Langen Mandra Wanara, Seni Pertunjukan Lawas Yogyakarta

Budaya & Gaya Hidup 30 Desember 2021

Foto: www.kratonjogja.id/kagungan-dalem/27/langen-mandra-wanara

Jika kita bicara mengenai kesenian seolah tidak ada habisnya di negeri ini. Tidak terhitung lagi berapa banyak kesenian yang ada dari Sabang sampai Merauke. Ada salah satu kesenian yang berasal dari Yogyakarta yang mungkin teman-teman belum ketahui atau terdengar asing. Kesenian itu ialah Langen Mandra Wanara, sebuah seni tari klasik tradisional Yogyakarta. Menurut pihak Kraton Jogja, seni tari ini diciptakan oleh KPH Yudonegoro III, menantu dari Sri Sultan Hamengku Buwono VIII, sekitar tahun 1890.

Drama Tari ini mengambil cerita dari cerita wayang kuno Ramayana dan berkembang di sekitar daerah Kepatihan. Langen Mandra Wanara memiliki beragam jenis gerak tari yang dibawakan dengan cara posisi joged jengkeng, dalam kata lain yaitu dengan berjongkok dengan mengutamakan lutut sebagai penyangga dalam sebuah gerak gerik tarian. Gerakan atau teknik ini sengaja diciptakan bertujuan agar tidak menyamai dengan drama tari Wayang Wong Keraton Yogyakarta yang tariannya dibawakan sambil berdiri. Hal ini juga sedikit berbeda dengan Langendriya yang walaupun sama-sama menggunakan teknik yang sama yaitu joged jengkeng, lutut dari penari Langen Mandra Wanara berada dalam posisi lutut menyentuh lantai.

Seni dan Istana


Foto: www.kratonjogja.id

Langen Mandra Wanara memiliki daya tarik yang muncul dengan perpaduan nilai keagungan istana dengan kerakyatan. Energi kerakyatan dalam Langen Mandra Wanara ditunjukkan secara epik dan kental sampai kadang terlihat sedikit keras. Penyajian yang dinamis diungkapkan dalam dialog yang halus dan memiliki nilai sastra yang sangat dalam, namun juga tak jarang menampung unsur urakan yang ditunjukkan saat bersorak berupa kata-kata spontanitas untuk menyela maupun improvisasi dalam dialog tembang.

Tata busana dari penari Langen Mandra Wanara itu sendiri merujuk pada tata busana dari penari Wayang Wong. Penari putra mengenakan ikat kepala tepen, kalung, kelat bahu, kaweng, kamus timang, sampur, jarik, keris dan celana panji. Sedangkan para penari putri mengenakan kain semekan, slepe, sampur, gelung kondhe, ceplok jebehan, sangsanan dan sengkang. Tak hanya soal busana, penggunaan tata rias Langen Mandra Wanara juga merujuk pada penataan rias Wayang Wong.

Perkembangan Langen Mandra Wanara

Foto: flickr.com/ydh

Pertunjukan Langen Mandra Wanara pada awalnya dilakukan di halaman Dalem Yudanegaran, di kediaman KPH Yudonegoro III. Akan tetapi, KPH Yudonegoro III dilantik menjadi Patih Dalem dengan gelar KPAA Danurejo VII dan sejak saat itulah seluruh aktivitas pagelaran Langen Mandra Wanara berpindah lokasi yang pada awalnya di halaman Dalem Yudanegaran berpindah ke Kepatihan Danurejan. Dengan adanya pagelaran seni tari Langen Mandra Wanara, antusias dari masyarakat terhadap seni pertunjukan cukup meningkat dan mendapat perhatian yang luar biasa sampai pada akhirnya ada beberapa dari kelompok masyarakat yang ikut turut berjasa dalam perkembangan Langen Mandra Wanara.

Foto: flickr.com/ydh

Kepopuleran seni tari Langen Mandra Wanara bertahan cukup lama, sampai pada akhirnya di tahun 1930, perkembangan seni tari tersebut mulai meredup yang disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah meningkatnya seni Wayang Wong yang pada saat itu sedang digalakkan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono VII. Pada saat itu juga, perekonomian di daerah Yogyakarta mengalami penurunan yang berimbas pada minat masyarakat terhadap seni khususnya seni tari.

Nasib kesenian ini pada masa sekarang sepenuhnya berada di kelompok-kelompok kesenian yang ada dalam masyarakat. Meski begitu, hal itu tidak mengubah inti cerita maupun dialog dari Langen Mandra Wanara, hanya saja berubah menjadi lebih singkat dan ringkas.

Langen Mandra Wanara menjadi jembatan antara corak seni istana yang dipenuhi oleh pengendalian adiluhung dengan seni kerakyatan yang cukup sederhana namun lugas penuh semangat.

Tags : brisik.id budaya kraton jogja hiburan seni lawas seru menarik brisik ramayana kera sejarah tarian

Artikel ini ditulis oleh :

Wisnu
  

Ranking Level

BadgeNameKeterangan
Bronze 11-14 artikel
Bronze 215-30 artikel
Bronze 331-45 artikel
Bronze 445-60 artikel
Bronze 561-75 artikel
Silver 176-125 artikel
Silver 2126-175 artikel
Silver 3176-225 artikel
Silver 4226-275 artikel
Silver 5276-325 artikel
Gold 1326-400 artikel
Gold 2401-475 artikel
Gold 3476-550 artikel
Gold 4551-625 artikel
Gold 5626-700 artikel
Platinum 1701-800 artikel
Platinum 2801-900 artikel
Platinum 3901-1000 artikel
Platinum 41001-1100 artikel
Platinum 51101-1200 artikel
Diamond 11201-1350 artikel
Diamond 21351-1500 artikel
Diamond 31501-1650 artikel
Diamond 41651-1800 artikel
Diamond 5> 1800

Pelancong

Yogyakarta {[{followers}]} Followers



Berita Terkait

Travel

Bugis Waterpark, Taman Rekreasi Air Bernuansa Lokal

Nuansa budaya Bugis terasa kental meski dibalut kesan modern.

19 Jan 2022

Kuliner

Kyokai, Tempat Makan Sepuasnya dengan Harga Paling Murah

Semua menunya memiliki harga terjangkau dan bikin kantong aman.

19 Jan 2022

Kuliner

Sawah dan Gunung di Hadapan Black Jack Slowbar Malang

Cafe full outdoor ini berdiri di antara hijaunya lahan persawahan.

19 Jan 2022

Kamu Mungkin Tertarik

Kuliner

Nongkrong Asyik Dengan Vibes Alam di Sa'Djati Cafe & Coffee

Menikmati kuliner dengan suasana sejuk.

02 Desember 2021

Travel

Pantai Tapak Antu Tak Seseram Namanya

Keindahan batu granit besar di sekitar pantai.

19 November 2021

Kuliner

Domestico.id, Sensasi Outdoornya Bikin Puas!

Cafe terbuka yang menawarkan pemandangan pinggir danau.

09 Agustus 2021

Kuliner

Tempe Kripik, Oleh-oleh Ikonik Kabupaten Trenggalek

Buah tangan wajib saat menyambangi Kabupaten Trenggalek.

20 Mei 2021

Travel

Polim Residence, Tempat Turis Jepang Menginap di Jakarta

Fasilitas-fasilitas yang diberikan membantu wisatawan Jepang untuk beradaptasi dengan kondisi Indonesia.

05 Februari 2021

Terbaru

more

Kuliner

Waroenk Kebon, Tempat Makan Ayu di Tepi Sungai Serayu

A'la pedesaan dengan suasana tempat makan yang adem.

19 Januari 2022

Travel

Bugis Waterpark, Taman Rekreasi Air Bernuansa Lokal

Nuansa budaya Bugis terasa kental meski dibalut kesan modern.

19 Januari 2022

Kuliner

Kyokai, Tempat Makan Sepuasnya dengan Harga Paling Murah

Semua menunya memiliki harga terjangkau dan bikin kantong aman.

19 Januari 2022

Travel

Berinteraksi Dengan Monyet Ekor Panjang di Karang Gantungan

Konon katanya, monyet-monyet di sini selalu berjumlah 40 ekor.

19 Januari 2022

Travel

Warna-Warni Keceriaan Kolam Renang Anak di Waterboom Sambi Pondok

Wisata air dengan keindahan payung warna-warni.

19 Januari 2022

Berita Video

more