Nostalgia Budaya di Omah Koempoel

Suasana masa lalu tampaknya akan senantiasa menempati posisi khusus di hati masyarakat. Walau zaman telah berubah dan teknologi semakin maju, tidak lantas membuat kita lupa terhadap adat dan kebudayaan lokal. Hal ini tercermin melalui berbagai usaha yang menjadikan ciri khas tempo dulu sebagai ikon utama. Salah satu contohnya bisa Teman Brisik temukan di Omah Koempoel. Sebuah kafe klasik berkonsep kebudayaan Jawa.

Ketika pertama kali menginjakkan kaki di halaman depan, pengunjung akan disambut gapura kayu bertuliskan nama kafe ini. Seluruh furnitur dan ornamen memanfaatkan kayu sebagai bahan dasarnya. Mengusung konsep kuno, kafe ini justru terletak di tengah kawasan perumahan elit. Terlepas dari suasana Omah Koempoel yang memang asri, lingkungan di sekitarnya turut mendukung.

Foto : Instagram.com/omahkoempoel

Sejumlah batang kayu jati difungsikan menjadi tempat duduk. Kayu-kayu ini tidak diukir seperti kursi, hanya diperhalus bagian atasnya. Berbentuk random, namun terlihat lestari pada waktu bersamaan. Apalagi, aneka tanaman turut menghiasi area sekitar. Ada pohon pinus, pisang, bunga hias, bahkan kapuk.

Nuansa tempo dulu semakin kental lewat keberadaan talenan, sepeda ontel, periuk, perahu, hingga kendi dari tanah liat. Ketika datang ke sini, Teman Brisik seolah diajak bernostalgia. Tidak jarang, tempat ini kerap dipilih menjadi vanue foto pra-wedding oleh para pasangan. Potretnya tersebar luas di media sosial.

Ukuran kafe lumayan luas, bisa menapung 100-150 pengunjung dalam satu waktu. Ada tiga buah joglo yang dapat pengunjung pilih secara bebas. Atapnya terbuat dari genteng dan dilingkupi dinding setengah terbuka. Selain itu, tersedia pula area outdoor. Sebuah sungai kecil mengalir di dekat sini, sayup-sayup bunyi gemericik air menyapa telinga. Tenang, klasik, dan asri, tiga kata yang cukup untuk mendeskripsikan Omah Koempoel.

Foto : Instagram.com/omahkoempoel

Dilengkapi parkiran, musala, dan toilet. Pada mulanya, kafe ini hanya merupakan tempat pertemuan komunitas Malang. Seiring berjalannya waktu mulai menawarkan beragam menu tradisional. Hingga kini, kerap menjadi rujukan bersantai terutama bagi para kawula muda. Walau masih didominasi oleh warga Malang Raya, namun tidak jarang juga ditemukan pengunjung dari Surabaya dan kota lain di Jawa Timur.

Sayangnya, pihak pengelola belum menyediakan fasilitas penunjang seperti stopkontak. Metode transaksi masih mengandalkan uang tunai langsung, layanan kasir pun manual. Namun, itu semua tidak serta-merta mengurangi poin unggul yang ditawarkan. Terlebih, urusan menu sangat menonjolkan cita rasa Indonesia dan bersahabat di kantong.

Variasi minuman berkisar pada aneka kopi-kopian, wedang, dan susu. Pemasok kopi menggandeng komoditas lokal seperti Dampit, Pujon, Semeru, Lereng Arjuno, dan Songgoriti. Begitu pula susu, yang mana bekerja sama dengan peternak sapi setempat.

Minuman populer di sini adalah sokelat koempoel susu murni. Teman Brisik juga bisa menemukan kopi susu, cappuccino, coffee beer kapiten, wedang rempah, dan masih banyak lagi. Harga dipatok mulai dari Rp6.000.

Foto : Instagram.com/omahkoempoel

Adapun makanan, pilihannya lebih beragam. Mulai dari kue-kue ringan hingga makanan berat. Menyajikan menu khas rumahan seperti varian mie, risol mayo, olahan singkong, nasi pecel, rawon, kentang goreng, dan sejenisnya. Menu andalan saat ini berupa nasi goreng sumber brantas dan tahu petis. Harga berkisar Rp8.000 sampai Rp20.000.

Bagi Teman Brisik yang membutuhkan kedamaian, patut memasukkan Omah Koempoel dalam daftar kunjungan. Terpaut sejauh 19 km dari pusat Kota Malang, butuh waktu setidaknya 40 menit untuk tiba di lokasi. Jalan yang akan dilalui cukup padat karena masih berada di wilayah perkotaan.

Tepatnya, beralamat di Jalan Sultan Hasan Halim, Kelurahan Sisir, Kecamatan Batu. Berdiri sejak tahun 2016 silam, jam operasional setiap hari mulai pukul 09.00 sampai 22.00 WIB.