Lifestyle 05 April 2021
Foto: https://sumutpos.co/silakan-eksplor-nias-ada-pesta-yaahowu-23-26-november-2017/
Lompat batu identik dengan lambang budaya pulau Nias yang paling menonjol dan dikenal oleh masyarakat di luar kepulauan Nias. Orang Nias terkenal kuat dan memiliki jiwa ksatria dalam melakukan apa pun, hal ini dibuktikan dengan tradisi lompat batu yang dilestarikan turun temurun dari nenek moyang terdahulu hingga saat ini.
Lompat batu lahir dari sebuah fenomena yang sering terjadi di pulau Nias pada masa silam yaitu kebiasaan atau sering terjadinya perang antar kampung satu dengan yang lain. Ini bermula atas sebuah ambisi akan kekuasaan menguasai sebuah wilayah atau kampung lain. Setiap kampung harus tetap siap-siaga apabila ada kampung lain yang ingin merampas kampungnya. Maka, setiap kampung menyiapkan anak mudanya untuk dilatih berperang sebelum menghadapi musuh yang akan menyerang kampungnya.
Latihan utama yang sering dilakukan adalah kemampuan melompat melampaui tumpukan batu setinggi 2.10 meter sebagai lambang ksatria bagi seorang pemuda. Dengan kemampuan melompati batu ini menandakan kemampuan setiap pemuda untuk mempertahankan kampungnya dari serangan musuh bahkan mampu menaklukkan dan merobohkan benteng dinding pertahanan di kampung lain.
Selain itu, orang Nias percaya bahwa setiap pemuda yang mampu melompati batu ini dianggap telah dewasa dan bertanggung jawab akan hidupnya begitu juga dengan kampungnya. Konon, kemampuan menaklukkan tumpukan batu ini menjadi sebuah syarat bagi setiap pemuda sebelum melangsungkan pernikahan, hal ini berlaku khusus masyarakat Nias bagian Selatan. Tak kala jika ada pemuda yang berhasil menaklukkan batu ini akan di adakan acara syukuran atas keberhasilan salah satu anggota keluarganya.
Foto : Brisik.id/Ropi delau
Tumpukan lompat batu sendiri terdiri dari kumpulan batu-batu kecil yang disusun vertikal dengan ketinggian 2.10 meter dan lebar atapnya sekitar 50 cm persegi dan di bawah tumpukan batu utama terdapat sebuah pijakan kecil setinggi 50 cm yang digunakan sebagai tempat pijakan sebelum terbang melompati tumpukan batu utama.
Sebelum melompat, biasanya mereka mengambil ancang-ancang terlebih dahulu atau haluan dari jauh sekitar 20-30 meter. Meskipun tingginya hanya 2.10 meter namun pada praktiknya sering kali dilakukan variasi salah satunya menambah ketinggian dari batu itu sendiri dengan menambah beberapa orang dengan posisi tidur di atasnya. Sehingga otomatis menambah ketinggian yang harus dilampaui oleh seorang ksatria yang akan melompat.
Penambahan ini sering kali dilakukan di atraksi-atraksi budaya yang digelar baik di dalam pulau Nias maupun di luar pulau Nias. Kebiasaan ini awalnya bagian dari budaya tradisional yang sekarang sudah dijadikan sebuah atraksi atau pertunjukan yang didesain sesuai dengan perkembangan zaman tanpa menghilangkan nilai-nilai tradisional yang terkandung di dalamnya. Kesuksesan melompati tumpuan batu setinggi ini tidaklah serta merta gampang dilakukan melainkan harus melalui proses latihan yang lama mulai dari ketinggian 1 meter, 1.5 meter, 2 meter, sampai ke ketinggian yang sebenarnya. Latihan tahap demi tahap harus dilakukan demi kesuksesan menaklukkan tumpuan batu dan menjadi kebanggaan tersendiri atas keberhasilan menjadi seorang prajurit di kampungnya sendiri.
Foto : Brisik.id/Ropi delau
Sebelum melompat, pelompat harus mengenakan pakaian adat khas Nias bermotif merah, kuning, dan hitam di tambah dengan mahkota yang dikenakan di kepala yang juga melambangkan keagungan seorang pemuda yang mampu melompati batu ini.
Atraksi ini sering kali dilakukan di acara-acara adat untuk menyambut para tamu special baik yang datang dari dalam Nias maupun dari luar Nias misalnya seperti para pejabat petinggi Negara mulai dari Presiden, Gubernur, Walikota, Bupati, dll. Tak dipungkiri juga atraksi ini bisa diperankan kapan saja sesuai dengan request atau permintaan dari tamu yang ingin menyaksikan langsung. Permintaan atraksi seperti ini tentu harus membayar para pelompat sebagai imbalan jasa yang diperankan di hadapan para pengunjung di mana bayarannya mulai dari Rp100.000 sesuai dengan jumlah lompatan dan kesepakatan lainya. Selain diacara adat, lompat batu juga bisa teman-teman saksikan di berbagai event kemasyarakatan yang digelar oleh kumpulan atau organisasi masyarakat Nias baik di dalam pulau Nias sendiri maupun di luar pulau Nias.
Budaya lompat batu dari pulau Nias ini menjadi ikon khusus bagi pulau Nias Karena keunikannya yang mampu membuat setiap orang takjub dengan kemampuan para pelompat dari Nias dengan santai dan gagah terbang melompati tumpuan batu setinggi 2 meter lebih itu.
Lompat batu ini sangat terkenal di seluruh pelosok tanah air dan hampir dikenal oleh kebanyakan masyarakat Indonesia. Pada umumnya bisa dibilang ikon khusus yang dimiliki Negara Indonesia bagi Negara luar. Ini dibuktikan pada puluhan tahun silam mencatat bahwa tradisi lompat batu ini sudah pernah di abadikan di lembaran uang kertas Indonesia sebagai mata uang yang sah. Tradisi lompat batu ini bisa ditemukan di berbagai daerah yang ada di bagian selatan pulau Nias khusunya di desa Bawomataluo tepat berada ditengah-tengah perkampungan Bawomataluo yang diapit dan dikelilingi oleh rumah adat khas Nias selatan berbentuk persegi. Desa ini berada di kecamatan fanayama, Teluk dalam, Nias Selatan, Sumatera Utara.
Foto : Brisik.id/Ropi delau
Ketika berkunjung ke desa ini teman brisik boleh sekalian mencoba kuliner lokal berharga mulai dari Rp10.000. Akses ke tempat ini cukup mudah karna bisa dijangkau berbagai jenis kendaraan baik roda 2 maupun roda 4 yang menghabiskan waktu sekitar 3-4 jam perjalanan dari kota Gunungsitoli ke arah Selatan pulau Nias.
Begitu pun dengan penginapan dengan sangat mudah di dapat di sekitar kota Teluk dalam. Salah satunya adalah Hotel Baholo yang berada di Jln.pantai Baloho, Hiligeho, Teluk dalam. Rate per malam mulai dari Rp375.000 sampai Rp1.500.000 sesuai dengan tipe dan fasilitas di setiap kamarnya. Berkunjung ke Nias selatan tidak akan pernah sia-sia sebab selain menelusuri tentang lompat batu masih banyak tempat bersejarah lain yang bisa jelajahi seperti rumah adat, batu megalith, dan berbagai symbol budaya traditional lainnya.
Tags : lifestyle brisik.id lompat batu stone jumping bawomataluo telukdalam nias selatan atraksi lompat batu
Artikel ini ditulis oleh : Supertramp
Harganya ditentukan berdasarkan motif dan kualitas, bukan tinggi atau kecilnya barang tersebut.
17 Apr 2021
Dagingnya memiliki tekstur lembut dan juice yang dihasilkan dari proses pengasapan selama 5-8 jam.
17 Apr 2021
Salah satu makanan khas Bangka pengganti nasi.
17 Apr 2021
Dari dulu proses memasaknya masih menggunakan arang.
13 Oktober 2020
Kebun penelitian besar yang berfungsi sebagai kebun kolektor tanaman hidup.
02 September 2020
Nasi minyak merupakan adaptasi dari nasi kebuli.
04 November 2020
Meski jauh dari Pulau Dewata, Tradisi tetap terjaga
15 Januari 2021
Selain rasa dan harganya, karakter penjualnya juga disukai pelanggan.
17 November 2020
Mata dibuat terpikat oleh hamparan bukit dan pegunungan yang mengelilingi cafe.
17 April 2021
Dagingnya memiliki tekstur lembut dan juice yang dihasilkan dari proses pengasapan selama 5-8 jam.
17 April 2021
Banyak berdiri tenda penjual makanan dan minuman yang berbaris rapih mengelilingi area ini.
17 April 2021
Dari beras jadi berondong kemudian disatukan dengan adonan gula.
17 April 2021
Menawarkan menu bakso terbaik dengan resep bakso yang khas.
17 April 2021