Malang Flower Carnival, Kombinasi Modernitas dan Lokalitas

News 27 Februari 2020

Foto: shutterstock

Stereotip tentang kegiatan seni dan budaya yang kuno dan membosankan, masih dibenarkan oleh sebagian orang. Fakta bahwa konser musik pop kontemporer, konser-konser bintang besar luar negeri lebih diminati oleh kalangan remaja daripada seni pertunjukan wayang kulit, sudah cukup menjadi bukti bahwa budaya Indonesia menjadi hal asing di negara sendiri.

Namun, kita bisa sedikit bernapas lega. Sebab masih ada beberapa parade seni dan budaya yang bukan saja diminati oleh masyarakat Indonesia, tapi juga oleh wisatawan asing. Parade seni dan budaya itu bernama Malang Flower Carnival.

Malang Flower Carnival adalah karnaval bunga yang rutin diadakan setiap tahun dalam rangka memeriahkan hari jadi kota Malang. Kegiatan ini telah diadakan sejak tahun 2010 yang diselenggarakan oleh Komunitas Penggiat Kesenian dan Kebudayaan kota Malang serta Mahasiswa Tata Busana Universitas Negeri Malang dengan dukungan Pemerintah Kota Malang.


Foto: Antara/Vicki Febrianto

Event yang digelar di sepanjang Jalan Ijen (Ijen Boulevard) ini diikuti oleh peserta seperti anak-anak dan dewas. Hal yang paling disukai dari Malang Flower Carnival adalah konsep kombinasi antara modernitas dan lokalitas.

Modernitas kegiatan Malang Flower Carnival dapat dilihat dari cara pihak penyelenggara mengemas bunga khas nusantara menjadi modern. Bunga-bunga itu dirangkai menjadi sebuah kostum untuk manusia. Konsep inilah yang membuat acara Malang Flower Carnival disukai banyak orang, termasuk para remaja generasi milenial.

Selain kostum bunga, sisi modernitas Malang Flower Carnival juga tercermin dari wisatawan asing yang berpartisipasi sebagai peserta. Pada gelaran tahun lalu, wisatawan asing yang mengikuti event ini datang dari lima negara, yakni Jerman, Belanda, Hungaria, Mesir, dan Mali.

Sisi modernitas yang dikemas dalam Malang Flower Carnival dikombinasikan dengan aspek lokalitas. Hal ini terlihat dari tema yang ditentukan, tujuan kegiatan, kostum yang dipakai oleh peserta mancanegara, serta hiburan kontemporer yang tetap menggunakan musik dasar khas nusantara.


Foto: kompasiana

Tema yang diusung setiap tahun berbeda-beda, namun tetap mengenalkan bunga-bunga khas nusantara. Malang Flower Carnival mengajak agar masyarakat mengetahui bahwa bunga khas nusantara tak kalah cantik dengan bunga populer di dunia, seperti tulip di Belanda atau lavender di Turki. Tahun lalu, Malang Flower Carnival mengangkat tema Padma Nusa (teratai Indonesia), sehingga kostum-kostum yang dikenakan peserta berbentuk jenis teratai nusantara. Kostum yang dipakai peserta mancanegara juga menggunakan bunga khas nusantara.

Hal terakhir yang layak diapresiasi adalah prestasi dalam skala Nasional dan Internasional. Di tahun 2012, event ini mendapatkan penghargaan sebagai penyelenggara karnaval bunga terbaik se-Indonesia dari Kementerian Negara dan Industri Kreatif. Kemudian di tahun 2014, 2015, dan 2016 mewakili Indonesia pada Festival Budaya dan Pariwisata Internasional yang dilaksanakan di Rusia, Jepang, Cina, dan Hongkong. Terakhir di 2014 mendapatkan penghargaan sebagai the best perform pada kategori Carnival dan Seni Tradisional dalam Festival Budaya dan Pariwisata Internasional.

Sungguh membanggakan. Modernitas yang tetap mempertahankan lokalitas.

Tags : budaya karnaval flower malang

Artikel ini ditulis oleh :

Akhmad Idris
  

Ranking Level

BadgeNameKeterangan
Bronze 11-14 artikel
Bronze 215-30 artikel
Bronze 331-45 artikel
Bronze 445-60 artikel
Bronze 561-75 artikel
Silver 176-125 artikel
Silver 2126-175 artikel
Silver 3176-225 artikel
Silver 4226-275 artikel
Silver 5276-325 artikel
Gold 1326-400 artikel
Gold 2401-475 artikel
Gold 3476-550 artikel
Gold 4551-625 artikel
Gold 5626-700 artikel
Platinum 1701-800 artikel
Platinum 2801-900 artikel
Platinum 3901-1000 artikel
Platinum 41001-1100 artikel
Platinum 51101-1200 artikel
Diamond 11201-1350 artikel
Diamond 21351-1500 artikel
Diamond 31501-1650 artikel
Diamond 41651-1800 artikel
Diamond 5> 1800

Surabaya {[{followers}]} Followers



Berita Terkait

Kuliner

Lab Coffee & Eatery, Tempat Tepat Melihat Mentari Terbenam

Nongkrong saat sore sambil menikmati senja di rooftop.

24 Jul 2021

Travel

Singgah ke Roewang Tamoe Coffee & Space, Tak Bisa Kalau Hanya Sebentar

Merasakan hangatnya kopi dan kebersamaan bak di ruang tamu sendiri.

21 Jul 2021

Kuliner

Nikmatnya Soto Qonaah, Siap Menemani Sarapan Pagi

Soto yang menawarkan porsi cowok atau cewek.

21 Jul 2021

Kamu Mungkin Tertarik

Kuliner

The House of Raminten, Resto Bernuansa “Klenik”

Menyuguhkan menu lokal khas dengan nuansa yang nyentrik.

20 Oktober 2020

Kuliner

Cafe Instagramable ala Santorini Yunani

Cafe cantik berwarna serba putih.

16 Maret 2021

Kuliner

Harus Coba, Nasi Timbel Legendaris di Bogor

Nasi Timbel ini sudah ada sejak tahun 2004 dan citarasanya tak pernah berubah.

30 Maret 2020

Kuliner

Cafe Cozy, Kafe dengan Spesialisasi Gurami

Menikmati hidangan spesial gurami goreng atau bakar.

30 September 2020

Lifestyle

Tips Memakai Batik dalam Gaya Modern

Batik menjadi mode bagi orangtua maupun anak muda di Indonesia.

02 Oktober 2019

Terbaru

more

Kuliner

Menghangatkan Diri dengan Steamboat di Pal's Coffee and Food Berastagi

Tempat makan ini memiliki konsep alam, natural, dimana meja dan kursi berbahan dasar kayu jati juga dinding-dinding yang terbuka dari bambu pilihan.

25 Juli 2021

Travel

Gardu Pandang Tieng, Alternatif Bukit Sikunir

Menyajikan panorama Kabupaten Wonosobo dari kejauhan.

25 Juli 2021

Lifestyle

Tari Gambyong, Kesenian Dari Rakyat Yang Berkembang di Lingkungan Keraton Surakarta

Tarian ini biasa dilakukan untuk menyambut musim panen padi.

25 Juli 2021

Kuliner

Artisan Burger a'la Three Buns

Dengan konsep tempat tidak seperti burger fast food.

25 Juli 2021

Travel

Dingin Adem Curug Silintang, Pesona Tersembunyi di Purbalingga

Curug setinggi 75 meter ini menawarkan keindahan dan kesejukan alam yang memukau.

25 Juli 2021

Berita Video

more