Sensasi Berjalan di Tengah Sungai Tanpa Jembatan by Mural Cilandak

Teman Brisik pernah merasakan berjalan di tengah sungai tanpa alas kaki, tanpa jembatan penghubung, bahkan gratis?. Hal tersebut bukan di dunia imajinasi ya Teman Brisik, semua nyata tapi semua hanya menggunakan efek 3D yang dituangkan dalam sebuah mural sungai panjang di jalan Cilandak Barat, Jakarta Selatan.

Mural sungai di Jalan Cilandak yang membentang 300 meter, mulai dari portal pintu masuk depan Masjid Hidayatullah hingga depan Museum Basoeki Abdullah. Mural sungai di jalan Cilandak dilakukan oleh Komunitas Perupa Jakarta yang bekerja sama dengan 16 pelukis. 

Awal pembuatan mural sungai di Jalan Cilandak, dengan tujuan sebagai edukasi warga mengenai Covid-19, sekaligus terselip himbauan penerapan protokol kesehatan dengan wajib menggunakan masker, mencuci tangan (3M) dan menjaga jarak di lingkungan Cilandak, yang akhirnya saat ini justru dijadikan salah satu destinasi wisata kekinian di Ibukota. Konsep out of the box memang paling diminati masyarakat urban saat ini. 

Foto : https://www.suara.com/

Proses pengecatan mural sungai di Jalan Cilandak, hanya membutuhkan waktu 3 hari pengerjaan dimulai sejak Minggu 23 Agustus sampai 26 Agustus 2020. Tema lingkungan terutama lingkungan sungai dipilih karena motif tidak rumit dan tidak memakan waktu lama. 

Dalam pengerjaan yang ideal dalam 1 pengerjaan mural membutuhkan waktu kurang lebih sepekan. Waktu pengerjaan mural ini dipersingkat, sehingga Jalan Cilandak Barat tidak lama waktu penutupannya agar tidak menghambat aktivitas warga setempat.

Pembuatan mural sungai sepanjang 300 meter menghabiskan dana sekitar 100 juta, biaya tersebut untuk cat, kuas dan pernis, sementara untuk peralatan semua sudah disediakan oleh pihak Museum Basoeki Abdullah.

Lokasi dan Penginapan

Mural sungai berlokasi di Jalan Keuangan Raya, Cilandak Barat, Cilandak, Jakarta Selatan yang mengangkat tema dari lingkungan dan alam yang terinspirasi pada lukisan Basoeki Abdullah yang dikenali sebagai pelukis naturalis dan realistis. Pengekspresian mural sungai juga di dukung kontur Jalan di Cilandak Barat yang menurun sehingga sangat realistis dengan filosofi mata air kehidupan.

Untuk penginapan karena ini inovasi spot Jalan umum di daerah kawasan penduduk yang di ubah dengan sentuhan mural dan menjadi salah satu destinasi menarik jadi tidak ada rekomendasi penginapan. Adapun penginapan di sekitar Museum Basoeki Abdullah di ujung Mural Sungai Jalan Cilandak, hotel dibanderol per malam mulai dari Rp. 150.000 - Rp. 2.000.000. Teman Brisik apabila ingin menginap bisa check in online di dekat Museum Basoeki Abdullah.

Foto : Instagram/jakarta_tourism

Sudah bisa dipastikan karena mural dibuat di Jalan Cilandak Barat sehingga lokasi ini buka setiap hari, untuk akses karena ini termasuk daerah padat penduduk jadi apabila berkunjung dengan kendaraan pribadi Teman Brisik juga harus berhati–hati. 

Namun sayang kalau sampai Jalan Cilandak Barat namun memilih menikmati dengan kendaraan pribadi, lebih baik berjalan kaki sembari menikmati sensasi menakjubkan ya Teman Brisik.

Mural sungai di Cilandak sendiri terdiri dari berbagai gambar yang sangat mirip dengan lingkungan sungai sebenarnya baik dari isi air yang berwarna biru langit begitu berjalan sangat menyegarkan mata, ditambahkan beberapa ikan sungai, tanaman hijau di sekitar sungai.

Jadi dijamin ketika berjalan imajinasi di tengah sungai juga berjalan. Selain itu mural sungai 3D juga menambahkan danau, persawahan, dan jalan setapak di dekat bangunan Museum Basoeki Abdullah

Nah ngomong–ngomong soal spot foto tentu saja mural sungai di Cilandak memang ditujukan untuk memperkenalkan daerah padat penduduk dengan lingkungan bersih, rapi, indah, dan nyaman. Paling utama mural sungai di Cilandak Barat sebagai hadiah kemerdekaan ke–75 untuk bangsa Indonesia meskipun pengerjaan dilakukan setelah tanggal 17 Agustus.

Selain untuk lebih memperkenalkan Museum Basoeki Abdullah di luar daerah, diharapkan Jalan Cilandak Barat juga turut serta menjadi terkenal dan kegiatan menyalurkan kreativitas sebagai edukasi di tengah pandemi semoga juga menginspirasi di daerah lain.

Jadi bagaimana Teman Brisik, sudah mendapatkan inspirasi untuk menyalurkan bakat dan minat kreativitas pemuda untuk lingkungan sekitar daerah kalian belum nih?