 Januari 2022
Semua menunya memiliki harga terjangkau dan bikin kantong aman.
19 Januari 2022
Konon katanya, monyet-monyet di sini selalu berjumlah 40 ekor.
19 Januari 2022
Wisata air dengan keindahan payung warna-warni.
19 Januari 2022