Techno 15 Juli 2021
Foto: bolulembang.co.id
Wisata Kota Kembang tidak hanya sebatas kesenian tradisional seperti halnya Benjang, Angklung, Rampak Gendang dan Kuda Lumping semata. Banyak juga wisata sejarah yang tidak kalah menarik, seperti bangunan-bangunan berarsitektur art-deco pada Gedung Merdeka. Bangunan ini seolah menjadi bukti bahwa Bandung adalah pusat peradaban di tatar priangan yang melewati banyak era kerajaan, kolonial, hingga zaman sekarang
Societiet Corcordia atau bernama Gedung Merdeka terletak di Jalan Asia-Afrika, Bandung, merupakan bangunan peninggalan Hindia-Belanda yang dibangun pada tahun 1895. Bangunan ini digunakan untuk perkumpulan para pembesar Hindia-Belanda yang bernama Concordia yang awalnya berada di Warung De Varies.
Seiring perkembangan, di tahun 1920 gedung dirombak menjadi bangunan bergaya art-deco yang bisa dilihat hingga sekarang. Arsitektur sekaligus perombaknya adalah Wolff Schomacker yang juga merupakan Rektor ITB. Selain itu, Soekarno pun turut andil dalam perombakan gedung ini.
Fungsi gedung ini pun berubah menjadi tempat pertemuan paling mewah dan terlengkap pada masanya. Di tahun 1940 kembali diadakan perombakan dengan gaya international style oleh arsitek A.F. Aalbers. Saat Jepang berkuasa antara tahun 1942-1945, gedung ini dijadikan tempat kebudayaan atau Dai Toa Kaikan.
Foto: brisik.id/Muhamad Iqbal Al Hilal
Setelah Proklamasi, gedung ini dipakai sebagai tempat berkumpul para pemuda untuk menyerang Jepang. Setelah itu gedung dipakai sebagai tempat Konferensi Asia - Afrika pada 18-24 April 1955, yang berlangsung di dua tempat yakni Societiet Concordia dan Gedung Dwi Warna yang sekarang menjadi Museum Perbendaharaan. Konferensi tersebut pada akhirnya menghasilkan kesepakatan bahwa semua negara harus merdeka terbebas dari penjajahan, ikut serta melakukan perdamaian dunia, serta penyamarataan hak-hak dasar manusia berdasarkan Piagam PBB.
Terbukti banyak negara-negara yang merdeka setelah adanya KAA, sebab pergolakan rasa ingin merdeka oleh masyarakat di negara yang terjajah. Dalam konferensi ini sudah jelas Indonesia tidak ingin ikut campur atau bergabung dengan Blok Barat/Timur dan memlih gerakan netral bersama negara-negara non adikuasa.
Setelahnya gedung ini pernah digunakan sebagai gedung konstituante berdasarkan pemilu 1955. Namun tak berlangsung lama, gedung ini menjadi Gedung Badan Perancang Nasional dan Gedung MPRS pada tahun 1960.
Di tahun 1965, gedung ini juga pernah digunakan untuk menjelbloskan paratahanan politik G30S PKI. Pada tahun 1980 bertepatan dengan perayaan ke-25 KAA, tepatnya 24 April 1980, gedung ini menjadi Museum Konferensi Asia-Afrika yang diresmikan oleh Presiden Soeharto dengan mengundang para perwakilan negara yang terlibat dalam KAA. Hingga kini gedung masih ramai dikunjungi oleh berbagai wisatawan lokal maupun internasional.
Foto: museumkaa.iheritage.id
Museum Konferensi Asia-Afrika memiliki jam operasional pukul 08.00-16.00 setiap hari Selasa, Rabu, Kamis. Khusus hari Jumat pukul 14.00-16.00, serta Sabtu-Minggu pukul 09.00 - 16.00. Untuk hari Senin dan hari libur nasional tutup.
Pengunjung tidak dikenakan biaya masuk alias gratis, tetapi diwajibkan memperlihatkan kartu identitas di meja tamu. Menariknya, kamu bisa membeli berbagai souvenir dengan kisaran harga mulai Rp50.000.
Sayangnya akibat Pandemi Covid-19, Museum Konferensi Asia- Afrika ditutup untuk umum demi mendukung kebijakan pemerintah. Meski demikian, Museum Konferensi Asia-Afrika telah menyediakan Virtual Tour Museum di laman https://museumkaa.iheritage.id atau melalui Instagram Live setiap hari Jumat bersama para Edukator MKAA.
Kamu yang ingin mengikuti atau sekedar berkunjung ke Virtual Tour bisa juga mengajak teman, sahabat, keluarga maupun komunitas dan anak didik dengan cara mengimkan surel ke alamat email Museum KAA.
Tags : brisik.id brisik bandung gedung merdeka wisata sejarah
Artikel ini ditulis oleh :
Ranking Level
Badge | Name | Keterangan |
---|---|---|
Bronze 1 | 1-14 artikel | |
Bronze 2 | 15-30 artikel | |
Bronze 3 | 31-45 artikel | |
Bronze 4 | 45-60 artikel | |
Bronze 5 | 61-75 artikel | |
Silver 1 | 76-125 artikel | |
Silver 2 | 126-175 artikel | |
Silver 3 | 176-225 artikel | |
Silver 4 | 226-275 artikel | |
Silver 5 | 276-325 artikel | |
Gold 1 | 326-400 artikel | |
Gold 2 | 401-475 artikel | |
Gold 3 | 476-550 artikel | |
Gold 4 | 551-625 artikel | |
Gold 5 | 626-700 artikel | |
Platinum 1 | 701-800 artikel | |
Platinum 2 | 801-900 artikel | |
Platinum 3 | 901-1000 artikel | |
Platinum 4 | 1001-1100 artikel | |
Platinum 5 | 1101-1200 artikel | |
Diamond 1 | 1201-1350 artikel | |
Diamond 2 | 1351-1500 artikel | |
Diamond 3 | 1501-1650 artikel | |
Diamond 4 | 1651-1800 artikel | |
Diamond 5 | > 1800 |
Saya merupakan seorang mahasiswa di salah satu kampus di Bandung mengambil prodi Sejarah Peradaban Islam saya juga aktif menulis di Blogspot dan Kompasiana
Cianjur {[{followers}]} Followers
Tidur nyaman dengan nuansa unik di setiap kamarnya.
22 Okt 2021
Hotel bertaraf internasional dengan 12 lantai yang letaknya di atas Bukit Dago.
21 Okt 2021
Merasakan tenangnya danau yang dikelilingi tiga bukit indah di Pulau Dewata.
20 Okt 2021
Memiliki tema alam yang begitu kental.
18 Oktober 2021
Kedai ini menjual snack ala drama Korea yang terbuat dari seafood.
07 September 2021
Kolam pemandian yang dikelilingi tebing tinggi dengan nuansa alam hijau.
29 September 2021
Cafe ini memiliki konsep outdoor dengan suasana taman di bawah pohon jati.
08 September 2021
Lokasinya tersembunyi di belakang Proklamasi Mansion.
22 Oktober 2021
Mengunjungi mesjid akbar yang megah dan indah.
22 Oktober 2021
Pasar dengan sentuhan tradisional lengkap dengan dukungan suasana yang menggairahkan memori kemesraan tempo dulu.
22 Oktober 2021
Tempat nongkrong untuk yang sedang mencari tempat nyaman dengan harga yang tidak membuat dompet meringis.
22 Oktober 2021
Spot memandang bebas keindahan Danau Toba dari ketinggian.
22 Oktober 2021