Jalan Mliwis, Jalanan Kecil Penuh Kisah Masa Lalu
Food & Travel 03 April 2021
Foto: Brisik.id/Zahir
Berkunjung ke kawasan kota tua selalu memiliki kesan dan kepuasan tersendiri bagi setiap penikmat wisata ini. Kawasan kota-kota tua yang umumnya berada di kota-kota besar atau dalam kasus lain di sebuah daerah yang pernah berperan menjadi objek vital di masa lalu, selalu memberikan nuansa klasik dan estetik bagi penikmatnya.
Indonesia memiliki banyak kota besar dengan kawasan kota tua yang umumnya merupakan bekas peninggalan kolonial Belanda. Salah satu kota yang terkenal dengan kawasan kota tuanya adalah Surabaya.
Salah satu sudut kota tua di Surabaya yang mungkin Teman Brisik harus kunjungi apabila sangat menggandrungi wisata kota tua adalah kawasan Jalan Mliwis. Belum pernah dengar? Tidak heran karena jalan ini bukan termasuk jalanan arteri di kota Surabaya. Namun jangan salah, jalan ini memiliki segudang peninggalan dan cerita tempo dulu yang sangat sayang untuk dilewatkan.
Foto: Brisik.id/Zahir
Ada Pabrik Sirop Peninggalan Belanda
Jalan Mliwis merupakan nama jalanan kecil yang lokasinya berada di belakang gedung-gedung kolonial besar di Jalan Rajawali. Jalanan ini tidak terlalu panjang karena hanya digunakan sebagai jalan tembusan bila ingin menuju ke Jalan Jembatan Merah.
Jalan ini pada zaman dahulu digunakan sebagai tempat industri berbasis kecil dan juga beberapa bangunan difungsikan sebagai gudang barang pada zaman kolonial. Beberapa bangunan tersebut masih berdiri hingga kini dengan tidak mengubah arsitektur aslinya.
Yang menarik, dulunya ketika pertempuran 10 November 1945 meletus di kota Surabaya tepatnya di kawasan Jembatan Merah, daerah Jalan Mliwis digunakan para pejuang revolusi untuk bertempur melawan tentara sekutu. Meskipun bekas peperangan kini sudah tidak terlihat namun menurut para ahli jalan ini digunakan para pejuang untuk bersembunyi ketika dikejar oleh para tentara sekutu.
Foto: Brisik.id/Zahir
Salah satu gedung tua yang menjadi ikon dari jalanan kecil ini adalah gedung pabrik Siropen Telasih. Dulunya pabrik kecil berskala rumahan ini memiliki nama "Pabrik Limoen J.C. van DRONGELEN & HELLFACH" yang didirikan oleh J.C Van Drongelen pada 1923. Pada saat pendudukan Jepang, pabrik ini diambilalih namun kemudian diambil lagi ke tangan sekutu sebelum akhirnya dimiliki oleh pemerintah Indonesia pada masa orde lama.
Pabrik ini juga menjadi saksi bisu pertempuran 10 November karena sempat digunakan oleh Tentara Pelajar untuk bersembunyi dari kejaran tentara sekutu dalam pertempuran tersebut. Hingga kini bangunan yang ditetapkan sebagai cagar budaya ini masih aktif memproduksi sirop yang lebih dikenal dengan Siropen Telasih.
Foto: Brisik.id/Zahir
Lokasi Jalan Mliwis masuk ke dalam kawasan kota tua kawasan Eropa, yakni di wilayah Kelurahan Krembangan Selatan, Kec. Krembangan. Untuk menuju ke lokasinya dapat mengambil rute dari Jalan Rajawali, kemudian lurus hingga menuju ke arah Gedung Bank BRI. Setelah itu berbelok kanan ke arah Jalan Branjangan, lalu berbelok ke arah kiri akan menemukan jalan kecil. Di sinilah letak Jalan Mliwis.
Akomodasi yang terdekat ada Hotel Arcadia di Jalan Rajawali No. 9-11, dengan tarif menginap mulai dari Rp246.000 per malam. Selain itu di sekitar area dekat Jalan Mliwis ini dapat ditemukan banyak warung makan pinggir jalan yang menjual aneka makanan.
Tags : sejarah surabaya pertempuran surabaya kota tua jalan mliwis
Artikel ini ditulis oleh : Zahir