Mendengar kata "makam" pasti yang ada di pikiran kamu adalah tempat yang seram dan angker. Saat ini yang namanya makam bukanlah tempat yang menyeramkan lagi karena sudah banyak makam-makan yang dibangun sedemikian indahnya bahkan dijadikan sebagai tempat wisata religi atau cagar budaya. Salah satu makam yang unik adalah makam Girilangan yang berada di desa Gumelem wetan kecamatan Susukan kabupaten Banjarnegara tepatnya di bukit gunung Waluh. Makam ini menjadi salah satu cagar budaya yang ada di Banjarnegara.
Desa Gumelem dahulunya merupakan sebuah wilayah berbentuk pendemangan yang berstatus sebagai tanah perdikan. Yang dimaksud dengan tanah perdikan yaitu suatu wilayah yang dihadiahkan oleh Raja kepada seseorang atau ulama yang telah berjasa terhadap kerajaan dan biasanya ini terjadi di Jawa. Bagi penduduk yang tinggal di tanah perdikan maka akan bebas dari pajak. Sekarang ini desa Gumelem terbagi menjadi dua desa yaitu desa Gumelem Kulon dan desa Gumelem Wetan. Di desa Gumelem wetan inilah makam Girilangan berada. Sebuah makam yang menjadi salah satu cagar budaya di Banjarnegara. Selain makam Girilangan desa Gumelem juga terkenal dengan kesenian
Ujungan, Nyadran Gedhe dan batik tulisnya yang sangat indah.
Foto : Instagram.com/banjarnegaraterkini/
Sejarah Makam Girilangan
Makam Girilangan merupakan makam dari salah satu pembesar di desa Gumelem yakni Ki Ageng Giring. Konon cerita Ki Ageng Giring bersama para pengikutnya tengah melakukan perjalanan menuju dukuh Giring yang berada di Gunung Kidul. Namun, begitu sampai di lereng Gunung Wuluh, raga Ki Ageng Giring menghilang dan tidak dapat ditemukan oleh para pengikutnya. Untuk itu sesuai dengan titah atau amanah, maka tandu yang dipergunakan untuk membawa Ki Ageng Giring dikuburkan di atas Bukit Gunung Wuluh tersebut. Sejak saat itu tempat ini dinamakan Girilangan yaitu tempat dimana Ki Ageng Giring menghilang. Girilangan diambil dari nama Ki Ageng Giring dan langan dari kata bahasa Jawa kelangan atau kehilangan.
Foto : Instagram.com/banjarnegaraterkini/
Sekilas makam Girilangan terlihat tampak seperti bangunan kerajaan. Desain makam yang klasik dengan batu bata yang tersusun rapi sebagai material utama dari makam ini disusun sedemikian indahnya. Tembok bata yang mengelilingi makam memiliki hiasan stupa-stupa kecil dan punden berundak yang mirip seperti candi. Pada bangunan makam tiang dan pintunya juga mirip dengan ukiran yang ada di Kerajaan Mataram. Makam Girilangan ini dibangun oleh Ki Ageng Gumelem mantan Senopati Mataram Islam dengan meminta izin Sultan Mataram terlebih dahulu. Maka tak heran jika desain makam ini mirip sekali dengan desain pada masa kerajaan Mataram Islam.
Foto : www.triarsadrana.wordpress.com
Lokasi makam Girilangan yang cukup luas menjadikan makam ini diperuntukkan bagi banyak orang yang akan dimakamkan disini. Untuk itu makam ini dibagi menjadi beberapa komplek pemakaman. Mulai dari yang tertinggi adalah komplek makam Ki Ageng Giring, selanjutnya bagian paseban adalah komplek makam Ki Ageng Gumelem 1 (Senopati Uda Kusuma) dan keluarga, berikutnya komplek makam Demang Gumelem dan keluarga dan yang terakhir komplek makam masyarakat umum.
Foto : Instagram.com/banjarnegaraterkini/
Makam Girilangan menjadi salah satu cagar budaya yang perlu dilestarikan keberadaannya. Selain melihat dari sisi sejarahnya, keunikannya juga makam ini menjadi bagian penting dari tradisi Nyadran Gedhe yang ada di desa Gumelem. Ketika Nyadran Gedhe di gelar, tujuan utama dari perayaan tersebut adalah mengucapkan syukur kepada sang pencipta atas segala nikmat dan karunianya dengan berdoa dan mendoakan para leluhur dimana salah satunya adalah Ki Ageng Giring. Berbagai hasil bumi yang dibawa masyarakat desa Gumelem pada saat perayaan Nyadran Gedhe juga di bawa ke makam Girilangan ini. Di makam inilah puncak dari tradisi Nyadran Gedhe tersebut.
Akomodasi
Memang area makam Girilangan jauh dari kota. Namun, Bagi yang ingin melakukan wisata religi ke makam Girilangan tidak usah khawatir akan tempat penginapan dan tempat makannya. Kamu dapat menginap di Bukateja Hotel yang terletak di Bukateja atau di Hotel Nyaman Banjarnegara yang hanya memerlukan waktu kurang lebih 30 menit untuk sampai di Gumelem Wetan, Susukan, Banjarnegara. Biaya penginapan di hotel Nyaman dan Bukateja hotel berkisar muai dari Rp250.000 untuk kamar standar.
Referensi tempat makan yang enak, kamu bisa menikmati sate kambing di Purwareja Klampok tepatnya di sepanjang jalan raya Klampok. Untuk di Susukan sendiri banyak juga dijumpai warung-warung makan yang rasanya tidak kalah lezat. Ada Soto bening, Bakso dan sebagainya. Jadi meskipun jauh dari kota, makam Girilangan tetap memiliki fasilitas wisata yang memadai.
Alamat dan Jam Operasional
Makan Girilangan yang berada di desa Gumelem Wetan kecamatan Susukan kabupaten Banjarnegara tepatnya di bukit Gunung Waluh ini buka setiap hari mulai pada pukul 08.00 WIB sampai 16.00 WIB. Tidak ada tiket masuk ke makam ini hanya saja kamu bisa memberikan uang seikhlasnya untuk infaq yang akan digunakan untuk perbaikan makam.
Setelah mencari tahu tentang makam Girilangan, bertambah lagi bukan, pengetahuan akan budaya dan tradisi yang dimiliki negeri kita ini? Yuk, ikut lestarikan cagar budaya maupun budaya yang ada?