Kereta Hias dan Mitos Wisata Alun-Alun Kidul Yogyakarta

Alun-Alun Kidul – Bagi siapapun yang melancong ke Yogyakarta, salah satu wisata yang paling wajib dikunjungi dan akan dibawa kenangan ketika berlibur ke Jogja adalah Alun-AlunKidul, wisata yang sudah sangat terkenal sekali mulai dari masyarakat lokal hingga mancanegara. Hampir sebagian orang mengaku bahwa setiap berkunjung ke Alun-alun Kidul setelah pulang ke rumah seperti ada magnet entah datang dari mana yang menarik untuk kembali lagi.

Destinasi ini selalu ramai menjelang maghrib hingga malam hari, bahkan bagi sebagian orang yang merasa sangat tertarik sekali akan bertahan hingga dini har. Entah ada energi darimana yang menahan untuk tidak pulang dahulu.

Banyak sekali pemandangandan hal-hal yang bisa dinikmati di Alun-Alun Kidul ini, seperti Kereta Hias. Malam hari pengunjung akan memadati Alun-Alun Kidul untuk naik Kereta Hias. Malam identik dengan penerangan yang minim, tapi keberadaan Kereta Hias mampu memberikan cahaya gemerlap yang begitu indah.

Foto: Brisik.id/Dyega de Mitras

Diketahui, Kereta Hias muncul sejak tahun 2013. Berawal dari kusir andong yang beralih profesi menjadi tukang becak, mereka menemukan ide ingin menciptakan wahana yang bisa dinikmati lebih banyak kalangan. Hingga terciptalah Kereta Hias, dimana satu Kereta Hias bisa menampung kapasitas 4– 6 orang. Banyak bentuk dan ragam, Kereta Hias memiliki wujud seperti mobil baru, mobil klasik, bahkan mobil-mobil zaman dahulu yang sangat unik. Setiap sisi dan sekeliling Kereta Hias dipasangi lampu warna-warni yang menambah cantik tampilannya.

Tidak ada harga tiket masuk Alun-Alun Kidul. Hanya perlu membayar parkir sebesar Rp3.000 saja. Banyak fasilitas yang bisa dinikmati seperti toilet, musholla/masjid, aneka homestay dengan jarak sangat dekat dan jumlahnya banyak, hingga wisata kuliner malam.

Berbagai macam makanan dan jajanan dengan harga miring sangat mudah djumpai, seperti es krim, cilok, telor gulung, bakso bakar, baksotusuk, nasi, pecel, mie ayam, soto ayam dan masih banyak lagi. Harganya sekitar Rp3.000 sampai Rp7.000 untuk jajanan-jajanan kecil, dan Rp8.000 sampai Rp15.000 untuk makanan berat. Harga yang sangat murah tentunya, membuat pengunjung tidak akan pernah merasa bosan meski berulang-ulang berkunjung ke sana.

Foto: Brisik.id/Dyega de Mitras

Ada sebuah mitos yang dipercayai oleh beberapa orang, yakni tentang keberadaan 2 pohon beringin berukuran sangat besar berdiri di tengah-tengah Alun-Alun. Mitos tersebut berbunyi bahwa bagi siapa saja yang berjalan kaki diantara dua pohon tersebut dan berhasil melewat nya dari jarak jauh menggunakan penutup mata, maka hajat, keinginan, atau doa akan terkabulkan. Wallahuallam

Awalnya itu adalah tradisi yang digelar saat Topo Bisu setiap malam satu suro. Tradisi ini dilakukan oleh para prajurit serta abdidalem Keraton dengan mengelilingi benteng tanpa mengucap satu kata pun. Dahulu tradisi ini dilakukan dengan cara berjalan mulai dari halaman Keraton menuju Alun-Alun dengan melewati kedua pohon beringin besar tersebut. Maksud dari tradisi ini adalah meminta berkah dan meminta perlindungan dari serangan musuh. Tradisi ini populer dengan nama Masangin. Pada akhirnya beberapa orang percaya akan kebenaran mitos tersebut.