Mengenang Coretan Dinding Masa Kecil di Pameran Healer

Teman Brisik pasti pernah melewati masa kecil yang suka mencoret dinding atau sedang punya adik sedang pada tahap perkembangan tersebut. Bentuk yang ditampilkan pada coretan masa anak-anak ini merupakan tahap awal masa tumbuh kembang normal dalam memulai belajar banyak hal termasuk menggambar atau menulis. Salah satu seniman lukis Jogja bernama Dedi Irawan, melakukan debut pameran tunggalnya dengan menyajikan karya yang mengingatkan kembali tentang masa indah tersebut, seperti coretan garis, bentuk-bentuk yang abstrak, tidak rapi dan warna yang cerah. Pameran ini bisa Teman Brisik kunjungi di salah satu art space yaitu Artotel Jogja, sebuah hotel penuh dengan karya mural.

Foto: brisik.id/Ripase

Pameran Healer

Teman Brisik mungkin pernah melihat karya lukis yang mengusung tema politik, sosial, gender hingga budaya. Beberapa dari tema tersebut memang kerap dijadikan sebuah konsep oleh seorang seniman dalam menentukan tujuannya berkarya seni. Namun ada kalanya, seniman terutama pelukis kembali mengeksplorasi hal-hal dasar seperti garis, objek yang tidak berbentuk dan diletakkan secara tidak beraturan, layaknya seperti karya anak kecil. Tidak melulu menyoal urusan-urusan tertentu yang penuh makna.

Foto: brisik.id/Ripase

Pada pameran yang akan berlangsung hingga 2022 ini, pengunjung akan diingatkan kembali pengalaman mencoret-coret dinding rumah. Bagi senimannya sendiri, pameran ini sebagai perjalanan artistik dengan kembali melihat ke belakang kemurnian sebuah garis, bentuk, warna yang diciptakan oleh anak-anak yang belum mengenal apa-apa dan minim pengalaman. Terlebih pameran ini adalah pameran tunggal pertama untuk Dedi setelah sempat vakum beberapa tahun lamanya. Karya-karya barunya juga tampak berbeda dari konsep lama yang cenderung rapi dan objek yang repetitif.

Penuh Warna Hingga Melukis Pada Jendela

Warna-warna cerah dan pastel memang sangat erat dikaitkan dengan anak-anak. Begitu juga dengan karya milik Dedi Irawan. Bentuk yang sulit untuk ditebak namun setiap kali melihatnya akan terbuka memori yang berbeda-beda sesuai dengan pengalaman masa kecil pengunjung pameran. Karya lukisan yang dipamerkan pada lobi hotel ini tampak serasi sebagai tambahan dekorasi. Artotel dengan konsep hotel penuh karya mural, lobi dengan keramik hitam putih, sekat dinding anyaman menambah kesan estetik dan nyaman.

Foto: brisik.id/Ripase

Tidak melulu lukisan dengan media kanvas persegi panjang, karya-karya lainnya juga memakai kanvas berbentuk  lingkaran, berbentuk mirip gigi, hingga terlihat seperti cacing. Salah satu karya ciptaan Dedi berjudul "Post Memory" yang menggunakan aerosol pada kanvas bundar terlihat sederhana dan menarik. Warna merah muda dibalut dengan garis dan bentuk sederhana cukup bisa menjadi sebuah healer bagi Teman Brisik yang butuh healing. 

Foto: brisik.id/Ripase

Ada juga karya dengan media daun jendela yaitu berjudul "Intergalactic System, Seen From My Room" berukuran 77 x 150 cm. Teman Brisik yang pada masa kecilnya sering berimajinasi tentang angkasa dan tata surya akan sangat relate dengan karya ini.

Akses dan Akomodasi 

Pameran ini masih akan berlangsung dari 2 November 2021-2 Januari 2022 yang berlokasi di lobi atau art space Artotel Yogyakarta, Jl. Kaliurang KM 5.6, Depok, Yogyakarta. Artotel adalah salah satu hotel yang dikenal aktif memamerkan karya-karya seniman Jogja. Fasilitas yang ditawarkan antara lain tempat parkir, cek suhu tubuh, toilet, ruang pameran full AC dan kursi. 

Foto: brisik.id/Ripase

Artotel juga bisa sekalian menjadi pilihan tempat menginap yang bisa Teman Brisik masukin list sebelum berkunjung ke Jogja. Tarif menginap di hotel ini mulai dari Rp296.000/malam, bisa reservasi melalui www.artotelgroup.com atau beberapa aplikasi penyedia layanan perjalanan. Lokasi Artotel juga sangat strategis dan dekat dengan berbagai wisata kuliner Jogja seperti Kopi Klothok yang viral.