Citarasa Nostalgia Toko Oen Semarang yang Legendaris

Bukan menjadi rahasia lagi bahwa Kota Semarang memiliki keanekaragaman budaya tinggi. Kondisi ini mempengaruhi cita rasa kuliner yang ada. Menyinggung soal wisata kuliner dan jejak budaya, maka Toko Oen adalah salah satu restaurant yang memiliki rekam sejarah panjang di Semarang.

Pada awalnya, Ny. Liem Gien Nio membuka sebuah toko kue kering di Yogyakarta sekitar tahun 1910. Toko itu diberi nama Toko Oen yang diambil dari nama sang suami, yaitu Oen Tjoen Hok. Toko kue kering tersebut kemudian berkembang menjadi sebuah restaurant dengan membuka cabang di berbagai kota besar seperti Jakarta dan Malang. Baru di tahun 1935, Toko Oen membuka cabang di Kota Semarang dengan menempati sebuah gedung di Jalan Pemuda Semarang. Hingga saat ini, hanya Toko Oen cabang Semarang lah yang masih berdiri dan memegang resep asli buatan Ny. Liem Gien Nio atau Oma Oen.

Bagi pengunjung yang ingin menikmati nuansa kolonial tempo doeloe, maka Toko Oen ini menjadi restaurant yang sangat cocok untuk dikunjungi. Hal ini dikarenakan interior Toko Oen yang tetap mempertahankan nuansa klasik kolonial yang kental. 

Foto: instagram/@tokooen

Toko Oen yang kini telah berusia 85 tahun ini menyediakan berbagai macam sajian gaya kolonial yang akan membawa pengunjung merasakan sensasi bernostalgia. Sebuah pengalaman berharga menikmati berbagai macam sajian khas yang memadukan citarasa Indonesia, China, dan Belanda dalam berbagai jenis olahan.

Mengunjungi Toko Oen, wajib mencoba salah satu signature dish dari restaurant ini, yaitu kue gandjel rel khas Semarang. Kue gandjel rel merupakan salah satu sajian Belanda (Dutch`s Ontbijtkoek) yang kini menjadi oleh – oleh khas Semarang. Di Jakarta kue ini dikenal sebagai kue gambang, namun di Semarang disebut sebagai kue gandjel rel karena bentuknya yang menyerupai ganjalan rel kereta api.

Kue gadjel rel racikan Toko Oen sangat istimewa. Masih menggunakan resep asli Oma Oen yang telah diwariskan secara turun – temurun selama 85 tahun. Untuk sajian gandjel rel khas Semarang hanya perlu merogoh kocek Rp10.000 per porsi dan sekitar Rp60.000-an untuk sekotak kue gandjel rel yang dapat dijadikan sebagai buah tangan.

Foto: instagram/@tokooen

Selain kue gandjel rel, Toko Oen juga menyajikan loempia yang menjadi ciri khas Kota Semarang. Sama halnya dengan kue gandjel rel, loempia Toko Oen masih mempertahankan citarasa otentik menggunakan resep asli Oma Oen sejak 1936.

Pelanggan akan merasakan cita rasa asli loempia khas Semarang. Meskipun menggunakan resep 'kuno' selama lebih dari 80 tahun, tak perlu khawatir lantaran harga loempia ini hanya Rp15.000 saja untuk tiap porsinya.

Foto: instagram/@tokooen

Toko Oen Semarang juga terkenal dengan sajian ice cream jadul yang telah bertahan sejak pertama kali restaurant dibuka. Salah satu varian ice cream yang menjadi favorit adalah tutti frutti.

Ice cream tutti frutti ini merupakan salah satu ice cream jadul dengan rasa coklat dan topping aneka buah keringnya. Tak heran jika ice cream ini menjadi salah satu menu andalan Toko Oen Semarang.

Foto: instagram/@tokooen

Tak usah khawatir, letak restaurant klasik ini sangat strategis untuk dijangkau. Bertempat di Jalan Pemuda Semarang No. 52 atau jika dari Tugu Muda sejauh 1,9 km dengan mengambil rute ke Jl. Imam Bonjol.

Harga dari aneka sajian klasik Toko Oen mulai dari puluhan ribu sampai ratusan ribu untuk menu steik dan olahan daging lainnya. Harga tersebut tergolong murah untuk sajian spesial yang tetap mempertahankan cita rasa otentik selama 85 tahun.