Kalau di Kalimantan Timur ada kudapan bernama pisang gapit, tanah Minang juga memilikinya, serupa namun tak sama. Namanya pisang kapik, kudapan berbahan dasar buah pisang dengan cita rasa yang kaya. Pisang kapik dibuat dari pisang kepok yang dipanggang utuh di atas arang dan tempurung kelapa. Setelah proses pemanggangan selanjutnya akan dilakukan proses mangapik atau penjepitan.
Foto: Brisik.id/KuePandanPisang akan dikapik (dijepit) dengan alat penjepit berbentuk kotak yang terbuat dari kayu. Pisang dikapik hingga berbentuk lingkaran dan gepeng. Kemudian disajikan di atas kertas cokelat atau daun pisang. Normalnya, pisang kapik dijual Rp20.000 per tiga buah.
Sebagai hiasan dan penambah cita rasa, pisang kapik juga ditaburi dengan parutan kelapa. Istimewanya, parutan kelapa ini sudah terlebih dahulu diolah dengan gula merah yang dicairkan kemudian diaduk secara bersamaan. Tak lupa, potongan kecil daun pandan di atas parutan kelapa ini sebagai pemanis dan penambah harum.
Foto: Brisik.id/KuePandanLegit dan sedikit kelat dari pisang yang dipanggang, bersatu dengan cita rasa yang manis hasil olahan parutan kelapa dengan gula merah cair. Tanpa ragam topping yang kekinian, pisang kapik tetap mempertahankan keunikan rasanya yang legendaris sehingga tidak pernah sepi peminat. Terlebih jika musim liburan seperti Hari Raya Idul Fitri, libur akhir tahun, atau libur nasional lainnya.
Biasanya pedagang pisang kapik ini bisa ditemui di dekat pusat Kota Bukittinggi. Seperti di depan toko Asmara Jaya, yang berhadapan langsung dengan gedung baru Pasa Ateh, di belakang gedung baru Pasa Ateh, sederet pedagang bihun goreng sebelum masuk Pasa Putiah, atau di dalam kios oleh-oleh yang juga terdapat di belakang gedung Baru Pasa Ateh. Pisang kapik tidak dijual di malam hari. Para pedagangnya mulai berjualan sekitar pukul 08.00 - 18.00.
Foto: Brisik.id/KuePandan
Umumnya para pembeli menyantap Pisang Kapik di pelataran Jam Gadang sambil menikmati pemandangan kota Bukittinggi dari ketinggian. Bisa juga sebagai kudapan di sela-sela kegiatan mengunjungi tempat wisata seperti Panorama Baru dan Taman Margasatwa dan Budaya Kinantan, atau sebagai oleh-oleh bagi wisatawan yang datang dari sekitaran kota Bukittinggi.
Teman Brisik yang menginap di sekitar kawasan pusat kota, seperti di Pasa Ateh, di Kampuang Cino, atau Jalan Tuanku Nan Renceh bisa juga menjadikan pisang kapik sebagai salah satu menu sarapan. Tinggal ditambah dengan segelas teh hangat, menjadi perpaduan yang pas untuk dinikmati di tengah dinginnya udara pagi Kota Bukittinggi.