Lifestyle 15 April 2021
Foto: Brisik.id/ Nur Ilmi Widya Ningsih
Wilayah Indonesia memang tak lepas dari perairan. Berbagai perairan membentang menjadi bagian dari negara tercinta ini. Tidak hanya samudra yang memisahkan tiap pulau di Indonesia, ada juga berbagai perairan lain yang berada di wilayah dataran seperti sungai, danau, kolam dan lain-lain. Tak mengherankan, jika masyarakat Indonesia pun akrab dengan air. Seperti sungai misalnya. Hampir seluruh daerah di Indonesia terutama di Sumatera memiliki sungai yang membentang. Sumatera Selatan memiliki sungai Musi, maupun Jambi yang memiliki sungai Batanghari.
Sungai pun menjadi bagian dari kehidupan masyarakatnya. Ada yang bepergian ke berbagai tempat melalui sungai yang kadang lebih dekat dibandingkan menggunakan kendaraan darat dan ada pula yang mencari nafkah di sungai. Untuk menyokong berbagai aktivitas di atas air tersebut, muncullah berbagai macam transportasi air seperti sampan, perahu, speedboat, kapal kayu hingga kapal pesiar. Tapi pernahkah Teman Brisik mendengar tentang perahu ketek? Eits, jangan salah kaprah dulu ya Teman Brisik. Ketek di sini bukan berarti ketiak loh ya.
Perahu ketek atau getek merupakan salah satu jenis perahu kayu yang digerakkan dengan menggunakan mesin. Mesin ini diisi bensin sebagai bahan bakarnya. Bentuknya mirip seperti sampan, berbentuk persegi panjang yang diujungnya mengerucut menjadi satu. Baik bagian belakang maupun bagian depannya meninggi dan jauh dari air sedangkan bagian tengahnya mendatar dan menempel pada air. Jika sampan biasanya lebih kecil dan muat satu orang atau dua orang saja, berbeda dengan perahu ketek ini. Perahu ini lebih panjang dan lebih lebar dibandingkan sampan. Sehingga muat menampung 6 hingga 8 orang.
Perahu ketek ini konon telah ada sejak berpuluh-puluh tahun yang lalu. Meski begitu, perahu ini masih bisa kita temukan hingga saat ini. Sebenarnya ada banyak wilayah Indonesia yang memiliki perahu yang serupa dengan perahu ketek ini. Namun memiliki penyebutan yang berbeda. Ada yang menyebut pompong, ada juga yang menyebutnya dengan perahu bermesin, perahu kayu dan lain-lain. Nah, kalau perahu ketek ini adalah sebutan yang disematkan oleh warga Kota Jambi dan juga warga Palembang untuk perahu kayu bermesin ini. Konon, nama ketek ini berasal dari bunyi tek... tek... tek... yang dihasilkan ketika perahu ketek ini dihidupkan.
Foto : Brisik.id/ Nur Ilmi Widya Ningsih
Di Kota Jambi sendiri, perahu ketek ini mudah sekali ditemukan di sekitaran Pasar Angso Duo dan Gentala Arasy. Memang, posisi kedua tempat ini berada di pinggiran sungai Batanghari yang membuat masyarakat yang ingin pergi ke kedua tempat ini dari Seberang Kota Jambi harus menyeberang menggunakan perahu ketek. Sebenarnya bisa menyeberang melalui jalur darat, tapi memutar jauh. Sehingga perahu ketek inilah yang dipilih kala masyarakat Sekoja. Tidak hanya dari Sekoja menuju Pasar Angso Duo dan Gentala Arasy saja, namun Teman Brisik juga bisa menyeberang ke arah sebaliknya. Banyak sekali para pemilik perahu yang menawarkan tumpangan kepada masyarakat yang ingin menyeberang ke Sekoja. Dengan biaya sekitar Rp6.000 rupiah saja, Teman Brisik sudah bisa melintasi sungai Batanghari menuju Sekoja dengan perahu ketek.
Foto : Brisik.id/ Nur Ilmi Widya Ningsih
Di beberapa tempat di sekitaran Provinsi Jambi lainnya, perahu ketek ini tidak hanya digunakan untuk mengangkut orang saja. Beberapa daerah bahkan menggunakan perahu ketek ini untuk mengangkut hasil panen seperti pinang, kelapa, beras dan lain sebagainya. Ada juga yang menggunakan perahu ketek ini untuk mengangkut kendaraan seperti motor atau sepeda.
Artikel ini ditulis oleh : Nur Ilmi Widya Ningsih
Kemenhub dan beberapa perusahaan batalkan kegiatan mudik gratis.
26 Maret 2020
Mata seakan diajak berdendang dengan kecantikan terumbu karang dan aneka macam ikan cantik saat snorkeling.
02 Juli 2020
Sungai air jernih ini konon berkhasiat untuk menyembuhkan penyakit berat seperti stroke dan lumpuh.
08 Juni 2020
Pasar takjil yang lengkap dan bisa lanjut beribadah sesudah berbuka.
07 Mei 2021
Mencicipi mie tradisional dengan resep turun temurun di Cirebon.
07 Mei 2021
Serasa seperti orang bangsa Mongol atau Indian.
07 Mei 2021
Ngopi sambil di temanin iringan lagu dari para bang-band ini bisa banget di Kedai ini.
07 Mei 2021
Di sini merupakan tempat bersejarah dengan bangunan tua sebagai latarnya.
07 Mei 2021