Melihat Karya Fotografi Cetak Tua di Pameran Sudah Ingat APHIC WEEK #2

Teman Brisik pasti tidak asing dengan istilah fotografi, bahkan mengabadikan peristiwa dan momen istimewa banyak dilakukan melalui foto di kamera yang sudah canggih. Namun, apakah Teman Brisik tahu sejarah fotografi? Pada pameran APHIC WEEK #2 bertajuk "Sudah Ingat" para pengunjung akan disuguhkan sebuah karya dari teknik fotografi pertama di dunia yang sering disebut sebagai old photography. 

Foto: brisik.id/Ripase

Teknik ini sudah ditemukan sejak 100 tahun lalu dan menjadi cikal bakal kamera yang sekarang ini sering kita gunakan. Pameran ini bisa disaksikan mulai tanggal 23 Februari 2022 secara gratis di Taman Budaya Yogyakarta, Jl. Sriwedani No.1, Ngupasan, Gondomanan, Yogyakarta.

APHIC WEEK #2

APHIC WEEK #2 merupakan singkatan dari Alternative Photographic Process Exhibition. Pameran yang diselenggarakan oleh Jurusan Fotografi ISI Yogyakarta ini cukup menarik dan jarang ada di setiap pameran fotografi sejenis lainnya. Kegiatan pameran ini merupakan tahun kedua setelah pernah berpameran di tahun 2019 yang lalu. Tahun ini menjadi lebih berbeda karena berada dalam situasi pandemi dan menghadirkan karya dari 75 seniman muda Jogja.

Foto: brisik.id/Ripase

Fotografi cetak tua (old photography) sendiri menjadi sebuah konsep pameran yang istimewa karena memiliki keterbatasan literasi dan bahan. Teknik ini sesungguhnya sangat penting dan bernilai historis, terutama di tengah banyaknya pengguna gawai dengan kamera super canggih. Pameran ini diharapkan bisa melestarikan pengetahuan, merawat sejarah dan membangun wacana kesenian khususnya fotografi.

Foto: brisik.id/Ripase

Pameran kedua APHIC ini memberikan kesan berbeda dengan pameran fotografi sejenis. Selain karena menggunakan teknik lawas, terdapat warna monokrom biru dan putih yang sangat dominan mulai dari postingan media sosial, baliho, hingga karya-karya yang dihasilkan. Tajuk "Sudah Ingat" sendiri dipilih karena ingin menggabungkan ingatan tentang berbagai hal para pameris sebagai pengalaman artistik dan diwujudkan dalam sajian visual yang ekspresif. Selain objek yang merupakan perwujudan dari hal-hal bersifat personal, bagi pengunjung, karya mereka bisa dijadikan pengalaman baru dan menjadi pemicu kembali membongkar ingatan yang sama.

Karya-karya dan Alat Fotografi Tertua 

Memasuki ruang pameran, Teman Brisik akan diminta untuk mengisi buku tamu dan cek suhu tubuh. Setelah memasuki ruang pameran, akan terlihat dua contoh kamera antik yang dulunya pernah digunakan untuk menghasilkan foto. Lini masa perkembangan fotografi dunia juga dihadirkan dalam pameran, terlihat bagaimana penemuan berharga ini bisa muncul di zaman Renaissance, terus berkembang hingga menjadi kamera canggih.

Foto: brisik.id/Ripase

Karya berwarna biru dan berbagai instalasi dihadirkan dalam ruang pameran utama Taman Budaya Yogyakarta ini. Mulai dari mencetak hasil foto di piring keramik, kemasan makanan hingga sepeda. Salah satu karya yang tidak kalah menarik yaitu milik seniman Muhammad Muntaha Aji, karya ini berjudul "Cilikan," menyajikan sebuah karya interaktif yang memerlukan interaksi pengunjung untuk menulis pengalaman masa kecilnya yang tidak terlupakan dengan sticky notes. 

Taman Budaya Yogyakarta

Ruang pameran 35 x 28 meter ini bisa dikatakan sebagai ruang pameran terluas di Jogja yang mampu menampung banyak karya seniman dalam sekali pameran. Ruangan yang berada di bawah concert hall memang sudah sangat akrab bagi para publik seni Jogja. Gedung megah milik pemerintah ini memiliki fasilitas seperti tempat parkir, pos pengamanan, ruang pameran, toilet, panggung dan kantin. 

Foto: brisik.id/Ripase

Teman Brisik yang sedang berada di Jogja dan ingin berkunjung ke pameran bisa sekalian menginap di Novotel Suites Yogyakarta. Hanya berjarak 10 menit berkendara dan tarif Rp750.000/malam, berbagai fasilitas bisa Teman Brisik nikmati seperti tempat parkir, kamar berbagai pilihan, kolam renang, restoran dan spa. Untuk informasi lebih lengkap bisa cek di Instagram @novotelsuitesmalioboro.