Food & Travel 15 Juli 2021
Foto: brisik.id/Zahir
Berbicara mengenai beragam objek wisata di kota Surabaya, pasti Teman Brisik akan langsung terpikirkan tentang destinasi bertemakan sejarahi. Memang tidak mengherankan, Surabaya sendiri merupakan salah satu pilihan terbaik buat kamu yang ingin menikmati beragam wisata bernuansa tempo dulu.
Di kota yang memiliki julukan sebagai Kota Pahlawan ini memiliki beragam wisata sejarah mulai dari wisata museum hingga wisata kota tua dan perkampungan lawas yang memiliki beragam bangunan kuno nan klasik memanjakan mata.
Salah satu pilihan wisata kampung lawas di Surabaya yang patut untuk disambangi adalah kawasan Praban, lebih tepatnya di Kampung Praban Wetan. Penasaran? Yuk kita simak penjelasannya.
Foto: Brisik.id/Zahir
Dulunya Diyakini Sebagai Tempat Tinggal Para Prabu
Keberadaan Kampung Praban sendiri diyakini sudah ada sejak ratusan tahun silam, bahkan sebelum bangsa Eropa datang ke wilayah Surabaya. Wilayah kampung ini dulunya diyakini oleh sebagian besar sejarawan merupakan tempat tinggal para Prabu Keraton Surabaya. Hal ini cukup masuk akal karena pada zaman dahulu umumnya sebuah wilayah diberi nama dengan kegunaan atau tempat tinggal khusus pada masa lampau.
Foto: Brisik.id/Zahir
Selain itu ada pula kisah yang menceritakan kawasan Kampung Praban Wetan dulunya ditinggali oleh para pedagang Cina dan para kyai yang kaya raya. Pada masa kolonial Belanda, kawasan ini juga menjadi salah satu kawasan pemukiman masyarakat, diketahui dari banyaknya bangunan bergaya klasik di kawasan ini.
Foto: Brisik.id/Zahir
Terdapat Makam Kramat di Pinggir Jalan Raya
Selain terdapat bangunan tua bergaya klasik yang tersebar di beberapa perkampungan, ternyata di kawasan Praban Wetan juga terdapat salah satu makam yang dikeramatkan oleh masyarakat sekitar. Makam ini dikenal sebagai Makam Joko Jumput. Beliau merupakan salah satu tokoh kepahlawanan dalam cerita rakyat masyarakat Surabaya yang berperan penting dalam cikal bakal terbentuknya Surabaya pada masa lampau.
Foto: Brisik.id/Zahir
Uniknya makam Joko Jumput sendiri berada di pinggir jalan raya, dimana lokasinya terhimpit kawasan pertokoan dan berhadapan dengan sebuah sekolah. Untuk memasuki kawasan makam ini cukup susah karena harus menghubungi juru kunci makam terlebih dahulu. Selain itu, tak seperti makam Syekh Subakir yang populer, cukup disayangkan bahwa makam Joko Jumput kurang begitu dikenal oleh masyarakat bahkan cukup jarang dikunjungi oleh para peziarah.
Sebagai Salah Satu Heritage Track
Seperti halnya kawasan kampung-kampung lawas di kota Surabaya, kawasan Praban khususnya Praban Wetan juga masuk ke kawasan Heritage Track atau jelajah kampung tua yang ada di kota Surabaya. Nuansa perkampungan yang cukup sejuk dan dihiasi berbagai bangunan tua seperti sebuah langgar tua yang dikenal sebagai Langgar Syuhada juga menjadi daya tarik tersendiri. Langgar ini dikenal memiliki beberapa bekas tembakan peluru saat Pertempuran 10 November di Surabaya.
Foto: Brisik.id/Zahir
Banyak rumah-rumah penduduk di kawasan ini yang masih mempertahankan arsitektur khas bangunan akhir abad ke-19 hingga awal abad ke-20. Hal inilah yang membuat banyak komunitas penggiat sejarah seringkali melewati Kampung Praban dalam rute jelajah sejarah mereka.
Foto: Brisik.id/Zahir
Lokasi
Kampung Praban Wetan sendiri masuk ke kawasan Alun-Alun Contong, Kec. Bubutan. Untuk menuju ke lokasi cukup mengambil rute dari Jalan Pahlawan kemudian lurus saja kurang lebih 1 km menuju ke Jalan Baliwerti. Lalu setelah menelusuri Jalan Baliwerti belok saja ke arah kiri jalan, maka akan menemukan gang masuk menuju ke perkampungan Praban Wetan.
Bagi Teman Brisik yang memerlukan fasilitas penginapan, dapat menggunakan jasa dari Hotel 88 yang berada di Jl. Embong Malang No. 84, Genteng, Kec. Genteng. Untuk tarif menginap per malam mulai dari Rp220.000. Info lebih lanjut dapat menghubungi nomor 031-5487888.
Tags : brisik brisik.id sejarah surabaya kampung lawas praban wetan
Artikel ini ditulis oleh :
Ranking Level
Badge | Name | Keterangan |
---|---|---|
Bronze 1 | 1-14 artikel | |
Bronze 2 | 15-30 artikel | |
Bronze 3 | 31-45 artikel | |
Bronze 4 | 45-60 artikel | |
Bronze 5 | 61-75 artikel | |
Silver 1 | 76-125 artikel | |
Silver 2 | 126-175 artikel | |
Silver 3 | 176-225 artikel | |
Silver 4 | 226-275 artikel | |
Silver 5 | 276-325 artikel | |
Gold 1 | 326-400 artikel | |
Gold 2 | 401-475 artikel | |
Gold 3 | 476-550 artikel | |
Gold 4 | 551-625 artikel | |
Gold 5 | 626-700 artikel | |
Platinum 1 | 701-800 artikel | |
Platinum 2 | 801-900 artikel | |
Platinum 3 | 901-1000 artikel | |
Platinum 4 | 1001-1100 artikel | |
Platinum 5 | 1101-1200 artikel | |
Diamond 1 | 1201-1350 artikel | |
Diamond 2 | 1351-1500 artikel | |
Diamond 3 | 1501-1650 artikel | |
Diamond 4 | 1651-1800 artikel | |
Diamond 5 | > 1800 |
Surabaya {[{followers}]} Followers
Kafe yang memberikan suasana tropis dan sensasi musim panas.
16 Jul 2021
Sejarawan mengatakan bahwa kawasan ini dulunya merupakan tempat tinggal para Prabu Keraton Surabaya.
15 Jul 2021
Mengunjungi makam tokoh daerah dengan cerita yang tragis.
14 Jul 2021
Selain berinteraksi dengan kuda, terdapat pula Riding Class untuk semua usia
25 Februari 2021
Menikmati beragam makanan sambil mendengarkan lagu di Live musik.
18 April 2021
Gado-gado dengan harga kaki lima tetapi memiliki rasa bintang lima.
09 April 2021
Berkunjung ke taman bunga yang indah dengan pemandangan spektakuler.
16 Juli 2021
Legenda menyebutkan Roro Jonggrang mengajukan sebuah permintaan membangun 1.000 candi dalam semalam.
16 Juli 2021
Hadirkan fasilitas rumah makan apung yang menjadi favorit wisatawan.
16 Juli 2021