News 17 Maret 2021
Foto: Instagram.com/@marmarherrz
Nyepi adalah salah satu hari raya yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat Bali. Nyepi dilaksanakan setahun sekali dengan perhitungan penanggalan Bali. Biasanya terjadi di setiap bulan Maret.
Dalam satu hari, Bali akan ‘libur’ beraktivitas. Tidak akan ada lalu lalang kendaraan dan manusia yang berkeliaran di jalan. Saluran tv dan paket data internet dimatikan. Semua rumah tidak ada yang menghidupkan penerangan. Malam hari akan terasa tenang dan tentu sunyi dengan dihiasi kerlipan bintang-bintang yang mungkin tidak dapat ditemui di hari-hari biasa.
Sebelum mencapai puncak Hari Raya Nyepi, sesungguhnya masyarakat Bali terbiasa melakukan beberapa ritual. Teman Brisik pasti sudah tidak asing dengan pawai ogoh-ogoh kan? Ogoh-ogoh merupakan perwujudan bhuta kala dengan wujud raksasa yang dibentuk menyerupai patung.
Foto : Antara Foto/Wira Suryantala
Ogoh-ogoh ini biasanya akan diarak keliling desa/jalanan sehari sebelum Nyepi. Bahkan juga diadakan pawai khusus dan di lombakan antar desa. Tujan adanya pawai ogoh-ogoh ini adalah sebagai lambang keinsyafan manusia atas kekuatan alam semesta dan manusia. Setelah pawai selesai, biasanya ogoh-ogoh akan dibakar sebagai simbol melebur kekuatan buruk pada diri manusia dan alam semesta.
Nyepi Tahun Ini Pawai Ogoh-ogoh Kembali Ditiadakan
Setahun sudah pandemi, seperti tahun lalu, pawai ogoh-ogoh juga ditiadakan untuk tahun ini. Hal ini sudah tertuang dalam keputusan bersama oleh Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Bali dengan Majelis Desa Adat Bali melalui Surat Edaran (SE) tertanggal 19 Januari 2021.
Foto : www.balitopnews.com
Kebijakan ini juga dipengaruhi oleh pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang selalu diperpanjang sedari bulan Januari. Mengingat dalam pawai ogoh-ogoh pasti akan mengundang kerumunan dan kegiatannya baru akan selesai di malam hari.
Selain itu, beberapa sebelum pawai ogoh-ogoh, biasanya umat Hindu melakukan penyucian alam semesta dengan kegiatan melasti. Kegiatan ini biasanya dilakukan di pantai terdekat. Namun, sayangnya lagi-lagi karena pandemi, diberlakukan pembatasan.
Foto : instagram.com/@kantordesapejeng @art_taksu
Selain wajib menerapkan protokol kesehatan, kegiatan melasti ini dibatasi pesertanya hanya sebanyak 50 orang saja. Pemuka Agama yang melakukan ritual melasti ini juga diwajibkan menggunakan sarana persembahyangan yang bersih terutama dalam memercikkan tirta (air suci) dan bija (beras yang di basashi) setelah usai melakukan kegiatan sembahyang.
Ternyata tahun ini, Masyarakat Bali benar-benar harus menghadapi rangkaian Hari Raya Nyepi yang benar-benar sepi. Semoga selanjutnya keadaan benar-benar bisa pulih dari pandemi.
Tags : bali tradisi nyepi ogoh-ogoh melasti ppkm
Artikel ini ditulis oleh : Laksmi Mutiara Prameswari
Proses Ruwat biasanya dilakukan Bulan Agustus minggu kedua di setiap tahunnya.
14 Apr 2021
Voucher Rekomendasi
Kompleks pemakaman di Museum Taman Prasasti menjadi pemakaman modern tertua di Jakarta.
09 Juli 2020
Bisa melakukan beragam aktivitas bersama keluarga.
24 April 2020
Terjangkau untuk para pelajar dan mahasiswa sebagai tempat tongkrongan.
07 Desember 2020
Sang ayah berdalih bahwa aksi mencekoki bayinya dengan miras hanyalah candaan belaka.
04 Februari 2020
Latar tempat kejadian cerita Malin Kundang.
15 Januari 2021
Kebun rahasia yang sangat romantis cocok banget sebagai tempat berdua bersama pasangan.
17 April 2021
Harganya ditentukan berdasarkan motif dan kualitas, bukan tinggi atau kecilnya barang tersebut.
17 April 2021
Mata dibuat terpikat oleh hamparan bukit dan pegunungan yang mengelilingi cafe.
17 April 2021
Dagingnya memiliki tekstur lembut dan juice yang dihasilkan dari proses pengasapan selama 5-8 jam.
17 April 2021