Pameran Lukisan Kamajaya-Kamaratih, Memaknai Konsepsi Cinta Kasih

News 08 Desember 2021

Foto: brisik.id/Ripase

Yogyakarta adalah kota dengan budaya yang kaya dan kental. Banyak seniman lahir dan tumbuh dari kota istimewa ini. Beberapa seniman tidak melulu berkutat dalam seni rupa kontemporer, beberapa dari mereka masih mengambil salah satu bentuk warisan kebudayaan yaitu wayang yang syarat akan kisah dewa-dewi sebagai role model dalam berkarya. 

Foto: brisik.id/Ripase

Apakah Teman Brisik tau tentang tokoh pewayangan Dewa Kamajaya dan Dewi Kamaratih? Dalam budaya Jawa, dewa-dewi cinta yang memelihara kedamaian untuk senantiasa damai dan juga sejahtera. Namun kali ini tidak membahas tentang karya wayang pada umumnya, melainkan karya lukisan dari dua seniman Jogja yang bernama Agus Wayang dan Sumiyati Herman. Karya mereka saling terhubung satu sama lain walau dengan eksekusi yang berbeda. Pameran yang akan berlangsung dari 13 November-15 Desember 2021 ini masih berlangsung di Kumpeni Art Space, Jl. Ahmad Dahlan, No. 32, Yogyakarta.

Agus Wayang dan Sumiati

Dua seniman yang aktif berkesenian di Jogja ini berkarya dengan penuh harapan agar kultur tradisional tidak hilang bersamaan dengan berkembangnya zaman. Begitu juga dengan Sumiyati yang karya-karyanya banyak bercerita tentang kehidupan sehari-hari bisa kembali mengingatkan akan cinta kasih terhadap sesama dengan memaknai perbedaan. 

Foto: brisik.id/Ripase

Agus Wayang sesuai dengan nama belakangnya, melukis dengan objek wayang dengan berbagai cerita-cerita di baliknya. Seniman dengan nama asli Agus Nuryanto ini dikenal aktif berpameran di Surakarta dan Yogyakarta sejak 1994. Pria kelahiran 1970 ini hampir pada setiap karya yang dipamerkan berhubungan dengan wayang dan mitos dikemas dengan hasil yang apik.

Sebaliknya, Sumiyati Herman pelukis kelahiran Sukoharjo ini karyanya berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Setiap peristiwa yang diangkat dan ditorehkan pada kanvas sangat relate dengan semua orang. Sebut saja karya yang berjudul "Persahabatan" dan "Momong Cucu." Dengan menekankan rasa cinta antar hubungan keluarga dan sanak saudara, wanita kelahiran 1972 ini memberikan realitas lainnya di balik sikap individualistis masyarakat modern.

Foto: brisik.id/Ripase

Apabila ditelisik lebih jauh, karya Agus dan Sumiyati mengacu pada satu isu yang sama tentang kehidupan individual, konsumerisme dan kekuasaan. Tanggapan atas situasi sosial yang tidak terbantahkan, memberikan mereka inspirasi dalam penciptaan karya. 

Pameran Kamajaya-Kamaratih

Pameran ini berlangsung hingga pertengahan bulan Desember merupakan karya baru 2021. Lukisan-lukisan ini juga berjejer rapi di Kumpeni Art Space yang juga merupakan sebuah kafe tempat nongkrong seniman dan anak muda Jogja. Untuk memasuki ruang pameran, Teman Brisik bisa langsung masuk atau bertanya kepada Barista yang berjaga. Ruang pameran ini diciptakan khusus dengan dinding sederhana tanpa dekorasi yang berlebihan. Apabila Teman Brisik mau sekalian minum kopi juga bisa. Bangunan Kumpeni Art Space ini juga sesuai dengan namanya yaitu vibes rumah ala Belanda.

Foto: brisik.id/Ripase

Sambil melihat-lihat karya yang dipajang. Salah satu karya milik Agus yang berjudul "King" menarik perhatian dengan penggunaan warna merah yang syarat akan makna. Gabungan antara budaya Jawa dan Tionghoa terlihat dalam karya ini. Tampak wayang yang menggunakan pakaian tradisional, berwarna merah, figur babi, lampion dan simbol Yin-Yang menunjukkan akulturasi budaya.

Foto: brisik.id/Ripase

Selain karya milik Agus, lukisan milik Sumiyati berjudul "Jakarta di Balik Jendela" dengan ukuran 50 x 60 cm ini juga sangat menarik. Kumpulan orang dewasa dan anak-anak sedang berjalan di bawah gedung-gedung tinggi mengingatkan akan fenomena yang terjadi di Jakarta. Karya dengan dominasi warna biru ini mungkin sangat relate dengan Teman Brisik yang tinggal di Jakarta.

Kumpeni Art Space

Kumpeni adalah salah satu ruang pameran yang sudah berdiri sejak tahun 2017. Konsep yang dibawakan oleh kafe ini adalah rumah Belanda dengan berbagai furniture dilengkapi koleksi benda-benda antik nan menarik. Fasilitas yang ditawarkan art space ini antara lain kafe, toilet, tempat parkir, WiFi, ruangan full AC serta kursi. 

Foto: brisik.id/Ripase

Art space yang berada di Jl. Ahmad Dahlan ini sangat dekat dengan tempat wisata Titik Nol Kilometer, sehingga banyak penginapan berbagai harga bisa menjadi pilihan bagi Teman Brisik yang berniat datang. Salah satunya adalah Whiz Hotel Malioboro Yogyakarta dengan tarif mulai dari Rp500.000/malam dengan jarak 7 menit berkendara. Fasilitas yang ditawarkan seperti tempat parkir, kamar dengan berbagai ukuran, kolam renang, lounge, tempat gym dan restoran. Teman Brisik bisa reservasi di website www.whizhotels.com. 

Tags : pamerankamajayakkamaratih wayang seni pameranseni jogja brisik.id kumpeniartspace

Artikel ini ditulis oleh :

Ripase
  

Ranking Level

BadgeNameKeterangan
Bronze 11-14 artikel
Bronze 215-30 artikel
Bronze 331-45 artikel
Bronze 445-60 artikel
Bronze 561-75 artikel
Silver 176-125 artikel
Silver 2126-175 artikel
Silver 3176-225 artikel
Silver 4226-275 artikel
Silver 5276-325 artikel
Gold 1326-400 artikel
Gold 2401-475 artikel
Gold 3476-550 artikel
Gold 4551-625 artikel
Gold 5626-700 artikel
Platinum 1701-800 artikel
Platinum 2801-900 artikel
Platinum 3901-1000 artikel
Platinum 41001-1100 artikel
Platinum 51101-1200 artikel
Diamond 11201-1350 artikel
Diamond 21351-1500 artikel
Diamond 31501-1650 artikel
Diamond 41651-1800 artikel
Diamond 5> 1800

Yogyakarta {[{followers}]} Followers



Berita Terkait

News

Memaknai Estetika dan Ketidaksempurnaan Karya dalam Pameran Wabi-Sabi

Melihat pameran seni dengan tema ketidaksempurnaan di galeri yang berada di hotel.

26 Jan 2022

News

Menyaksikan Layar Senyap Gerak Sunyi, Pameran Tunggal Yosep Anggi Noen

Pameran tunggal dalam layar hitam putih.

26 Jan 2022

News

Pameran Practical Fragment, Upaya Seniman Mengolah Artefak Kebudayaan Yang Termakan Zaman

Mengunjungi pameran seni yang menggunakan media barang tidak terpakai.

26 Jan 2022

Kamu Mungkin Tertarik

Travel

Mengenal Cagar Budaya Sambil Berwisata Religi Di Makam Girilangan Desa Gumelem

Makam ini merupakan makam dari salah satu pembesar di desa Gumelem yakni Ki Ageng Giring.

16 Juli 2021

Travel

Petualangan Menantang di Hidden Canyon Beji Guwang

Ngarai tersembunyi yang penuh rute menantang fisik.

02 Maret 2021

Kuliner

Bakso Cak Adhim, Kuah dan Kikilnya Mantap!

Namanya sudah masyhur di kalangan para pencinta kuliner bakso di Gresik.

11 November 2021

Travel

Berwisata Sejarah di Wisma Ranggam yang Seperti Kampung Eropa

Menapa sejarah di bangunan bergaya Eropa.

06 November 2021

Kuliner

Bumi Kayom, Tempat Nongkrong Hits di Pinggir Kota Salatiga

Menawarkan suasana hijau dan sejuk.

18 Mei 2021

Terbaru

more

Kuliner

Nongkrong di Malam Minggu Makin Seru di Kafe Jejakmu

Nongkrong asyik di kafe dengan minuman dan menu yang unik .

28 Januari 2022

Travel

Curug Gomblang, Airnya Adem Banget!

Airnya dingin banget tidak disarankan untuk mandi.

27 Januari 2022

Travel

Warna-warni Dam Sewu

Seiring berjalannya waktu, keberadaan dam sekaligus dijadikan sebuah tempat wisata gratis.

27 Januari 2022

Kuliner

Sarapan Di Warung Kongde Dengan Nama Lauk Yang Unik

Mencoba bersantap di warung makan dengan nama dan menu yang unik.

27 Januari 2022

Kuliner

Zeus Coffee, Kafe Bergaya Santorini di Surakarta

Penggunaan warna putih dan biru yang dominan seperti konsep di Santorini.

27 Januari 2022

Berita Video

more