Kota Surabaya merupakan salah satu daerah di Indonesia yang memiliki segudang peninggalan masa lalu yang sangat sayang untuk dilewatkan begitu saja apabila berkunjung ke kota ini. Beragam peninggalan masa lampau tersebut umumnya terpusat di sebuah kawasan yang disebut dengan kawasan kota tua.
Kali ini Teman Brisik akan diajak untuk lebih mengenal sebuah tempat yang masih masuk ke dalam wilayah kota tua di Surabaya. Wilayah ini sangat terkenal dengan beragam gedung-gedung besar peninggalan kolonialis belanda yang masih terawat bahkan beberapa masih digunakan hingga kini.
Nama daerah ini adalah Jalan Rajawali. Jalan yang memiliki panjang kurang lebih 1 km ini memiliki kisah panjang dan menjadi saksi bisu beragam peristiwa yang terjadi di masa lampau.
Jalan Rajawali sendiri merupakan salah satu jalan besar yang juga menjadi salah satu jalan arteri di Surabaya. Dulunya pada masa kolonial jalan ini bernama Heerenstraat. Pada awal abad ke-20 jalan ini merupakan pusat dari segala aktivitas Kota Surabaya.
Hal inilah yang membuat banyak sekali bangunan-bangunan kolonial berukuran besar dibangun di sepanjang jalan ini. Meskipun sudah berusia ratusan tahun namun berbagai bangunan peninggalan kolonial di sepanjang ini cukup terawat karena selain ditetapkan sebagai cagar budaya, juga banyak yang masih digunakan hingga kini.
Foto: Brisik.id/ZahirAdanya Gedung CerutuDinamakan Gedung Cerutu karena bangunan ini memiliki desain menara yang mirip dengan cerutu di puncaknya. Dulunya gedung ini berfungsi sebagai kantor perusahaan dagang yang menjual gula. Selain itu gedung ini juga pernah tercatat digunakan sebagai kantor salah satu perusahaan ban ternama. Gedung Cerutu sendiri menjadi salah satu ikon di jalan Rajawali karena desainnya yang cukup unik.
Foto: Brisik.id/ZahirSensasi Menginap di Gedung Hotel Peninggalan KolonialSelain itu banyak pula beragam gedung-gedung di sepanjang jalan ini yang memiliki rekam jejak sejarah tersendiri. Salah satunya adalah gedung Hotel Arcadia yang berada di Jalan Rajawali No. 9-11.
Sebelum bernama Hotel Arcadia, dulunya dikenal dengan nama Hotel Ibis. Pada masa kolonial gedung ini digunakan sebagai kantor salah satu perusahaan perkebunan terbesar di masa kolonial yakni Geo Wehry & Co.
Bila Teman Brisik juga tertarik untuk menginap di hotel ini, cukup mengeluarkan uang sebesar Rp263.000 per malam. Hotel ini merupakan salah satu pilihan terbaik untuk menginap apabila sedang mengunjungi Surabaya. Kapan lagi bisa merasakan menginap di hotel berbintang dengan arsitektur asli peninggalan masa kolonial.
Foto: Brisik.id/ZahirSelain dua bangunan tadi, masih banyak pula beragam gedung-gedung di kawasan ini yang tentunya cukup memanjakan mata serta mengundang untuk diabadikan lewat kamera. Tidak jarang banyak sekali fotografer atau pasangan calon pengantin yang menggunakan beragam gedung-gedung di Jalan Rajawali untuk tempat berfoto.
Berjalan-jalan di sepanjang jalanan ini Teman Brisik akan merasakan sensasi seperti menelusuri kawasan Eropa di masa lampau. Selain karena bangunannya yang bernuansa Eropa, trotoar untuk pejalan kaki di sepanjang Jalan Rajawali ini juga didesain seperti trotoar yang terdapat di daratan Eropa.
Di beberapa kesempatan, jalanan ini juga dilewati beragam pawai khususnya apabila menyambut peringatan bersejarah seperti Hari Pahlawan ataupun Peringatan HUT Republik Indonesia.
Di sepanjang jalan ini juga banyak warung-warung yang menjual beragam makanan seperti lontong balap, rawon, nasi campur dan beragam makanan lainnya.
Foto: Brisik.id/ZahirLokasi Jalan Rajawali ini sendiri masih masuk ke dalam wilayah Kecamatan Krembangan. Untuk menuju ke lokasinya Teman Brisik dari arah Jalan Indrapura cukup berbelok ke arah kanan maka Teman Brisik akan memasuki kawasan Jalan Rajawali. Selain itu Teman Brisik juga dapat mengambil rute lurus saja dari Jalan Kembang Jepun apabila memilih untuk berjalan kaki.