Mencicipi Nasi Kucing Murah di Alun-alun Magelang

Manusia makan nasi kucing? Gimana ceritanya? Jangan salah, nasi kucing bukan nasi untuk si meong. Bukan juga nasi yang katanya bisa mengobati Covid-19. Nasi kucing adalah nasi bungkus makanan manusia yang biasa dijajakan di pinggir jalan.

Nasi kucing atau sego kucing berasal dari daerah Jawa Tengah, seperti Magelang, Semarang, dan Surakarta, serta Daerah Istimewa Yogyakarta. Di Kota Magelang, nasi kucing banyak dijual di angkringan atau warung tenda pinggir jalan. Salah satu warungnya ada di Alun-alun Kota Magelang.

Foto : restaurantguru.com/Indra Octacore

Nasi kucing dinamakan begitu karena porsi yang kecil, mirip manusia yang memberi kucing sedikit nasi untuk dimakan. Porsi yang kecil juga menggambarkan bahwa nasi kucing adalah makanan rakyat miskin pasca kemerdekaan Indonesia.

Satu porsi kira-kira berukuran sekepalan tangan orang dewasa. Porsi nasi kucing terbilang sedikit karena ditujukan untuk mengganjal perut lapar dan teman nongkrong, bukan makanan yang mengenyangkan. Tapi bukan berarti tidak bisa dimakan saat lapar. Kalau sebungkus kurang, tambah lagi saja. Walau porsinya sedikit, nasi yang ada padat sehingga cukup kenyang.

Satu bungkus nasi kucing dihargai sekitar Rp2.000 sampai Rp3.500. Murah banget, kan? Harap diperhatikan harga nasi kucing di rumah makan mungkin lebih mahal dari warung pinggir jalan. Walaupun sedikit, harga yang murah membuat pembeli tidak ragu tambah.

Ada tiga pilihan lauk yang diletakkan di atas nasi, yaitu kering tempe, sambal, dan sambal teri. Lauk varian lain tergantung warung. Seperti nasinya yang sedikit, lauk nasi kucing juga tidak banyak kurang lebih satu sendok makan. Penjual menyajikan nasi kucing dalam bungkusan daun pisang dan kertas seperti nasi bungkus. Walaupun makan di tempat, pembeli tetap makan nasi dengan bungkusnya bukan menggunakan piring.

Foto : magelangonline.com/Wong Magelang

Selain lauk dalam sebungkus nasi kucing, pembeli dapat memilih lauk pendamping lain yang disediakan. Antara lain ada gorengan, tempe tahu bacem, kepala ceker ayam bacem, dan yang paling favorit adalah sate usus. Di Magelang, sate usus jadi jajanan yang laris pembeli dan khas warung nasi kucing. Satu makanan dihargai kurang lebih Rp500 sampai Rp2.000. Buat pembeli yang ingin ikut nongkrong di angkringan tapi tidak mau makan nasi kucing, camilan tadi bisa jadi alternatif.

Foto : detikfood.com/Tania Natalin Simanjuntak

Makan nasi kucing belum lengkap kalau tidak sambil minum wedang jahe panas. Udara dingin terhalau hangatnya segelas jahe. Beda dari makanan lain, penjual membuat wedang jahe atau air jahe di warung dengan anglo, tungku tanah liat dengan arang, sehingga dijamin selalu panas. Kalau tidak suka pedas, pembeli bisa minta tambahan gula dan susu ke penjual. Jadilah susu jahe. Buat pembeli yang tidak suka jahe, ada teh hangat sebagai pengganti. Perpaduan jahe dan teh juga cocok dan enak, loh!

Nasi kucing memang bukan makanan istimewa. Namun, yang membuat sego kucing spesial adalah suasana makan di angkringan sambil nongkrong bareng teman. Malam yang dingin menjadi hangat sambil berbincang ditemani nasi kucing murah dan minum wedang jahe panas.

Harap bersabar ya kalau mau mencicipi nasi ini karena nasi kucing hanya dijual menjelang malam hari. Angkringan nasi kucing baru buka mulai pukul 5 sore WIB hingga tengah malam atau saat jualan habis. Makin larut malam, warung sego kucing semakin ramai pembeli yang mencari kehangatan atau sekedar ingin bertukar pikiran dengan orang lain.