Liburan ke Bali jadi tak komplet jika belum mengulik budayanya yang kental. Apakah Teman Brisik tertarik melipir ke desa wisata yang ada di Bali?
Berbagai desa wisata sudah dikembangkan di beberapa daerah di Indonesia. Tujuan sebuah desa dijadikan sebuah desa wisata salah satunya adalah untuk menghidupkan budaya, tradisi, atau lingkungan adat agar tetap lestari. Selain itu, dibentuknya desa wisata dapat meningkatkan perekonomian desa sekaligus memperkenalkan produk lokal khas desa tersebut.
Di Bali sendiri, terdapat berbagai desa wisata yang dikembangkan. Salah satu desa wisata yang terkenal adalah Desa Tenganan Pegringsingan. Desa ini merupakan salah satu dari tiga desa yang termasuk kategori Bali Aga.
Adapun yang dimaksud dengan Bali Aga adalah masyarakat asli Bali. Gaya hidup masyarakat di sini masih berpedoman pada peraturan dan adat istiadat dari leluhur dari sebelum zaman kerajaan Majapahit. Dua desa lain yang termasuk dalam Bali Aga adalah Desa Trunyan dan Desa Sembiran.
Lalu ada apa saja di Desa Tenganan Pegringsingan?
Foto: brisik.id/Laksmi Mutiara PrameswariBentuk Rumah yang Khas dan Terlihat SamaArsitektur dari rumah pada masyarakat Bali Aga memang masih mempertahankan adat yang diwariskan secara turun-menurun. Ciri-cirinya yang khas adalah bangunannya yang terbuat dari campuran batu merah, batu sungai, dan tanah dengan ukuran yang terlihat sama. Maka Teman Brisik tidak perlu heran jika dari satu rumah ke rumah lainnya, bangunannya terlihat sangat mirip.
Atapnya juga terlihat khas karena terbuat dari tumpukan daun rumbia. Pintu masuknya juga hanya bisa dimasuki oleh satu orang dewasa. Jenis pintu ini disebut dengan "angkul-angkul". Meski terlihat sederhana, bangunan yang ada di Desa Pegringsingan bisa jadi spot foto bali tempo dulu.
Teman Brisik bahkan bisa menyewa baju adat khas Tenganan Pegringsingan seharga Rp150.000 – 300.000. Berdandan dengan balutan kemben dan rambut yang ditata bisa jadi kenang-kenangan yang tak terlupakan lho Teman Brisik! Tempat yang cocok untuk foto adalah di depan rumah penduduk atau dengan latar belakang balai desa yang terkesan jadul di foto.
Foto: brisik.id/Laksmi Mutiara PrameswariBerkenalan dengan Kain Gringsing dan Perang PandanNama Tenganan Pegringsingan sesungguhnya tidak terlepas dari kain gringsing. Kain ini merupakan kain tenun khas Desa Tenganan. Cara menenun kain ini adalah menggunakan teknik dobel ikat, satu-satunya yang ada di Indonesia.
Untuk menyelesaikan satu kain bisa memakan waktu dua hingga lima tahun, tergantung tingkat kesulitannya. Maka tak heran jika kain gringsing ini terkenal hingga ke penjuru dunia. Harganya juga tidak main-main, bisa sampai ratusan juta rupiah. Buat Teman Brisik yang kepo dengan kain ini bisa menemukannya di toko seni yang ada di dalam desa.
Setahun sekali sebenarnya ada tradisi yang hanya bisa ditemukan di Desa Tenganan. Tradisi ini dinamakan dengan Perang Pandan. Tradisi ini dilakukan oleh pemuda warga desa dengan cara menyerang satu sama lain dengan pandan berduri dan hanya bisa dihalau dengan tameng yang terbuat dari rotan.
Tujuan dengan adanya perang pandan adalah untuk melatih mental dan fisik warga desa. Biasanya tradisi ini dilaksanakan setahun sekali, antara bulan Juni atau Juli. Namun sayangnya tahun ini tidak bisa terlaksana karena pandemi. Perang Pandan ini memang dapat memunculkan kerumunan karena memang dijadikan tontonan untuk wisatawan.
Foto: brisik.id/Laksmi Mutiara PrameswariAkomodasiDesa Tenganan Pegringsingan terletak di Kecamatan Manggis, Karangasem. Jarak yang ditempuh dari pusat kota adalah sekitar dua jam. Karena tidak ada akses kendaraan umum menuju Desa Tenganan Pegringsingan, Teman Brisik bisa menggunakan kendaraan pribadi atau jasa travel. Tidak ada tiket masuk, Teman Brisik bisa memberi donasi secukupnya dan biaya parkir mobil sebesar Rp5.000.
Rekomendasi Kuliner yang bisa Teman Brisik cicipi adalah Loaf Candidasa yang menyajikan aneka menu Eropa dan Australia. Menu khasnya adalah aneka sandwich, cake, dan kopi seharga Rp20.000 - 100.000.
Jika ingin makanan berat, Teman Brisik bisa mampir ke Warung Lu Putu yang menyajikan olahan seafood seperti ikan bakar dan sate ikan dengan harga Rp25.000-an.
Jika ingin bermalam di penginapan dekat pantai, Teman Brisik bisa memilih Candi Beach Resort & Spa di Jl. Mendira, Sengkidu, Kec. Manggis, Kabupaten Karangasem, Bali dengan tarif Rp900.000 per malamnya. Jarak penginapan ini sekitar 15 menit dari Desa Tenganan Pegringsingan.