Pulau Peucang, Favoritnya Seorang Travel Writer Trinity

Ternyata, di bukunya Trinity menyebutkan Pulau Peucang sebagai salah satu pulau yang memiliki pantai terbaik. Ia memilih 9 pantai berdasarkan beberapa kriterianya sendiri, yaitu pantainya harus bersih, tidak berkarang, berpasir putih cukup luas, berair jernih, tidak dangkal, tidak berarus dan berombak tinggi, sepi, memiliki keunikan khusus, dan non-komersial, artinya siapapun boleh masuk ke pantai tersebut tanpa harus bayar.

Teman Brisik yang belum tahu siapa itu Trinity, ia adalah seorang travel writer yang telah menulis 15 buku wisata terlaris di Indonesia. Dimulai dari hobi menulis catatan perjalanan di blog pribadinya, ia telah mengunjungi berbagai tempat wisata di berbagai provinsi di Indonesia dan mengunjungi kurang lebih 89 negara.

Foto: instagram/@rivai21

Situs Warisan Dunia UNESCO
Di salah satu bab di bukunya, The Naked Traveler 4, ia menyebutkan 9 pantai favorit di Indonesia yang paling nikmat untuk berenang, salah satunya adalah di Pulau Peucang. Berada di wilayah admistrasi Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, pulau yang masuk ke dalam wilayah Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) ini telah dinobatkan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun 1992.

Ternyata memang benar, Pulau Peucang memiliki pantai indah dengan hamparan pasir putih luas dan tidak berkarang. Melakukan beach walk di sekitaran pulau jadi lebih nyaman walaupun dengan bertelanjang kaki. Lingkungannya sepi, bersih, dan terjaga, mengingat pulau ini merupakan taman nasional yang jarang disambangi lalu-lalang perahu komersil. Apalagi, orang-orang tidak setiap hari bisa masuk ke wilayah ini jika belum memiliki ijin dari pengelola daerah.

Meski air lautnya dalam, tapi pantainya tidak berarus dan berombak tinggi, sesuai dengan kebutuhan Trinity atau Teman Brisik yang hobi berenang. Seru kan bisa menyaksikan segerombolan ikan warna-warni yang nampak jelas di dalam air sambil berenang, bahkan di tepi pantai sekali pun. Snorkeling dan diving juga bisa dilakukan di pulau ini. Lebih memuaskan. Hanya saja kamu butuh lisensi dan guide yang berpengalaman saat menuju perairan yang lebih dalam. 

Foto: instagram/@ujungkulon_adventure

Dihuni satwa liar
Keunikan khas dari pulau seluas 450 hektar ini adalah banyaknya beragam satwa liar. Ada rusa, babi hutan, kera ekor panjang, dan satwa liar lainnya. Trinity saja sampai harus hati-hati menyimpan barang bawaan karena beberapa monyet berkeliaran sampai ke pantai, dan kadang iseng nyolong bajunya.

For your information, nama "peucang" diambil dari sejenis siput laut yang banyak terdapat di perairan pantainya. Ada juga yang bilang bahwa nama "peucang" berasal dari nama hewan kancil. Meski begitu, di sana tidak terdapat kancil yang dalam Bahasa Sunda berarti "peucang."

Pulau Peucang memang tidak berpenghuni. Hal ini bermaksud agar tetap menjaga unsur alam yang ada di sana. Bangunan yang tersedia hanya ada satu bangunan Posko Balai Taman Nasional Ujung Kulon yang akan mengawasi Pulau Peucang dan pusat informasi Taman Ujung Kulon, serta sebuah penginapan berbentuk rumah panggung sederhana untuk menampung para wisatawan yang datang berkunjung.

Foto: instagram/@pulaupeucang

Sepertinya kamu tidak bisa seenaknya keluar masuk Pulau Peucang. Untuk bisa menikmati nuansa pulau  yang masih asri dengan segala aktifitasnya kamu hanya bisa ikut open trip yang diadakan beberapa agen wisata. Pilih saja agen wisata terpercaya yang selalu update informasi tentang open trip dan rajin sharing foto-fotonya di media sosial agar perjalanan kamu lebih aman dan nyaman.

Open trip 3 hari 2 malam ke Pulau Peucang rata-rata dimulai dengan harga Rp700.000-an per orang dengan meeting point di Jakarta dan Serang. Sedangkan untuk meeting point di daerah Sumur - Pandeglang lebih murah lagi, yaitu sekitar Rp600.000-an. Dengan harga segitu, semua fasilitas trip, keperluan dokumen menuju TNUK, dan penginapan para peserta trip sudah dijamin. 

Kegiatan di pulau pun tidak hanya melulu di area pulau saja, tapi ditambah dengan trekking, snorkeling, canoing di sungai Cigenteur, menikmati savana banteng, hingga hunting sunset.