Travel 22 April 2021
Foto: brisik.id/Endah Kurniawati
Berbicara mengenai situs purbakala, seakan memiliki sisi yang menarik untuk dibahas. Terletak di Dusun Nanasan, Desa Ngawonggo, Kecamatan Tajinan, Kabupaten Malang terdapat situs purbakala berupa petirtaan Ngawonggo. Petirtaan atau pemandian suci yang digunakan oleh masyarakat pada masa lampau ini sudah ada sejak abad ke 10 Masehi. Masa ini merupakan masa kerajaan Medang yang dipimpin oleh Mpu Sindok. Mpu Sindok merupakan raja pertama kerajaan Medang pada tahun 929-947 dan bergelar Sri Maharaja Rakai Hino Sri Isana Wikramadharmottunggadewa. Selain menjadi raja pertama dari Kerajaan Medang, Mpu Sindok juga merupakan pendiri wangsa Isyana.
Foto : brisik.id/Endah Kurniawati
Awal mulanya, Kerajaan Medang berdiri di Jawa Tengah pada abad ke 8 Masehi, kemudian berpindah ke Jawa Timur pada abad ke 10 Masehi. Perpindahan kerajaan ini sebagai akibat dari letusan Gunung Merapi yang dahsyat hingga meluluhlantakkan ibu kota Medang di Mataram. Bencana alam ini dikenal dengan Pralaya Mataram atau bencana Mataram. Hingga pada akhirnya, semasa kepemimpinan Mpu Sindok memberikan banyak pengaruh di Jawa Timur, salah satunya berupa bangunan situs petirtaan di daerah Ngawonggo.
Foto : brisik.id/Endah Kurniawati
Warga desa menganggap situs petirtaan Ngawonggo tersebut hanyalah sebuah kolam biasa yang digunakan untuk pengairan. Kemudian pada 24 April 2017, Rahmad Yasin beserta teman-temannya menengok lebih jauh mengenai kolam tersebut dan mengunggahnya ke media sosial. Gambar unggahannya tersebut viral kemudian mengundang perhatian tim BPCB (Balai Perlindungan Cagar Budaya). Tim BPCB tersebut kemudian melakukan penelusuran dan penelitian lebih lanjut hingga pada akhirnya ditemukan beberapa fakta menarik. Selain tim BPCB, gambar unggahan tersebut juga mengundang perhatian salah satu arkeolog Universitas Negeri Malang, Dwi Cahyono.
Berdasarkan penelitian dari ahli, nama desa Ngawonggo sebenarnya sudah disebut dalam sebuah prasasti Wurandungan. Ngawonggo berasal dari kata Kaswangga, di mana Kaswangga dulunya merupakan sebuah desa yang digunakan untuk proses pendidikan Jawa Kuno dan letaknya tersembunyi atau jauh dari keramaian. Jika dihubungkan dengan kondisi tempat ini sekarang, memang cocok dengan apa yang digambarkan di masa lampau. Kolam yang semula dianggap hanya sebagai kolam biasa oleh warga, ternyata memang benar-benar situs peninggalan di masa lampau. Situs tersebut dinamakan situs Ngawonggo yang merupakan situs petirtaan asli pada abad ke 10 Masehi.
Foto : brisik.id/Endah Kurniawati
Lokasi situs Ngawonggo terletak cukup jauh dari keramaian kabupaten Malang. Berjarak sekitar 22 kilometer dari pusat pemerintahan kabupaten Malang, pengunjung dapat menemukan tempat ini setelah menempuh perjalanan selama 30 menit. Kemudian pengunjung memasuki dusun Nanasan, desa Ngawonggo yang merupakan perkampungan asri padat penduduk. Lokasi situs ini tepat di belakang pemukiman warga. Namun jangan khawatir, meskipun terletak di lokasi yang jauh dari jalan raya, pengunjung dapat menemukan lokasi ini di aplikasi maps yang berada di smartphone. Selain mengandalkan smartphone, pengunjung juga dapat mengandalkan papan penunjuk arah yang sudah dipasang oleh pengelola untuk memudahkan pengunjung mengunjungi situs bersejarah ini.
Suhu udara di lokasi situs ini relatif terasa sejuk meskipun pada siang hari. Pepohonan rindang dan hijau melindungi kulit dari sengatan matahari. Tempat ini merupakan tempat yang subur terlihat dari banyaknya pepohonan yang tumbuh dan aliran air sungai yang seakan tak pernah surut. Pepohonan di situs ini didominasi oleh pohon bambu dengan ukuran yang cukup besar.
Masuk ke dalam lokasi situs petirtaan ini, pengunjung akan disambut sebuah jembatan yang terbuat dari bambu yang telah dianyam. Di bawah jembatan, pengunjung dapat melihat derasnya air sungai yang tengah mengalir. Suara yang ditimbulkan dari deburan air yang bertabrakan dengan batu-batu kali menambah kesyahduan tempat ini.
Foto : brisik.id/Endah Kurniawati
Setelah berselang beberapa menit berjalan menyusuri jembatan bambu, pengunjung masih harus sedikit berjalan kembali menyusuri pinggiran sungai untuk menuju ke situs ini. Tak berapa lama kemudian, pengunjung akan disambut sebuah aliran air kecil, di mana di sela-sela aliran air tersebut terlihat pahatan-pahatan peninggalan masa lampau. Pahatan ini berasal dari batu Padas. Menurut para ahli, pahatan tersebut mirip arca dewa Ganesha, dewa Wisnu, dan dewa Siwa. Kondisi kolam petirtaan tempat ini masih seperti aslinya dan tidak ada yang diubah, meskipun warna kolam terlihat keruh akibat lumpur yang dihasilkan oleh tanah di sekitar kolam petirtaan tersebut.
Pada jaman dulu, petirtaan tidak hanya berfungsi sebagai sumber kehidupan bagi penduduk di sekitar petirtaan, tetapi digunakan untuk penyucian rohani. Pada masa kebudayaan Jawa kuno, pola kehidupan masyarakat sangat erat kaitannya dengan pola pemukiman yang mengikuti alur sungai. Jadi tidak heran jika di sekitar tepian sungai situs Ngawonggo tersebut ditemukan beberapa perkakas kuno seperti koin kuno, gerabah, besi kuno, dan beberapa serpihan emas.
Tidak hanya itu, di lokasi situs petirtaan ini juga dijumpai sebuah Yoni yang merupakan simbol Sakti, istri dewa Siwa. Sebagaimana beberapa informasi, Mpu Sindok merupakan penganut agama Hindu sehingga mempengaruhi bangunan di situs petirtaan ini. Hanya saja, Lingga yang merupakan simbol dewa Siwa tidak ditemukan di tempat ini. Pengunjung juga dapat menemukan beberapa dupa yang masih digunakan di tempat ini.
Foto : brisik.id/Endah Kurniawati
Kini, lokasi petirtaan ini dikelola oleh Rahmad Yasin beserta warga desa setempat yang kemudian membentuk sebuah Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kaswangga. Lokasi petirtaan yang dulu terkesan sepi dan mistis, kini telah diubah menjadi tempat wisata bernuansa Jawa Kuno bernama Tomboan. Di sini, pengunjung akan menemukan kehidupan masyarakat Jawa beserta kelembutan dan keramahan dalam tutur kata serta kelezatan suguhan yang disajikan oleh para penduduk desa.
Foto : brisik.id/Endah Kurniawati
Tempat ini dibuka setiap hari dan tidak perlu membayar tiket masuk alias gratis. Hanya saja, pengunjung dapat memberikan dana sukarela untuk ikut berkontribusi dalam menjaga dan menjadikan situs petirtaan ini menjadi lebih baik lagi. Jam operasional tempat ini mulai pukul 08.00-16.30 WIB. Jika berkunjung ke situs ini, disarankan menggunakan kendaraan pribadi mengingat lokasi ini cukup jauh dari jalan raya. Kamu bisa menghubungi Instagram @tomboan_ untuk mendapatkan informasi lebih lanjut.
Jika menggunakan kendaraan pribadi, dari arah kota Malang dapat melewati depan kantor terpadu Pemkot Malang yaitu jalan raya Tlogowaru, kemudian ikuti jalan tersebut hingga belok ke kiri menuju ke jalan Imam Sari. Kemudian, kamu akan menemukan jalan raya Mulyo kemudian sedikit belok kanan. Kamu akan menemukan papan penunjuk arah yang menunjukkan lokasi situs Ngawonggo. Situs ini berada di Jalan Rabidin RT 03 RW 04 Dusun Nanasan, Desa Ngawonggo, Kec. Tajinan, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Jika kamu hendak menginap, kamu dapat mencari penginapan di daerah Sawojajar Kota Malang. Kamu bisa menginap di Griya Gribig yang lokasinya strategis dan bernuansa Jawa. Alamat penginapan tersebut terletak di Jalan Raya Ki Ageng Gribig Nomor 100 Kelurahan Madyopuro, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang. Harga yang ditawarkan oleh penginapan tersebut cukup terjangkau. Kamar dengan ukuran standar dibanderol dengan harga Rp128.000, kamar dengan ukuran superior dibanderol dengan harga Rp142.500, dan kamar dengan ukuran family dibanderol dengan harga Rp171.000. Kamu dapat melakukan pemesanan melalui aplikasi pemesanan online yang kamu miliki atau dapat menghubungi nomor telepon (0341)722415.
Tags : brisik.id hiburan malang wisata ngawonggo travel liburan wisata alam
Artikel ini ditulis oleh :
Ranking Level
Badge | Name | Keterangan |
---|---|---|
Bronze 1 | 1-14 artikel | |
Bronze 2 | 15-30 artikel | |
Bronze 3 | 31-45 artikel | |
Bronze 4 | 45-60 artikel | |
Bronze 5 | 61-75 artikel | |
Silver 1 | 76-125 artikel | |
Silver 2 | 126-175 artikel | |
Silver 3 | 176-225 artikel | |
Silver 4 | 226-275 artikel | |
Silver 5 | 276-325 artikel | |
Gold 1 | 326-400 artikel | |
Gold 2 | 401-475 artikel | |
Gold 3 | 476-550 artikel | |
Gold 4 | 551-625 artikel | |
Gold 5 | 626-700 artikel | |
Platinum 1 | 701-800 artikel | |
Platinum 2 | 801-900 artikel | |
Platinum 3 | 901-1000 artikel | |
Platinum 4 | 1001-1100 artikel | |
Platinum 5 | 1101-1200 artikel | |
Diamond 1 | 1201-1350 artikel | |
Diamond 2 | 1351-1500 artikel | |
Diamond 3 | 1501-1650 artikel | |
Diamond 4 | 1651-1800 artikel | |
Diamond 5 | > 1800 |
Malang {[{followers}]} Followers
Sejumlah pejabat dari Jakarta pernah makan nasi goreng ini.
28 Sep 2021
Menyediakan sarana untuk gathering, training, outbound dan juga fun games.
28 Sep 2021
Ada kamar yang langsung menghadap kandang singa.
27 Sep 2021
Base camp anak muda di Bogor untuk kumpul bersama komunitas.
18 September 2021
Nongkrong atau bersantai di tempat yang sederhana namun cozy
11 Februari 2021
Menu-menu kopi andalan disini menggunakan nama angka dan diteruskan dengan persen sebagai branding coffee shop mereka.
02 Juli 2021
Mengunjungi air terjun yang indah dan menyejukkan di Bali.
12 Juli 2021
Pengolahannya yang istimewa karena dimasak dengan cara yang masih tradisional menggunakan tungku arang menciptakan rasa tersendiri.
10 Mei 2021
klenteng ini berdiri sejak tahun 1700.
29 September 2021
Tempat istirahat sejenak dari kesibukan kota Jogja tanpa harus menempuh jarak jauh.
28 September 2021
Dikelilingi oleh hutan dan airnya sangat jernih karena berasal dari mata air gunung.
28 September 2021
Selain bermain air di pantai disini juga dapat mengendarai kuda yang ada di pinggir pantai.
28 September 2021
Sejumlah pejabat dari Jakarta pernah makan nasi goreng ini.
28 September 2021